Kirana Larasati adalah istri sah dari David Sanjaya, pengusaha muda yang sedang naik daun. mereka sudah menikah selama lima tahun dan dikaruniai anak laki-laki laki bernama Luis Sanjaya. awal- awal pernikahan mereka selalu dipenuhi dengan kehangatan. tapi entah kenapa setelah Luis lahir, semuanya berubah. david selalu pulang malam dari perusahaannya dengan alasan sibuk, dan sikapnya yang dulu hangat menjadi sangat berubah. sampai suatu hari Kirana menemukan noda lipstik di baju kemeja milik David. dan sampai pada akhirnya sang suami mengakui bahwa dia berselingkuh dengan sekretarisnya. dan David lebih mengutamakan sekretarisnya tersebut ketimbang istri sahnya. bagaimanakah kelanjutan kisah rumah tangga mereka? apakah Kirana bisa bertahan dengan David? selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20. AGUNG BASKARA DAN RESMI BERCERAI
POV AGUNG
Aku kaget sewaktu melihat seseorang yang sangat mirip dengan teman masa kecilku dan cinta pertamaku itu, apalagi namanya juga sama.
Aku pun yang saat itu sedang berdinas mendapatkan tugas untuk mengecek keadaan Luis, anak Kirana.
Aku pun sangat senang dan pagi itu aku mengadakan kunjungan pasien, aku melakukan kunjungan pertama di kamarnya Luis, di situ aku melihat anak itu sangat tampan dan juga lucu, dan wajahnya sangat mirip dengan Kirana waktu kecil.
Aku yakin sekali kalau Kirana yang ada di hadapanku sekarang adalah kirana Larasati teman masa kecilku itu.
Jadi ketika kunjunganku sudah selesai semua, aku pun kembali mengunjungi Luis, untuk memastikannya secara langsung, apakah benar dia adalah Kirana, cinta pertamaku?
Dan siang itu pun aku kembali mengunjunginya, dan ternyata benar dia adalah Kirana, dan di saat itu pun aku tau kalau rumah tangga Kirana berada di ambang perceraian.
Aku merasa kasihan ketika melihat suaminya itu sama sekali tidak perduli dengan Luis yang notabene adalah anak kandungnya sendiri.
Bahkan saat itu dia datang bersama selingkuhannya ke rumah sakit untuk melihat anaknya, dan bahkan di depanku dia berani menampar istrinya itu.
Sungguh sangat jahat pria itu, saat itu aku ingin memberikan pelajaran kepada laki-laki jahat itu. Tapi, aku berpikir lagi bahwa aku hanya orang luar dan tidak pantas untuk ikut campur rumah tangga mereka.
Sampai pada akhirnya aku menawarkan pekerjaan kepada Kirana, karena aku kasihan padanya dan juga menyayangkan jika wanita sepintar dirinya hanya duduk di rumah saja.
Dan akhirnya Kirana pun menerima tawaranku itu, karena memang dia membutuhkan pekerjaan.
Dan juga aku memperkenalkan seorang pengacara kepadanya, untuk membantunya mengurusi perceraian mereka, dan juga membantunya selama persidangan.
Aku pun memutuskan setelah sidang proses perceraian selesai, dan juga masa iddahnya berakhir, aku akan melamar Kirana.
Karena memang dari dulu hingga saat ini hanya Kirana yang ada di hatiku, walaupun aku pernah mencoba menjalin hubungan dengan seseorang tapi hanya sebentar, karena memang aku belum bisa melepaskan bayang-bayang Kirana, dan juga aku menyayangi Luis seperti anakku sendiri.
End Pov
***
Hari rabu ini aku diperbolehkan kembali pulang ke rumah, karena aku sudah dinyatakan sehat oleh dokter. Tapi aku tetap harus beristirahat dulu, tidak boleh beraktifitas yang berat-berat.
“Akhirnya mama diperbolehkan pulang juga, aku rindu dengan mama. Aku janji akan selalu menjaga mama dengan baik.”
Ucapan dari bibirnya yang mungil itu membuatku terharu.
“Makasih anakku sayang.”
Balasku sambil mencium pipinya.
Mas Agung pun datang untuk mengantarkan aku pulang kembali ke rumahku.
“Maafkan aku ya, mas. Aku jadi merepotkanmu.” Ucapku kepadanya.
“Aku sama sekali gak merasa direpotkan kok.” Jawab mas Agung.
Hari ini Ayah dan Luis yang datang menjemputku, sedangkan Ibu dan Laras menungguku di rumah.
Karena katanya mereka sedang menyiapkan acara syukuran kecil-kecilan untuk menyambut kesembuhanku dan sekalian dengan kesembuhan Luis.
***
Sesampainya kami di rumah ternyata sudah ada mas Faisal, pak Damar dan juga sekretarisku, Novi.
