Eldoria, yang berarti negeri kuno yang penuh berkah. Negeri yang dulunya selalu di sinari cahaya matahari, kini berubah menjadi negeri yang suram.
Ratusan tahun telah berlalu sejak peperangan besar yang menghancurkan hampir seluruh negeri Eldoria, membuat rakyat harus hidup menderita di bawah kemiskinan dan kesengsaraan selama puluhan tahun sampai mereka bisa membangun kembali Negeri Eldoria. Meskipun begitu bayang-bayang peperangan masih melekat pada seluruh rakyat Eldoria.
Suatu hari, dimana matahari bersinar kembali walau hanya untuk beberapa saat, turunlah sebuah ramalan yang membuat rakyat Eldoria kembali memiliki sebuah harapan.
"Akan terlahir 7 orang dengan kekuatan dahsyat yang dapat mengalahkan kegelapan yang baisa di sebut Devil, di antara 7 orang itu salah satu dari mereka adalah pemilik elemen es yang konon katanya ada beberapa orang istimewa yang bisa menguasai hampir semua elemen dari klan Es"
Siapakah ketujuh orang yang akan menyelamatkan negeri Eldoria?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Satu bulan berlalu sejak Liz berhasil membuat jimat, kini dia kembali memulai latihannya kembali. Saat kertasnya habis dia hanya perlu memintanya pada Gilbert, karena kertas itu memang khusus untuk Liz, semua alat-alat untuk pembuatan kertas yang di buatkan Gilbert di simpan di gudang bawah tanah tepatnya di bawah toko pria itu. Sesekali Liz juga mampir ke toko Gilbert saat dia ada waktu.
Sejak pertarungan terakhirnya dengan Red Wolf malam itu, Liz memutuskan untuk melakukan perjalanan ke hutan yang di huni banyak monster dan menjadikannya sebuah latihan yang nyata. Semakin jauh ia memasuki hutan, semakin gelap karena pepohonannya semakin tebal dan juga di sini semakin berkabut. Entah hanya perasaannya saja atau memang udara terasa semakin dingin seolah ada tatapan tajam yang sedang mengawasinya. Jika tau akan seperti ini, Liz akan membawa mantel atau jubah yang menutupi sampai kepalanya agar tidak kedinginan.
"Kau seperti akan membeku." Celetuk Eve. Sejak tadi ia terus memperhatikan Liz yang tampak kedinginan.
"Entah kenapa ini memang terasa dingin, biasanya aku sama sekali tidak kedinginan walaupun berada di luar seharian." Itu benar, tidak biasanya Liz merasa kedinginan karena setiap hari ia sudah terbiasa berada di luar seharian.
"Kau benar. Ini juga aneh karena sejauh ini tidak ada satupun monster yang menghadang kita." Eve ikut berhenti saat Liz menghentikan langkahnya.
Mata Liz mengitari seluruh hutan ini, tidak ada yang aneh tapi aura mencekam ini benar-benar mengganggunya, entah mahkluk apa yang sedang mengawasi mereka.
"Apa itu?!" Eve terkejut melihat sesuatu yang meleset dengan cepat seperti angin. Apakah makhluk itu yang sejak tadi mengawasi mereka.
Sadar jika lawannya kali ini tidak biasa, Liz langsung mengeluarkan Rudeon dan pasukan bayangannya. Lima beruang sekitar dua meter berwarna hitam itu berdiri di belakangnya. Sebenarnya dia punya 20 beruang bayangan itu setelah perjalanannya selama sebulan ini, ada beberapa monster yang sudah di bunuh, tapi karena hanya beruang itu yang memiliki kekuatan tempur yang lebih tinggi, jadi ia hanya mengambil para beruang itu. Karena bayangan yang dia ambil, wujudnya berubah menjadi hitam.
Dengan tetap waspada, Liz mempertajam penglihatannya. Tiba-tiba muncul seekor rusa bertanduk bercabang lima dengan bintik di tubuhnya menyala seperti bintang. Mungkin karena di sini terlihat gelap membuat bintik di rusa itu semakin menyala. Ada yang aneh dengan tanduk rusa itu, seperti asap berwarna merah gelap yang mengepul.
"Hati-hati dengan tanduknya, itu beracun." Peringat Eve. Karena sudah hidup cukup lama dia tau jika makhluk ini cukup berbahaya dan cukup merepotkan.
Selain kemampuan melesatnya yang tak kasat mata, tanduknya juga beracun karena itu dia memperingatkan Liz untuk berhati-hati. Selain itu rusa ini di kaitkan dengan ramalan dan pertanda, membuatnya sangat peka terhadap apa yang akan terjadi.
"Ini aneh, kenapa rusa itu menghadang kita." Eve akui rusa itu cukup berani karena menghadang mereka.
"Memangnya kenapa?" Tanya Liz dengan kerutan di dahinya. Memangnya monster bisa memilih lawan yang akan dia hadapi.
