NovelToon NovelToon
KU HARAMKAN AIR SUSUKU

KU HARAMKAN AIR SUSUKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Balas Dendam / CEO / One Night Stand / Anak Kembar / Dokter
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: akos

Rindi, seorang perempuan berusia 40 tahun, harus menelan pahitnya kehidupan setelah menjual seluruh hartanya di kampung demi membiayai pendidikan dua anaknya, Rudy (21 tahun) dan Melda (18 tahun), yang menempuh pendidikan di kota.

Sejak kepergian mereka, Rindi dan suaminya, Tony, berjuang keras demi memenuhi kebutuhan kedua anaknya agar mereka bisa menggapai cita-cita. Setiap bulan, Rindi dan Tony mengirimkan uang tanpa mempedulikan kondisi mereka sendiri. Harta telah habis—hanya tersisa sebuah rumah sederhana tempat mereka berteduh.

Hari demi hari berlalu. Tony mulai jatuh sakit, namun sayangnya, Rudy dan Melda sama sekali tidak peduli dengan kondisi ayah mereka. Hingga akhirnya, Tony menghembuskan napas terakhirnya dalam kesedihan yang dalam.

Di tengah duka dan kesepian, Rindi yang kini tak punya siapa-siapa di kampung memutuskan untuk pergi ke kota. Ia ingin bertemu kedua anaknya, melepas rindu, dan menanyakan kabar mereka. Namun sayang… apa yang dia temukan di sana.........

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. PESTA ULANG TAHUN

Mobil mewah berhenti di halaman rumah Rudy. Seorang perempuan muda turun dari mobil, melangkah cepat menuju pintu utama, lalu masuk ke dalam rumah dengan wajah serius.

“Apa Rudy ada?” tanyanya kepada seorang pelayan yang sedang berdiri di dekat ruang tamu.

“Tuan Rudy ada di kamar. Apa nona ingin saya panggilkan?” tanya pelayan itu sopan.

“Ya, panggil dia sekarang. Katakan aku ingin bertemu,” jawab perempuan itu tegas.

Pelayan menunduk hormat, lalu bergegas menaiki tangga menuju kamar Rudy. Sementara perempuan muda itu duduk di sofa, menatap sekeliling ruangan yang terasa hening.

Beberapa menit kemudian, langkah kaki terdengar menuruni tangga. Rudy muncul, matanya langsung tertuju pada perempuan itu.

“Melda, ada keperluan apa kamu datang kemari?” suara Rudy terdengar datar.

“Kita perlu bicara, Rudy. Ada hal penting yang harus kamu tahu."

Rudy mengernyitkan dahi, lalu duduk di sofa berhadapan dengan Melda.

“Hal penting apa maksudmu?” tanya Rudy dengan wajah serius.

“Perempuan kampung itu hamil. Usia kandungannya sudah dua minggu,” jawab Melda pelan takut ada yang mendengarnya.

“Apa? Hamil? Jangan mengada-ada! Suaminya saja sakit-sakitan di kampung, dan dia sudah sebulan berada di kota ini. Tidak mungkin dia hamil,” sahut Rudy dengan nada tak percaya.

Melda menghela napas panjang.

“Namanya juga perempuan kampung. Kalau sudah kepepet, dia bisa saja jual diri. Aku benar-benar sudah Kehabisan akal untuk mengusirnya, tapi tetap saja dia selalu lolos.”

Rudy menatap Melda tajam, lalu berkata dingin.

"Ini tidak bisa di biarkan, ini aib kalau sampai orang-orang tau kalau dia itu ibu kita." jawab Rudy berbisik.

"Aku juga berpikir seperti itu."

Lama mereka terdiam hingga terdengar langkah kaki mendekat.

“Melda, tumben kamu datang. Apa ada hal penting yang ingin kamu sampaikan sampai bela-belain datang menemui Mas Rudy?” tanya Rika yang saat itu sedang menggendong bayinya, lalu duduk di samping Rudy.

Wajah Melda yang tadinya tegang seketika berubah cerah. Ia berdiri dan melangkah mendekati Rika.

“Tidak ada apa-apa. Aku hanya kangen pada ponakanku yang ganteng ini. Boleh aku menggendongnya?” ucap Melda sambil tersenyum manis.