Ibu dan Laras menyambutku dengan penuh kasih sayang.
“Ibu, pake repot-repot segala buat acara begini.” ucapku
“Gak repot kok, nak. Ini sebagai ucapan syukur dan terimakasih kepada Allah karena kamu dan Luis masih diberikan kesehatan dan umur yang panjang sampai saat ini.” Jawab ibuku dengan lembut.
Aku pun segera duduk di sofa berkumpul dengan teman-temanku dan juga tetangga-tetangga dekat.
“Pak Damar, pak Faisal, Novi, terimakasih ya sudah mau datang ke sini.”
Ucapku dengan tulus kepada mereka bertiga.
“Sama-sama ibu Kirana. Kamu nanti hari senin dulu baru masuk ke kantor ya. Jangan dipaksain dulu untuk pergi kerja, untuk berkas-berkas yang harus ditandatangani, hari sabtu nanti akan Novi antarkan ke sini.” Jelas pak Damar.
“Siap pak, sebelumnya terimakasih banyak.”
Ibuku pun mempersilakan kami untuk menikmati hidangan sederhana yang telah disiapkan oleh beliau dan juga Laras.
Mas Faisal dan mas Agung mengobrol-ngobrol dengan kami sampai malam sedangkan pak Damar dan juga novi sudah pulang terlebih dulu.
***
Akhirnya tiba juga hari dimana kami akan mengikuti sidang perceraian yang kedua.
Aku ditemani oleh kedua Orang tuaku, Laras, Luis, pak Faisal dan juga mas Agung.
Aku dan mas David pun segera duduk bersebelahan di kursi yang sudah disiapkan selama di persidangan.
Kami ditanya kembali apakah masih ada keinginan untuk rujuk kembali.
Mas David sempat menatapku dengan tatapan yang aku rasa sangat lain dari sebelumnya.
Tapi, aku perempuan yang punya harga diri. Dia sudah berselingkuh dan menalakku dengan seenaknya, Aku tidak akan pernah memaafkan ataupun kembali kepada pria yang ada di sampingku ini.
“Kata-kata talak sudah dikeluarkan dari mulut pria ini, pak hakim yang terhormat. Jadi, saya sudah tidak ada keinginan lagi untuk rujuk dengannya.” Jawabku dengan tegas.
Dan akhirnya keputusan keluar dari mulut pak hakim, “jadi mulai hari ini pak David Sanjaya dan ibu Kirana Larasati resmi bercerai dan hak asuh anak akan jatuh ketangan ibu Kirana Larasati. Keputusan yang dibuat tidak akan bisa diganggu gugat kembali.”
Sambil mengetuk palu tiga kali.
“Alhamdullilah” aku pun mengucap syukur kepada Tuhan, akhirnya Luis akan selamanya bersamaku.
Aku pun langsung memeluk dan mencium anakku dengan penuh kebahagiaan, tanpa disadari ada tiga pasang mata yang menatapku dengan penuh amarah dan juga kebencian.
“Jangan senang dulu Kirana, aku pastikan kamu tidak akan pernah hidup bahagia.”
Ucap pelakor kecil itu kepadaku.
“Mau bahagia atau tidaknya bukan kamu yang menentukan, jadi urusi saja suami dari hasil mengambil milik orang lain.”
Ucapku dengan tegas padanya.
Kami semua pun segera pergi dari tempat sidang, meninggalkan manusia-manusia pengkhianat itu.
***
POV TINA
AKHHH...
Aku melempar semua barang-barang yang ada di apartemenku.
Aku ijin dengan mas David untuk ke apartemen mengambil barang-barangku, walau sebenarnya aku ke sini untuk melampiaskan rasa amarahku itu.
“Aku benci wanita itu, aku benciiii....!! dari dulu hingga sekarang aku tidak pernah bisa mengalahkannya, walaupun sudah aku coba berbagai cara tetap saja tidak berhasil.”
Teriak Tina dengan penuh emosi sambil melempar semua barang-barang yang ada di apartemennya itu.
“Kamu tunggu saja, Kirana. Ini belum selesai, aku akan menghancurkanmu sampai kamu tidak akan pernah bisa merasakan lagi apa itu bahagia...!!”
Ucapnya dengan penuh amarah.
Tidak lama bel apartemenku pun berbunyi, aku pun segera membukanya, karena aku tau siapa yang datang.
“Tina, apa yang kamu lakukan? Kenapa bisa berantakan seperti ini?” Ucap Haris
Pasti kalian bertanya-tanya siapa itu Haris...?
Baca terus kelanjutan novel ini, aku akan menjelaskan di bab berikutnya.
***BERSAMBUNG***
Jangan lupa untuk memberikan like dan komentar.
gitu donk jangan mau d tindas