Ramadhan Permana seorang Suami yang terpaksa menikah lagi demi kesembuhan putranya,karena terhimpit ekonomi serta biaya pengobatan yang tidak sedikit, telah membuat seorang Ramadhan putus asa, Jihan sang istri selalu memberikan semangat untuknya, dan soal keputusan Rama untuk menikah lagi merupakan atas kesepakatan bersama, meskipun itu semua begitu berat untuk Jihan,di madu oleh suaminya tidak pernah terlintas di dalam benaknya.
Mayang Lesmana yang tengah hamil anak dari kekasihnya yang telah pergi begitu saja tanpa bertanggung jawab. Ayah Mayang, yang merupakan seorang pengusaha kaya, mengetahui kehamilan putrinya dan khawatir nama baik keluarganya akan tercoreng. Oleh karena itu,ayah Mayang yakni Tuan Mahesa Lesmana meminta Rama untuk menikahi putrinya dengan imbalan yang sangat fantastis dan pada saat itu posisi Rama hanyalah seorang pegawai biasa.
Rama dan Mayang akhirnya menikah,karena keterpaksaan,dan mereka harus beradaptasi dengan keadaan,mampukah Rama bersikap adil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Roby mulai berulah
Menjelang malam, akhirnya Rama kembali ke kediaman Lesmana, dimana keluarga Lesmana sudah menunggu kedatangannya untuk makan malam bersama.
Sedangkan Mayang saat ini masih berada di dalam kamarnya, ia menunggu kepulangan suaminya, sedari tadi ia tampak cemas karena sudah lebih dari jam delapan malam suaminya tak kunjung pulang.
"Jadi begini rasanya menunggu seseorang? sungguh membuatku tidak tenang!" gumamnya pelan
Tak lama Rama mengetuk pintu kamarnya, dan Mayang buru-buru membukanya, saat tahu orang yang sedari tadi ia tunggu berada di depan matanya, secara refleks ia malah memeluknya.
Rama sempat kaget dibuatnya, ia tidak menyangka sikap Mayang menjadi seperti ini padanya.
"Non, anda kenapa? Kenapa tiba-tiba memelukku?" tanyanya heran.
Sedangkan Mayang dengan sengaja melingkarkan kedua tangannya di area leher suaminya, kali ini ia tidak peduli dengan istilah kata malu.
"Aku juga gak tahu kenapa, bawaannya pengen seperti ini sama kamu!" Mayang sengaja mencari alasan dengan cara memanfaatkan kehamilannya.
Akhirnya Rama pun faham, jika sifatnya yang seperti ini akibat bawaan si jabang bayi.
Rama mengusap lembut kepalanya, kemudian ia segera masuk kedalam, dan sepertinya ia ingin berbicara sesuatu kepadanya, sesuatu yang sangat penting, sebelum mereka berdua makan malam bersama dengan anggota keluarga yang lainnya.
"Non, ada hal penting yang ingin saya bicarakan padamu, ini mengenai Roby!"
Mayang yang kedapatan sedang asik menikmati aroma tubuh suaminya tiba-tiba saja ia langsung tercekat.
"Apa, Roby? Kenapa lagi dia? Apa dia telah membuat ulah?" tanyanya sampai mengerutkan alis.
Kemudian Rama menghela napas panjangnya, dan mulai mengatakan apa yang telah terjadi tadi saat dirinya berada di kantor.
"Apa, Roby datang menemui mu di kantor? Lantas dia ngomong apa saja?" Mayang semakin di selimuti rasa penasarannya.
"Dia sudah tahu semuanya soal rahasia kita, apalagi tentang aibmu itu!"
Deg!
Mayang tampak syok atas perkataan dari Rama.
"Apa kau yakin Roby mengetahui tentang semua rahasia dan aibku?"
Rama mengangguk dalam, ia kembali menghela napas.
"Ini gawat, Papah harus tahu semua ini! Kalau sampai si Roby sialan itu buka mulut, tamatlah sudah riwayatku, kakek dan juga Oma pasti akan marah besar terhadapku, dan aku sangat takut!" Tubuh Mayang mendadak bergetar hebat, ia membayangkan apa jadinya jika kakek dan Omanya tahu, pastinya ia akan di asingkan bahkan bisa jadi di depak dari keluarga Lesmana, dan soal Papahnya, otomatis akan ikut terseret juga akibat masalah yang sudah ia perbuat, Mayang pun sangat menyesal karena ulahnya telah merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain termasuk Rama yang harus rela menikahinya, dan mengorbankan istri pertamanya.
"Sebaiknya kita mencari cara agar Roby tidak bisa menemukan bukti kuat soal dirimu, Nona! Aku yakin jika Tuan Roby tidak bekerja seorang diri, pasti ada orang lain yang ikut terlibat di dalamnya!" jawabnya yakin.
Mayang sempat menoleh sejenak lalu menatap dalam suaminya."Apa kau yakin jika Roby telah berkomplot dengan orang lain?"
"Sangat yakin Nona, tapi Nona tenang saja, Saya akan berusaha untuk mencari tahu semua ini!" jawabnya dengan rasa percaya diri.
Akhirnya Rama kembali ke kamar tidurnya dan bersiap-siap untuk makan malam bersama keluarga Lesmana.
Tak lama akhirnya mereka berdua tiba di ruang makan, lalu keduanya di sambut hangat oleh Kakek, Oma dan juga Tuan Lesmana tentunya.