Rika menyerahkan bayinya dengan senang hati. Melda mengambilnya dengan lembut, menggendongnya, lalu mencium pipi mungil bayi itu beberapa kali hingga si kecil tertawa kegirangan.

“Kebetulan sekali kamu datang, Melda. Hari ini aku dan Mas Rudy berencana merayakan ulang tahun putra kami. Kami akan mengadakannya di restoran, mengundang ayah dan ibuku—dan tentu saja, kamu juga kami undang.”

Melda terdiam sejenak, lalu muncul ide gila di benaknya.

“Aku tahu tempat yang cocok untuk acara penting seperti itu. Sebuah restoran mewah dan tentu saja hidangannya berkelas.”

“Betulkah? Kalau begitu aku akan bersiap-siap dulu, lalu kita berangkat.” Rika pun kembali ke kamar untuk mempersiapkan segalanya.

“Melda, apa maksudmu? Untuk apa kamu mengajak kami ke restoran tempat perempuan itu bekerja?” Rudy bertanya pelan, suaranya nyaris berbisik.

“Untuk memberi pelajaran pada perempuan kampung itu. Aku sudah menyiapkan rencana agar dia dipermalukan dan diusir dari restoran itu. Aku yakin setelah ini tak ada lagi yang mau menerimanya bekerja, dan dia akan pergi dari kota ini karena malu,” ujar Melda penuh keyakinan.

“Bagus, Melda. Kamu benar-benar jenius,” puji Rudy sambil tersenyum bangga. Ia menatap Melda dengan kagum, seolah rencana itu akan menyelesaikan semua masalah mereka.

Tak lama kemudian, Rika datang membawa tas perlengkapan bayi.

“Sudah siap, ayo kita berangkat,”

Mereka bertiga keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil. Melda memang sengaja tidak membawa mobil sendiri agar bisa berangkat bersama. Sepanjang perjalanan, suasana terasa tenang di antara mereka, meski di balik ketenangan itu, Melda menyimpan rencana licik yang belum diketahui Rika.

Setibanya di restoran, suasana tampak ramai. Lampu gantung berkilauan, musik lembut mengalun, dan aroma makanan mewah memenuhi udara. Rika terlihat bahagia, ia tak menyadari kalau di tempat itu nantinya, seseorang akan menjadi korban dari permainan Melda.

Melda melirik ke arah pintu dapur dengan tatapan tajam.

“Dia di sana,” bisiknya pelan pada Rudy.

“Tunggu saja… sebentar lagi, pertunjukan akan dimulai.”

Rudy hanya mengangguk kecil. Ia menegakkan tubuhnya, sementara Rika sibuk menyiapkan dekorasi kecil di atas meja.

Dari arah pintu, sepasang suami istri paruh baya muncul dan langsung mendekat.

“Ayah, ibu, akhirnya kalian datang juga,” sapa Rika dengan wajah berseri.

Mereka saling berpelukan hangat sebelum duduk bersama. Tak lama kemudian, dua orang pelayan restoran datang sambil membawa daftar menu, lalu menyerahkannya dengan sopan kepada mereka.

“Silakan, ini daftar menu kami. Jika sudah siap memesan, panggil saja kami,” ujar salah satu pelayan dengan senyum ramah.

Rika membuka buku menu, menatapnya dengan semangat.

“Wah, makanannya terlihat enak-enak semua. Kalian mau pesan apa?” katanya sambil menoleh pada Rudy.

Melda masih saja memperhatikan sosok di sudut ruangan — seorang perempuan bercelemek putih yang sedang melayani pelanggan lain. Tatapan matanya tajam, penuh rencana.

Rudy menyadari arah pandangan Melda dan memberi isyarat halus dengan anggukan kecil. Melda tersenyum samar, lalu meraih ponselnya di bawah meja dan mengetik pesan singkat kepada seseorang.

“Sudah siap?” tulisnya.

Tak lama, seseorang di sisi dapur membaca pesan itu, lalu menatap ke arah Melda sambil mengangguk pelan sebagai tanda mengerti.

Rika mengangkat tangan, memberi isyarat kepada pelayan. Dua orang pelayan segera datang menghampiri, lalu mengambil kertas pesanan dari tangan Rika dengan sopan sebelum bergegas menuju dapur.

