Ibunya adalah pelayan di istana kekaisaran. Karena itu, Guang Shen tidak diperbolehkan berlatih beladiri. Sejak bayi, dantiannya disegel oleh kaisar Tian Tang.
Saat usianya genap 15 tahun, 4 roh dewa suci menghancurkan segel dantiannya. Empat roh dewa suci adalah roh spiritual langka. Kebangkitan itu membuat Kaisar murka. Ia dicambuk berkali-kali hingga mati. Lalu mayatnya dibuang ke lembah kematian.
Di lembah kematian, ia bertemu dengan ayahnya, seorang kaisar dewa. Sayangnya, nasib buruk terus membayanginya. Demi ibunya, ia terpaksa menjaga gerbang dewa selama 100 tahun.
Setelah 100 tahun, ia kembali dengan dendam yang membara. Dalam hati, ia bertekad untuk membalas rasa sakitnya kepada keturunan kaisar Huang. Satu per satu, keturunan dari orang-orang yang dulu menyakitinya akan dihabisi tanpa belas kasihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jusman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5 Membalas Dendam
"Aku Huang Zhen akan menghukummu!"
Pemuda itu berteriak. Tanpa dia sadari, ia melakukan kesalahan besar. Nama klannya, yaitu Huang mengingatkan Guang Shen dengan rasa sakitnya di masa lalu.
"Huang, kamu keturunan keberapa?" tanya Guang Shen dengan aura yang membunuh yang mencekam.
"Aku keturunan ke-5 Kaisar Huang Zhang!" Huang Zhen menjawab dengan bangga. Tanpa disadarinya, jawaban itu justru mempercepat kematiannya.
Guang Shen menyeringai. Ia mengeluarkan cambuk naga. Disaat yang sama, suara cambukan yang dulu menghantam punggungnya menggema di telinganya.
Ctaaasssss
Tanpa basa-basi, cambuk itu dilayangkan ke punggung Huang Zhen. Apa yang dilakukannya dilihat langsung oleh Xuan Yue. Gadis itu ingin menghentikan kakaknya, tapi ibunya muncul dan menghentikannya.
"Apa yang kamu lihat adalah gambaran masa lalu kakakmu!"
Xuan Yue kaget. Sejak awal, ia tahu kalau dia memiliki seorang kakak, tapi masa lalu kakaknya tidak diketahuinya. Ibunya hanya mengatakan kalau kakaknya dulu dipandang rendah karena punya ibu seorang pelayan.
"Kalau begitu, mengapa ibu menerima perjanjian pernikahan itu?" tanya Xuan Yue.
"Dahulu, klan Guang adalah salah satu bangsawan. Seminggu sebelum dihancurkan, kaisar mengirimkan surat perjanjian nikah. Para petinggi klan sangat bahagia, tapi semua itu hanya sebuah topeng. Tepat dihari pernikahan, klan Guang dihancurkan. Semua anak laki-laki dibunuh, dan anak perempuan dihancurkan," jelas Guang Xiu panjang lebar.
"Kalau Ibu mau, klan Huang dan kekaisaran besar mereka sudah hancur 100 tahun lalu, tapi dendam kakakmu harus dituntaskan," lanjutnya.
Sementara itu, Huang Zhen terkapar dengan tubuh penuh luka. Cambuk yang menghantam tubuhnya beberapa kali menyebabkan tulang punggungnya patah. Bukan hanya itu, organ dalamnya juga rusak parah.
"Apa kesalahanku? Mengapa kamu menghukumku seperti ini? Meski terluka parah, tapi Huang Zhen masih bisa berbicara dengan lancar. Hal itu membuat Guang Shen kagum.
"Kamu pernah mendengar cerita anak pelayan yang dicambuk atau dihukum sampai mati?" tanya Guang Shen.
"Pelayan yang bersekutu dengan iblis yang mayatnya dibuang ke lembah kematian? Bukankah dia pantas mendapatkannya?" Huang Zhen balik bertanya.
"Iblis, ya! Kalau begitu, aku akan menjadi iblis pembantai yang akan menghancurkan klan Huang," ucap Guang Shen.
Wuuuussss
Cambuk itu dialiri dengan energi miliknya. Melihat hal itu, Huang Zhen mundur beberapa langkah karena ketakutan. Ia menangis dan bersujud di depan Guang Shen, tapi sujud dan permintaan maafnya tidak berguna sama sekali.
"Luka yang dulu ditinggalkan Leluhurmu akan kutagih!"
Guang Shen melayangkan cambukan ke punggung Huang Zhen. Satu cambukan itu menyebabkan sang pangeran kekaisaran Huang kehilangan nyawa.
"Dulu, seluruh penduduk ibukota melempariku batu. Orang dewasa, orang tua, bahkan anak kecil melempariku. Hari ini, akan kuhujani kota itu dengan meteor!" ucap Guang Shen sebelum menghilang.
Di ibukota kekaisaran, Guang Shen muncul dan melayang di udara. Ia menatap kota dengan tatapan dingin. Tawa anak-anak dapat di dengarnya. Meski begitu, tawa itu mengingatkannya kepada orang-orang yang tertawa sambil melempar batu.