"Katanya rusa bertanduk lima dengan bintik di tubuhnya di kaitkan dengan ramalan atau pertanda, tapi kenapa dia malah menghadangmu? Orang yang mungkin menjadi ancaman baginya? Mungkinkah kau menyamarkan auramu sampai rusa ini menghilangkan kewaspadaannya." Eve berbicara panjang lebar, sebenarnya dia juga bingung kenapa mahkluk itu berani mendekat, apakah dia tidak merasakan aura Liz? Tapi jika di pikirkan lagi, ia juga tidak merasakan aura Liz sama sekali, jika bukan karena dia mengetahui sendiri kekuatan anak itu.
"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, tapi jika itu benar mungkin aku melakukannya tanpa sadar." Liz mengendikkan bahunya karena tidak tau apakah dia benar-benar melakukannya.
"Baiklah, ini cukup bagus juga. Mahkluk ini cukup berguna jika kita berhasil mengalahkannya dan menjadikannya Undead milikmu." Menurut Eve ini sebuah keberuntungan karena menemukan mahluk langka seperti rusa itu, biasanya mereka sangat sulit di temui, jadi karena saat ini sudah ada di depan mata kenapa tidak di manfaatkan saja.
"Kau mulai lagi, Eve." Liz merasa jengah karena Eve selalu mengatakan hal yang sama saat mereka bertemu dengan mahkluk yang tampak berguna di matanya. Dia jadi ragu siapa yang melayani di sini? Padahal Eve yang punya kewajiban melayaninya sebagai penjaga, tapi malah dia yang mendapat perintah.
"Tidak, aku mengatakan yang sebenarnya, sungguh." Eve kelabakan saat Liz menatapnya dengan tatapan malas. Tapi dia melakukan hal ini juga demi kebaikannya dan dia juga bersungguh-sungguh saat mengatakan rusa itu berguna bagi Liz nantinya.
"Ya, lagipula rusa itu sepertinya tidak akan melepaskan ku." Tidak kuat melihat Eve terlihat panik, Liz tidak bisa menahan tawanya karena berhasil mengerjai Phoenix itu dengan berpura-pura kesal padanya.
Dengan para bayangan beruang itu yang melindungi di sisinya, Liz berunding dengan Eve tentang bagaimana cara mengalahkan rusa yang sejak tadi masih memperhatikan mereka.
"Jika ingin menyerap bayangannya bukankah aku yang harus membunuh rusa itu dengan Rudeon?"
"Ya tentu saja, tapi rusa itu pasti akan berusaha melarikan diri begitu kau mengeluarkan Rudeon. Jadi perintahkan beruang beruang ini untuk mengawasinya." Berbeda dengan monster lainnya, rusa ini memiliki kepekaan yang sangat tinggi, karena itu Eve yakin jika dia akan melarikan diri saat Liz mengeluarkan Rudeon yang memiliki aura mencekam.
Liz mengangguk mendengarkan apa yang Eve katakan dan langsung memerintahkan bayangan beruang itu untuk mengepung rusa tadi. Seperti apa yang di katakan Eve, rusa itu berusaha melarikan diri setelah ia mengeluarkan Rudeon. Liz berlari dengan elemen anginnya untuk mengejar rusa itu, sedikit susah mengimbangi kecepatannya. Tapi beruntungnya elemen angin Liz tingkat menengah membuatnya bisa menyamai kecepatan rusa itu. Eve juga ikut membantu dengan mencegah agar rusa itu tidak kabur, sesuai dengan dugaannya jika melawan rusa itu cukup merepotkan.
Pertarungan itu lebih mirip bermain kejar-kejaran, jika tidak segera di selesaikan, Liz yakin jika mereka akan kehabisan tenaga lebih dulu. Tidak ada pilihan, Liz memilih berhenti mengejar rusa itu dan terbang lebih tinggi, dia mengeluarkan jimatnya, menunggu waktu yang tepat untuk melemparkannya tepat sasaran. Liz cukup yakin bisa melemparkannya tepat sasaran karena kecepatannya dan rusa itu sama cepatnya, ia melemparnya saat waktunya tepat.
Rusa itu terjatuh, jimat pengekang itu membuatnya tidak bisa bergerak. Sesuatu seperti tali cahaya berwarna biru muda mengelilingi tubuh rusa itu. Perlahan kaki Liz menapak di tanah, ia melangkah mendekati rusa itu dengan bilah sabit Rudeon yang di sandarkan di pundaknya persis seperti malaikat malam yang akan mencabut nyawa mahkluk yang meringkuk tidak bisa bergerak itu. Liz langsung menebas leher rusa itu, darah segar terciprat ke wajahnya membuatnya memejamkan mata. Meskipun dia pernah menebas 20 leher beruang, tapi tetap saja dia belum terbiasa membunuh.
"Bangkitlah."
Rusa itu bangkit sebagai bayangan hitam, menyisakan tubuhnya yang sudah terbelah dua. Melangkah pelan mendekati Liz, menatap majikan barunya seolah ingin menunjukkan sesuatu. Liz lebih dulu menghilangkan Rudeon lalu berjongkok di hadapan rusa yang baru saja ia bunuh. Rusa itu menempelkan kepalanya di kepala Liz, beberapa memori dari rusa itu mulai berputar di kepala Liz.