Matahari terbenam, memeluk kegelapan. Tepian laut berbisik dengan kencang. Angin malam yang hangat sangat menusuk hingga ke tulang.
Zoya dan Arga dijebak seseorang sehingga mereka harus dinikahkan paksa oleh warga desa. Karena pernikahan itu, Zoya dibenci keluarganya. Suaminya yang masih berstatus pelajar pun sangat membencinya.
Bagaimana kisah Zoya di masa remajanya yang harus nikah muda?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Peringatan Untuk Elika
Zoya masih belum sadarkan diri. Di alam bawah sadarnya, Zoya melihat Elika yang mengurungnya di gudang perlengkapan alat olahraga. Kemudian Zoya juga melihat Ilma mama kandungnya yang menuduh Zoya mencuri di rumah.
"Oh jadi ini alasannya diusir dari rumah. Bagus sekali. Tidak ada cinta dan kasih sayang sedikitpun untukku!"
Zoya membalikkan badannya. Zoya kaget tiba-tiba saja Arga sudah ada di depannya. Arga di alam bawah sadarnya meminta Zoya agar membalas perbuatan keluarganya.
Selama bertahun-tahun Zoya dititipkan kepada kakek dan neneknya dengan alasan perekonomian mereka pada saat itu sedang terhimpit. Dan mengapa mereka malah mengangkat seorang anak seumuran Zoya.
Arga juga mengatakan, bagi keluarga Zoya, Elika adalah anak pembawa keberuntungan. Setelah Elika menjadi anak angkat mereka, Okan mendadak diangkat menjadi Kepala Administrasi di perusahaan tempat dia bekerja.
Memang tiap bulannya orang tua Zoya mengirimkan uang untuk kakek, nenek dan Zoya, tapi mereka tidak pernah menengok Zoya. Zoya tidak mendapatkan kasih sayang. Kakek dan nenek akhirnya meminta orang tua Zoya untuk membawanya ke kota agar Zoya bisa mendapatkan haknya.
"Zoya, kamu harus kuat. Aku akan selalu ada untukmu. Ingat Zoya sebut namaku," Arga membisikkan sesuatu.
Arga meminta Zoya mengikuti semua yang dia ucapkan di dalam hati. Zoya memejamkan matanya. Entah apa yang dibisikkan Arga tetapi Zoya terlihat menurut. Arga mengusap lembut rambut Zoya.
"Sekarang, aku akan selalu ada. Ingat hanya ada aku, tidak ada Arga yang lain," Arga mengecup kening Zoya.
Perlahan Zoya membuka mata. Zoya mengatur napasnya. Mata Zoya tertuju pada tangan kanannya yang terpasang infus. Di depannya berdiri 3 sahabatnya yang sudah berganti pakaian.
"Aku kenapa?" tanya Zoya.
"Kok bisa sih lu ada di dalam gudang perlengkapan olahraga?" tanya Raisa.
"APAAAAAAAAAAA?" Zoya mengernyitkan keningnya.
Zoya mulai bertanya kepada sahabatnya, apakah benar Zoya orang ketiga di antara hubungan Arga dan Alesha. Sebelum kecelakaan terjadi, Alesha dan Arga bersama. Waktu itu Zoya mengancam Arga, jika tidak datang Zoya akan bunuh diri.
"Maaf, soal yang itu kami gak tau," jawab Dinar.
"Tapi Zoya, Arga pernah bilang sewaktu di lapangan basket, lu cewek Arga. Dia juga bilang selama ini minta bantuan Alesha buat bikin kalian berdua pisah," sahut Daniyal.
"Berarti lu bukan pelakor. Yeee, omongan Alesha dipercaya," ucap Raisa.
Zoya kemudian bertanya mengapa dia bisa ada di rumah sakit. Daniyal cerita semuanya. Dan saat ini Zeki tidak bisa menemani Zoya di rumah sakit karena Ada masalah keluarga.
Zoya yang semakin penasaran bertanya ada masalah apa. Dinar yang tidak bisa menahan diri memberitahu Zoya bahwa Elika terbukti melakukan kekerasan kepada Zoya. Elika diberikan sanksi selama seminggu ke depan tidak boleh masuk sekolah.
Daniyal menunjukkan video yang diberikan Rafa dan Najib, bukti Elika memukul dan mengurung Zoya di dalam gudang.
"Elika! Sebegitu bencinya lu sama gue!" Zoya tanpa sengaja dengan kuat mengepalkan tangannya sehingga selang infus terlepas dari pergelangan tangannya.
Daniyal memencet tombol yang ada di dekat Zoya. Tidak berapa lama perawat masuk dan memeriksa Zoya. Selang infus kembali dipasang. Zoya sudah tidak lagi menggunakan alat bantu pernapasan.
Beberapa menit kemudian, Dokter kemudian memeriksa kaki Zoya dan mencek hasil rontgen. Dokter juga membuka gips di kaki Zoya.
