NovelToon NovelToon
Detektif Kerajaan

Detektif Kerajaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi / Putri asli/palsu / Cinta Seiring Waktu / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / TimeTravel
Popularitas:79
Nilai: 5
Nama Author: Staywithme00

"Kau berasal dari masa depan kan?" Ucapan Nares membuat Yarana diam. Bagaimana bisa Nares mengetahui hal itu?-Yarana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Staywithme00, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Pov Fara

“Detektif Fara, selamat.”

“Kau telah melakukan satu kebaikan, tersisa 9 kebaikan lagi maka kau akan kembali ke dunia asalmu.” Seorang perempuan bicara padaku. Dari penglihatanku, ia adalah seorang perempuan yang memakai gaun serba putih, motif pada bajunya berhias emas.

“Tunggu.” Ujarku menyela ucapannya.

“Apa yang akan terjadi pada Yarana, bila aku kembali kedunia asalku?” Aku mengajukan pertanyaan yang selama ini mengganjal hatiku. Aku tak akan bisa membayangkan, kalau Yarana harus menghabiskan waktunya menghadapi orang-orang yang ada di istana. Terlebih lagi, putri Yarana yang asli adalah putri yang lemah lembut, ia tak akan bisa membela diri.

“Kau yang akan menentukannya.” Perempuan bergaun putih seketika menghilang dari pandanganku.

“Hah..” Aku terbangun dengan nafas yang tercekat. Seakan-akan selama tidur, tak menghirup nafas sama sekali. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan. Saat menatap ke jendela, suasana malam hari masih berlangsung rupanya. Dengan langkah yang tidak semangat, aku beranjak keluar ruangan.

Mungkin lebih baik, aku melihat pemandangan malam hari, daripada terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi.

Aku memilih duduk di bebatuan besar di samping kastil. Meski tidak ada bulan, bintang-bintang bersinar dengan begitu gemerlap. Udara alam sekitar terasa sangat sejuk. Aku memejamkan mata, menikmati angin yang ada sembari duduk diatas bebatuan besar dan luas.

“Sedang apa kau duduk dibebatuan pada malam hari begini?” Nares tiba-tiba saja datang entah darimana. Setiap kali bertemu denganku, selalu saja mencurigai apa yang aku lakukan. Karena diriku masih kesal dengannya, aku memilih untuk tidak menjawab.

“Apa kau kesal karena aku sering melarangmu ikut campur dalam urusan kerajaan?” Dia bertanya lagi padaku dengan nada suara yang biasa saja. Namun aku enggan menjawabnya. Biarlah dia mengoceh sendiri kali ini, aku sama sekali tidak peduli. Aku terus saja memandangi bintang yang ada dilangit. Nares diam sejenak beberapa menit, lalu mengambil langkah duduk di bebatuan yang sama. Mungkin jarak kami saat itu, sekitar 10 cm. Nares duduk di ujung kanan, sementara aku duduk di ujung sisi kiri.

“Aku melarangmu agar kau tidak terikat dengan urusan politik yang ada.” Nares mengatakannya sambil melihat kearah langit juga.

“Kau mungkin berani, tapi putri Yarana yang asli tidak. Putri Yarana yang asli sama sekali tidak bisa membela dirinya sendiri.” Tanpa Nares jelaskan, aku juga tahu mengenai hal tersebut.

“Kalau nanti kau sudah selesai menyelesaikan misimu, dan pergi kedunia asalmu, Yarana lah yang akan menanggung semua.” Nares terus saja berbicara sendiri, ya tetap saja aku mendengarkan. Hanya saja aku enggan menjawab satupun yang ia katakan.

“Masalah yang terjadi di istana ibarat sebuah pohon. Kau tak bisa menyingkirkan pohon hanya dengan menebang pohonnya. Akarnya masih akan tetap bersisa.” Lanjut Nares lagi, ini pertama kalinya aku mendengarnya berbicara panjang dan lebar.

“Kalau begitu, aku akan memotong sampai ke akarnya. Akan kupastikan, akar-akar pohon tersebut tak lagi tumbuh.” Aku berujar sambil menatap ke arahnya. Dari pengamatanku, sepertinya Nares terkejut dengan jawabanku. Tapi aku tak peduli. Sudah terlalu banyak kata-kata ketus darinya. Aku tak mau mendengarnya lagi. Setelah mengatakan yang ingin kusampaikan, aku berlalu meninggalkan Nares yang masih diam membeku menatap langit dengan sebuah gulungan yang ada di tangannya. Aku melanjutkan istirahatku. Sebab aku akan pergi bersama Vello ke tempat pembuatan sapu tangan.

*******

Pagi hari telah tiba. Ini adalah saat yang aku tunggu-tunggu. Dengan sigap, aku bersiap mandi. Bergegas memakai sebuah gaun.

Krieettt… suara pintu ruanganku terbuka. Dan yah, Vello juga telah siap.