"Akhirnya yang kita tunggu telah tiba!" ucap Tuan Mahesa.
Kali ini Tuan Malik dan juga Nyonya Miranda ikut menghadiri acara makan malam, dan tentunya Roby turut hadir dalam acara ini, Sedari tadi ia terus menatap tajam ke arah Rama dan juga Mayang.
"Om dengar kau saat ini menjabat menjadi CEO di perusahaan Alexion ya?" tanya Tuan Malik kepada Rama.
Rama yang duduk di sebelah Mayang, hanya mengangguk dalam atas pertanyaan dari Tuan Malik.
Seketika Tuan mahesa sampai tertegun saat adiknya mengatakan hal itu, pikirnya dari mana ia bisa tahu Rama bekerja di perusahaan miliknya, akhirnya ia mulai menaruh curiga
Tadinya Rama dan Mayang ingin mengatakan kepada Tuan Mahesa apa yang telah terjadi antara dirinya dan juga Roby, dimana Roby sudah mengetahui rahasia besar yang selama ini telah mereka sembunyikan.
"Betul sekali Om, kebetulan saya memiliki saham disana, jadi saya di pilih secara langsung untuk menjadi CEO di perusahaan Alexion!" jawab Rama bersikap tenang dan tidak gugup.
Sedangkan Roby, sambil tangan dilipat diatas dada, ia terus memperhatikan Rama, kikatan matanya yang tajam, serta senyumnya yang licik telah menyimpan sesuatu yang menurutnya bisa menjadi sebuah bom waktu untuk kehancuran Rama dan juga Mayang
'Rupanya kau sangat pandai sekali berakting, Rama! Tak kusangka kau bisa bersikap setenang ini!' ungkapnya dalam hati.
"Waw, lain waktu Om ingin bekerjasama dengan Perusahaan Alexion!" Tuan Malik terlihat sangat antusias.
"Boleh sekali Om, nanti Om siapkan proposalnya, jika sesuai dengan standar perusahaan, saya pasti akan memilih perusahaan Om untuk bekerjasama dengan perusahaan Alexion!" jawabnya sampai melempar senyum ramahnya.
Kemudian Tuan Mahesa buru-buru memotong percakapan antara Rama dan juga Tuan Malik yang menurutnya sudah semakin jauh.
"Ayo sebaiknya kita makan malam terlebih dahulu, mumpung hidangannya masih hangat!"ajak Tuan Mahesa
Akhirnya mereka semua makan malam bersama, suasana di ruang makan mendadak menjadi hening, dan hanya terdengar suara sendok dan garpu yang menari-nari di atas piring.
Setelah selesai makan malam bersama, kini mereka berkumpul di ruangan keluarga, dan mereka mulai membicarakan mengenai perkembangan perusahaan Lesmana yang semakin melebarkan sayapnya, dan telah membuka beberapa cabang dari sabang sampai Merauke.
Rama hanya menyimak percakapan mereka, sedangkan Mayang, ia terus berada di sampingnya.
"Rama, apa menurutmu si brengsek Roby bakalan buka mulut soal rahasia kita?" Mayang menatap serius Rama.
Kemudian Rama menoleh dan menatap dalam Mayang.
"Entahlah Non, saya harap sih Tuan Roby tidak membuka mulutnya karena ia tidak memiliki bukti apapun soal tuduhannya itu, meskipun ia tahu kebenarannya!" jawabnya ragu.
Mayang pun semakin cemas dibuatnya setelah Rama berkata seperti itu, Rama pun tersadar jika saat ini keadaan istrinya sedang tidak baik-baik saja.
Kemudian Rama mencoba menguatkan Mayang dengan merangkul bahunya, lalu Mayang menyandarkan kepalanya di bahunya.
Tuan Mahesa yang sedari tadi memperhatikan putri dan menantunya, ia pun ikutan cemas, dan Tuan Mahesa mulai menaruh curiga bahwa ada sesuatu yang telah terjadi dan tentunya ada kaitannya dengan Roby.
Tak lama Roby mulai bangkit dari atas tempat duduknya, kemudian ia mulai berkata sesuatu, yang tentunya cukup membuat Mayang dan Rama menjadi menegang.
"Rama, aku yakin Roby akan membuka mulut soal aibku, soal rahasia kita! Bagaimana ini?" Mayang terlihat cemas.
"Sabar Non, saya tidak mungkin akan tinggal diam begitu saja, saya sedang berpikir untuk mengatasi masalah ini, jadi Saya harap anda bisa bersikap tenang, jangan terpancing emosi, karena itulah yang di inginkan olehnya!"
Akhirnya Mayang mencoba mengatur napasnya agar bisa jauh lebih relaks.
"Hey Roby, sebenarnya apa yang ingin kau katakan pada kami?" tanya Kakek Lesmana terlihat penasaran.
"Kek, siap-siap ya kakek mendengar berita besar ini, aku pastikan kakek tidak akan mempercayainya bahwa kakek dan seluruh keluarga Lesmana telah di bodohi oleh pria tidak tahu malu itu!" tunjuk Roby ke arah Rama
Semua mata langsung tertuju ke arahnya, dan menatap bingung.
'Dasar bedebah tengik kau Roby, apa sebenarnya yang ingin kau ungkapkan kepada keluarga Lesmana? Awas saja kalau kau berani mengusik Mayang dan juga Rama!' ancam Tuan Mahesa dalam hati.
Bersambung...
🌼🌼🌼🌼🌼