"Untuk Nona Zoya, gipsnya saya buka. Mungkin setelah ini akan merasakan nyeri dan kaku. Itu wajar karena kaki Nona Zoya beberapa lama tidak bergerak. Butuh beberapa waktu untuk berjalan dengan normal kembali. Berhati-hatilah, jangan lupa makan yang bergizi dan minum obat yang sudah saya resepkan," kata Dokter.
Zoya diperbolehkan pulang. Zoya diantar teman-temannya menggunakan mobil Daniyal. Di tengah perjalanan, sebuah mobil tiba-tiba saja melaju kencang di depan mereka. Daniyal dengan cepat menginjak rem. Hampir saja mobil Daniyal dan mobil berwarna pink bertabrakan.
Pemilik mobil pink keluar. Dia menghampiri mobil Daniyal dan meminta Zoya keluar dari mobil.
"Elika! Cari mati lu!" Raisa keluar dari mobil berteriak di depan Elika.
"Zoya! Keluar lu!" Elika dengan paksa menarik Zoya keluar dari mobil.
"Apa-apaan lu!" Dinar menahan Zoya dari dalam mobil.
Elika membuka pintu mobil. Elika terus berusaha menarik Zoya keluar dari mobil. Daniyal dan Raisa kewalahan menahan Elika yang begitu kuat. Zoya terduduk di atas aspal. Elika menyerang Zoya dengan menjambak rambutnya. Zoya menahan tangan Elika.
"Kali ini apa lagi salah gue!" Zoya mencengkram tangan Elika.
"Gara-gara lu, gue diskors dari sekolah!"
"Semua itu salah lu sendiri Elika!" Daniyal mencoba melepaskan tangan Elika.
Elika seperti orang kesetanan. Elika bertingkah di luar kendali. Entah kenapa di malam ini jalanan begitu sepi, tidak ada yang mendengar sumpah serapah Elika yang memekakkan gendang telinga.
Daniyal, Dinar dan Raisa tidak bisa menahan Elika yang begitu kuat. Zoya memejamkan mata sambil memanggil nama seseorang dalam hatinya.
Perlahan Zoya membuka mata. Zoya dengan tajam menatap Elika. Zoya mencengkram kuat jemari Elika sampai terdengar suara kretek. Elika melepaskan jambakannya. Elika memegangi jemarinya yang sakit.
Zoya tersenyum, Zoya menjentikkan jarinya. Tiba-tiba saja Daniyal, Raisa, Dinar dan semua di sekeliling Elika diam. Tidak ada pergerakan, bahkan suara angin pun seolah hilang.
Elika mundur ke belakang, Zoya perlahan berdiri dan berjalan dengan santainya ke arah Elika. Di mata Elika sekarang, Zoya berubah menjadi sosok yang sangat mengerikan. Matanya hampir mau terlepas, wajahnya hancur dan aroma dari tubuhnya mengeluarkan bau gosong.
Elika berlari masuk ke dalam mobilnya. Elika menyalakan mesin mobil. Elika mengumpat, memukul keras setir mobilnya. Beberapa kali mencoba menyalakan mesin, hanya derunya yang berisik tapi mobilnya masih diam di tempat.
"Mau ke mana Elika?"
Elika melirik dari arah spion mobilnya. Zoya sudah duduk manis di kursi belakang.
"Apa kamu ingin merasakan bagaimana rasanya terjun dari tebing dan meledak?" Zoya menyeringai.
"Gila! Siapa sebenarnya lu!" Teriak Elika.
"Gue adalah korban dari ketidakadilan. Gue akan membalas apa yang telah lu lakukan. Bersiaplah!"
Perlahan Zoya menghilang dari pandangan. Elika kembali mencoba menghidupkan mesin mobilnya dan kali ini mobilnya kembali normal. Elika dengan kencang meninggalkan teman-teman Zoya yang masih mematung.
Elika tidak bisa mengontrol laju mobilnya. Mobil itu berlari sendiri, memutar dan berbelok sendiri seolah ada yang mengendalikan. Elika membuka jendela mobil dan berteriak minta pertolongan.
Tapi semua tempat yang dilalui Elika sama seperti sebelumnya tidak ada pergerakan, semua diam. Mobil Elika terus saja melaju kencang di jalan raya yang diam. Mobil Elika menyalip mobil dan motor yang mematung.
Elika mengambil ponselnya menghubungi Ilma.
"Ma, toloooooooong!" Teriak Elika.
Dan tepat di saat itu, mobil Elika dengan sendirinya melesat terbang menabrak pembatas jalan. Mobil Elika berputar-putar dan akhirnya masuk ke dalam jurang.
Elika merasakan tubuhnya ditarik dari bumi dengan cepat, dihempas dan dilempar bersama dengan mobilnya. Mobil Elika terbalik dan mengeluarkan asap. Kaca depan mobil retak, beberapa pecahan kaca menancap di permukaan kulit.
Tercium aroma bensin yang menyengat. Terdengar suara percikan api. Elika tidak bisa bergerak, tubuhnya terjepit. Dan api tiba-tiba saja berkobar dan ledakan besar terjadi.
DUAAAAARRRR!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...