Sementara di dapur, para koki tampak sibuk mempersiapkan pesanan untuk keluarga Arman. Mereka tahu betul siapa Arman — orang berpengaruh dan disegani di kota itu. Sedikit saja terjadi kesalahan, akibatnya bisa fatal. Bukan hanya karier mereka yang terancam, tetapi juga masa depan dan nama baik keluarga mereka bisa ikut menjadi taruhannya.

“Rindi, cepat kemari!” teriak Nora kepada Rindi yang Saat itu sedang sibuk menyusun piring kotor ke dalam baskom.

Dengan tergesa-gesa, Rindi berjalan mendekati Nora.

“Ada apa kamu memanggilku, Nora?” tanyanya sedikit terengah.

“Kamu layani meja tujuh belas. Ingat, jangan sampai melakukan kesalahan. Soal piring-piring kotor itu biar aku yang urus,” perintah Nora dengan nada tegas.

Rindi tanpa curiga sedikit pun segera mengangguk dan berdiri menunggu di dekat meja dapur sambil menanti koki menyiapkan hidangan.

Beberapa menit kemudian, pesanan selesai disiapkan. Rindi mengambil troli kecil lalu meletakkan hidangan dan minuman dengan hati-hati, memastikan setiap piring dan gelas tertata sempurna.

Rindi berjalan pelan sambil mendorong troli menuju meja paling ujung dengan sangat hati-hati.

“Tamatlah kau sekarang, Rindi. Kali ini kamu tidak akan lolos. Bersiaplah untuk pergi dari sini,” ucap Nora pelan, menatap Rindi tajam dari Balik dinding.

1
Winer Win
cerita malinkundang versi modern ya tor..🤣
Ma Em
Thor tanggung langsung habis , semoga Rindi dan Rara selamat dari niat orang2 yg akan mencelakai Rindi dan si anak durhaka Rudy dan Melda segera dapat azab yg sangat pedih .
Nurjannah Rajja
A nya ketinggalan
Purnama Pasedu
Rara mana?
Widia: tidur
total 1 replies
Ayesha Almira
semoga rindi selamat...
lin s
ckck sirudi GK tau bls budi, kpn kena krma, ibu sendiri mau dimusnahin, apa gk ada rasa ksih sayang,/Right Bah!/
Erchapram
Kak Othor, 40 tahun sudah punya anak yang menjadi pengusaha sukses dan punya bayi. Apa si Rindi menikah muda umur 15 thn, atau bagaimana? Menurutku 47 thn - 50 thn lebih ideal usia untuk Rindi.
Ma Em
Dasar anak durhaka kamu Rudy demi harta kamu malah jadi anak yg tdk akan dapat keberkahan dlm hidupmu karena kamu tdk mau mengakui ibu kandungmu sendiri pasti azab akan datang untuk menghukum mu .
Ayesha Almira
kejamnya Kamu Rudy...mata hati mu sudah tertutup
Ma Em
Semoga Rindi dan anak dlm kandungan ya baik baik saja dan selamat .
Ayesha Almira
ceritanya menarik bagus
Ayesha Almira
smga janinnya baik2 ja...
Ma Em
Tegang Thor deg degan baca bab ini , semoga Rindi bisa tertolong dan bisa sehat kembali agar bisa menyaksikan kehancuran Rudy dan Melda si anak durhaka .
Ma Em
Thor hukuman apa nanti yg akan diterima anak durhaka seperti Rudy dan Melda , jgn langsung mati Thor buat Rudy dan Melda karma yg sangat pedih .
Purnama Pasedu
tuan Luis ya
Ayesha Almira
saking udh g bisa mahn sesk di dada rindi mengeluarkan kata2 sakral.smga rindi sembuh..
Jordan Nbx
Rasakan Rudy dan melda, sudah dapat kutuk.
Ayesha Almira
smga rindi g bersujud...d bersarkan dengan kasih sayang...tp pa blsnnya...yg kuat rindi,ambaikan mereka suatu saat penyesalan dtng
Ayesha Almira
ibu kandungpun ingn mempermalukan sebegitunya Melda ma Rudy...dsaat penyesalan dtng smga hati rindi tertutup buat anak durhaka sprt Melda jg rindi
Ayesha Almira
slh tangkap Aldo...smga Luis BS melindungi rindi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!