“Ayo berangkat.” Ajakku pada Vello. Kepergian kami, ke toko pembuatan sapu tangan diikuti oleh dua orang pengawal. Mereka ditugaskan mengawasi kami sebab Nares sedang pergi kesuatu tempat. Oh ya, aku juga tidak lupa membawa sapu tangan yang menjadi barang bukti pembunuhan kemarin. Kusimpan dengan rapi disaku gaunku. Aku sengaja memakai gaun yang memiliki kantong kecil, agar bisa menyelipkan sapu tangan. Sesekali, ketika berada dikamar, aku memandangi bentuk dan rupa sapu tangan tersebut. Tujuannya agar ketika sampai disana, aku tak harus mengeluarkannya dari saku. Karena tidak mungkin aku menunjukkan barang bukti yang terdapat noda darah. Tentu akan sangat memancing perhatian pemilik toko. Kami berjalan sekitar 15 menit untuk sampai ditoko, sejujurnya mereka telah menyarankanku memakai kereta kuda. Tapi aku tak mau, setidaknya berjalan kaki selama 15 menit akan jadi pengganti olahragaku. Karena selama diistana, kerjaku hanya makan dan tidur persis seperti snow white.

“Putri kita telah sampai.” Vello menunjuk sebuah toko yang ada dihadapan kami. Toko ini sederhana sekali, seluruh bagian depan bangunan terbuat dari kaca. Dan bagian belakang dan sampingnya terbuat dari batu bata merah.

“Selamat pagi.” Aku menyapa pemilik toko yang sedang menjahit sapu tangan.

“Selamat pagi juga untukmu.” Pemilik toko menjawab dengan nada yang ramah sekali. Pengrajin tersebut, memiliki postur tubuh tinggi, namun badannya kurus dan kering. Tak lupa juga memakai sebuah kacamata berkilau yang memiliki gantungan berwarna keemasan. 

“Apa yang sedang kau cari putri?” Pemilik toko mengajukan pertanyaan padaku.

“Aku sedang mencari sapu tangan yang bagus .” Ujarku sambil menengok ke arah rak-rak yang terisi berbagai macam rupa.

“Benarkah? Kalau begitu ini adalah pilihan yang tepat.” Pengrajin sapu tangan menunjukkan beberapa pilihan padaku. Tapi tak ada yang sesuai dengan barang bukti yang aku bawa. 

“Eh, aku ingin sapu tangan yang pernah dipesan oleh bangsawan Bellvana disini.” Yah, aku rasa ini adalah alasan yang tepat. Pengrajin ini pasti menyimpan berbagai model sapu tangan yang ada.

“Begitu ya, sebentar akan aku cek.” Pengrajin masuk kedalam ruangannya. Vello dan aku menunggu sambil melihat barang-barang yang dijual oleh pengrajin.

“Ini dia berbagai macam motif yang pernah dipesan kerajaan Bellvana.” Pengrajin datang sambil memegang beberapa macam sapu tangan. Dengan cepat mataku melihat satu persatu kearah sapu tangan.

“Ketemu…” Gumamku dalam hati, ketika melihat salah satu sapu tangan yang cocok sekali dengan yang sedang aku kantongi. Sekarang, aku akan mengulik pemilik sapu tangan bernoda darah.

“Aaah ini dia.. model sapu tangan yang aku idam-idamkan.” Aku dengan suara yang bersemangat ,membuat sedikit drama agar tak dicurigai.

“Wah, selera anda bagus sekali. Kemarin salah satu anggota kerajaan juga memesannya.” Jelas pengrajin sapu tangan. Ini…. inilah informasi yang aku tunggu-tunggu.

“Oh, benarkah. Siapakah anggota kerajaan yang memiliki selera yang sama denganku itu?” Aku berusaha dengan keras menggali informasi 

“Tiga bulan yang lalu, perdana menteri Bellvana lah yang pertama kali memesan motif seperti ini.” Pengrajin tersenyum lebar saat menjelaskan. Dirinya bangga sekali ketika para bangsawan memesan sapu tangan padanya.

Sementara aku, sangat terkejut mendengar ucapannya barusan. Seketika aku terdiam, sambil menatap sapu tangan baru yang memiliki motif yang sama.

“Ada apa nona muda?” Tanyanya yang heran melihat aku tiba-tiba saja diam.

“A..ah tidak apa-apa. Aku hanya sedang mengamati betapa cantiknya sapu tangan ini.” Ujarku dengan sebuah senyuman yang terpaksa.

“Ini uang untuk pembelian sapu tangan, terima kasih.” Aku memberikan beberapa koin emas padanya. Lalu memegangi sapu tangan baru tersebut.

“Terima kasih kembali nona.” Pemilik toko senang sekali, sebab aku membayar lebih dari total harga yang ia sebut. Aku justru sebaliknya, merasa gelisah dengan hal yang kudengar. Perdana menteri Bellvana adalah pembunuhnya? Tapi bagaimana mungkin. Apa tujuannya melakukan hal itu?

Aku harus memberitahu Nares.

      *bersambung*

1
kappa-UwU
Wah, gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, thor! 😍
Staywithme00: ditunggu yaaaa ,terima kasih sudah mampir🙏
total 1 replies
menderita karena kmu
Sempurna deh ini. 👌
Staywithme00: terimaaa kasih kak🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!