Guang Shen mengarahkan telapak tangannya ke langit. Tanpa suara dan tanpa menyebutkan nama jurusnya, langit tiba-tiba saja menjadi gelap gulita.
Guang Shen memejamkan matanya. Wajah-wajah yang dulu mengejek dan melemparnya batu muncul dipikirannya satu per satu. Disaat yang sama, muncul perasaan iba terhadap anak kecil dan orang-orang yang tak bersalah.
"Bukan mereka pelakunya!"
"Kalau aku menghancurkan kota ini, apa bedanya aku dengan leluhur mereka?" Ia bertanya kepada dirinya sendiri.
Meteor yang sebelumnya hendak dijatuhkan ke ibukota ia batalkan. Hujan meteor diganti dengan formasi berlapis. Bukan formasi pelindung atau formasi penyerang, melainkan formasi khusus yang akan menciptakan mimpi buruk bagi keturunan-keturunan tertentu.
"Klan Huang, hujan meteor ini untuk kalian!"
Hanya dengan satu jentikan jari, ribuan meteor menghujani istana kekaisaran. Hujan meteor yang datang tiba-tiba membuat kekaisaran dan juga klan Huang panik.
Dhuaaarrrrrr
Dhuaaarrrrrr
Dari kejadian, ledakan keras terdengar berkali-kali. Semua orang panik, sementara Guang Shen melihat kepanikan mereka sambil tersenyum.
"Dulu, tak seorang pun yang membantuku. Sekarang, terimalah pembalasanku!"
Guang Shen membuat serangkaian segel tangan. Tak berselang lama, sebuah cincin api muncul di langit. Cincin api yang awalnya sangat kecil, membesar dengan cepat.
"Klan Huang, aku Guang Shen datang untuk membalas dendam!"
Ucapan Guang Shen menggema di seluruh ibukota. Para master tua yang mendengar nama itu langsung panik. Bahkan, Kaisar Huang Zhang yang bersembunyi selama hampir 100 tahun terkejut mendengarnya.
"Dulu, kalian melempariku batu, sekarang kukembalikan batu itu!" Suara yang sama kembali terdengar.
Swiiiiizzzzzz
Dhuaaarrrrrr
Boooommmmmm
Meteor raksasa memusnahkan istana kekaisaran. Bukan hanya istana, prajurit, jenderal, petinggi kekaisaran, hingga keluarga kekaisaran dan klan Huang mati tanpa tubuh yang utuh. Sementara para pelayan dan pekerja di istana masih hidup. Bahkan mereka tidak terluka sama sekali.
Seolah belum puas melihat kehancuran pusat kekaisaran, Guang Shen kembali memanggil meteor raksasa. Kali ini, meteor itu diselimuti petir abadi.
"Bocah iblis! Setelah menghilang selama 100 tahun, kamu kembali dengan penampilan dan usia yang sama. Ternyata rumor itu benar adanya. Kamu seorang kultivator iblis," ucap seorang master tua.
"Iblis atau dewa, aku tidak peduli. Yang pasti, luka yang pernah kalian berikan harus dibayar dengan nyawa!"
Tepat setelah ia mengatakan hal itu, meteor petir raksasa menghantam istana kekaisaran. Efek dari hantaman meteor itu menghancurkan ibukota.
"Cari mati!" Master Tua yang merupakan Jenderal Ming itu murka. Ia mengeluarkan senjata yang sering dia gunakan, yaitu tombak penghancur langit.
"Seratus tahun sudah berlalu, tapi yang berubah hanya usiamu saja!" ledek Guang Shen.
"Bocah pelayan, terimalah kematianmu!"
Jenderal Ming menyerang dengan jurus terkuatnya, yaitu 1000 tombak meruntuhkan langit. Meski jurus itu sangat kuat, tapi di depan Guang Shen, jurus itu tidak ada apa-apanya.
"Karena aku tidak punya banyak waktu, kamu yang akan menjadi orang pertama, Jenderal!" ucap Guang Shen.
Traaaanngggg
Dua pedang berbenturan. Benturan kedua pedang itu menciptakan suara yang cukup keras. Benturan kedua pedang itu menciptakan percikan api biru.
"Guang Shen!" Suara ibunya membuatnya menjauh. Hampir saja dia terkena serangan Jenderal Ming.
"Ini bukan waktu yang tepat untuk menghancurkan mereka. Dibalik bayangan, ada puluhan kultivator ranah kaisar!" ungkap Guang Xiu melalui telepati.
"Akan kuselesaikan orang tua ini dulu!"
Guang Shen menyimpan pedangnya. Ia kemudian membuat segel tangan yang sangat rumit. Sesaat kemudian, puluhan pola aneh muncul di langit.
"Selamat tinggal Jenderal!"
Sebelum sang Jenderal mengatakan sesuatu, Guang Shen sudah menghilang. Pola aneh yang tadi muncul di udara, hilang tanpa jejak.
"Ukkhuuukk!"
Jenderal Ming batuk darah. Dadanya sakit, dan aliran energinya menjadi kacau. Sebelum ia berhasil mencerna apa yang terjadi dengannya, jalur meridiannya rusak.
"Guang Shen!" Jenderal Ming berteriak. Disaat yang sama, sang Jenderal jatuh ke tanah.
