NovelToon NovelToon
Two Promises 2

Two Promises 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Angst / Romansa
Popularitas:720
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Season kedua dari "Two Promises"

Musim panas telah berlalu, dan Minamoto Haruki akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Yoshimoto Sakura. Namun, perjalanan waktu Haruki untuk menyelamatkan kekasihnya baru saja dimulai.

Seiring berjalannya waktu, bayang-bayang masa lalu mulai mengancam kebahagiaan mereka. Haruki harus menghadapi konflik internal keluarga Yoshimoto yang gelap, dan yang lebih mengerikan, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Sakura mulai terungkap perlahan.

Akankah Haruki mampu mengungkap kebenaran dan mengubah takdir yang menanti? Atau, akankah usahanya sia-sia, membawa mereka pada akhir yang tragis seperti di masa lalu?

Saksikanlah perjuangan mereka dalam 'Two Promises 2"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 18 - Yang diinginkan olehnya

[2 Oktober — 2015]

BEBERAPA MENIT SEBELUMNYA DI SMA HOSHIZORA...

[•] Ruang kelas 3-C

*POV Haruki

"—Eh? memangnya kamu tahu dia di mana, Minamoto-kun?!"

Yoshino-san bertanya padaku, aku pun langsung menjawabnya dengan yakin.

"Aku tahu dia di mana, Yoshino-san... jadi, ulurlah waktu untukku menemui dan berbicara padanya."

Hanya ada satu tempat yang pasti di datangi untuk saat ini. Pasti... dia ada di sana!

•Beberapa menit kemudian...

Setelah meminta Yoshino-san dan yang lainnya untuk mengulurkan waktu—aku berlari keluar sekolah untuk mencari Megumi.

Sebelumnya, aku meminta Sakura untuk mengirimkan pesan padaku apa bila mereka berhasil mengulurkan waktu.

Ting!

Dering notifikasi pesan berbunyi. Sambil terus berlari—aku mengambil ponselku dari saku celanaku.

[Sakura]📞

: Kami berhasil mengulurkan waktu untukmu, Haruki-kun.

: Aku tidak tahu apakah Megumi-chan akan kembali atau tidak. Tetapi, mohon bantuannya, Haruki-kun.

Membaca pesan dari Sakura, membuat hatiku terasa lega.

"Terima kasih, Sakura... aku pasti akan membawa kembali Megumi!"

Aku pun mempercepat langkahku. Napasku terengah, kakiku semakin terasa lemas.

"Megumi... tunggulah aku... "

* * *

KEMBALI KE SAAT INI DI TAMAN...

[•] Taman

*POV Megumi

Haruki berlari dari sekolah untuk menemuiku. Dengan napas terengah, dia berjalan menghampiriku.

"Akhirnya aku menemukanmu... Megumi."

"Bagaimana caramu mengetahui aku ada di sini, Haruki... "

Haruki menghentikan langkahnya dan berdiri sekitar 4 langkah di depanku.

"Kalau bukan di sini... memangnya di mana lagi kamu akan pergi, Megumi."

Aku tidak tahu, apakah saat ini Haruki berdiri di depanku karena sudah mengerti atau tidak... perkataanku kemarin.

"Nee, Haruki... apa ini artinya kamu sudah mengerti?"

Haruki tersenyum tipis dan kemudian menjawab pertanyaanku.

"Aku masih tidak mengerti, Megumi."

Tidak... kau, masih belum mengerti, Haruki?

Dadaku terasa sesak—napasku tak teratur. Padahal aku sudah mengetahuinya, kalau Haruki tidak mungkin mengerti dalam waktu dekat.

Mengepalkan tangan yang bergetar—aku kembali bertanya padanya.

"Lalu... kenapa kau datang padaku, Haruki?"

"Kenapa kau tanya? tentu saja karena aku percaya padamu, Megumi."

Jawaban Haruki membuatku tak bisa berkata-kata lagi—jawabannya dengan cepat menyentuh hatiku.

Kenapa kau bisa sampai seperti itu padaku, Haruki?

"Kenapa kau percaya padaku, Haruki? ...bukankah perkataanku sangat aneh dan sulit dipercaya?"

Haruki tersenyum—sangat tulus sampai bisa aku rasakan di hatiku.

"Aku tidak tahu, Megumi... apakah perkataanmu itu benar atau salah?—baik atau buruk?"

Setelah mengatakan itu, Haruki mengulurkan tangannya padaku dan melanjutkan ucapannya.

"Tapi aku ingin percaya padamu, Megumi... karena itulah, kalau ucapanmu benar, maka... raihlah tanganku dan bantulah aku menyelamatkan Sakura, Megumi."

"Ha... ruki?"

Meskipun aku menolak sebanyak apa pun... Haruki pasti akan selalu mengulurkan tangannya padaku.

Karena itulah... aku menerima uluran tangannya dan menerima sikap tulusnya.

"Mau sebanyak apa pun aku menolak... pasti kamu akan selalu memaksaku untuk menerimanya, kan, Haruki?"

Haruki menggenggam erat tanganku—senyumannya semakin lebar.

"Tentunya, Megumi."

Walaupun aku bukanlah orang pertama di dalam hatinya...

Meskipun aku adalah heroine yang kalah dalam sebuah novel romantis...

Aku yakin kalau suatu hari nanti... entah itu artinya aku harus menunggu selama bertahun-tahun untuk mendapatkan kebahagiaanku sendiri...

Aku memejamkan mata—kembali mengingat kenangan masa kecilku bersama dengannya.

Aku dan Haruki—kami sering bermain di taman itu, taman yang penuh dengan kenangan.

Mengingat kembali kenangan itu... membuat hatiku terasa hangat.

Kenangan itu adalah bukti... bahwa aku pernah menjadi satu-satunya orang yang berada di dalam hatinya.

Aku mengangkat wajahku—menatap matanya yang indah itu.

"Nee, Haruki... bolehkah aku bertindak egois untuk kali ini saja?"

Haruki tersenyum memejamkan matanya—lalu menjawab pertanyaanku.

"Tentu saja boleh, Megumi... katakan saja apa maumu."

Mataku berlinang—berusaha untuk tidak menangis secepat ini.

"Bolehkah aku memelukmu, Haruki?"

Haruki melepaskan genggaman tangannya, lalu melebarkan tangannya ke samping—memberikanku ruang untuk memeluknya.

Aku melangkah maju—lalu memeluknya dengan erat.

Air mataku tak lagi tertahankan saat Haruki mendekapku dengan lembut.

Hari itu, selama beberapa menit... aku menangis di pelukannya.

"Menangislah sepuasnya... Megumi."

Kalimat yang diucapkannya dengan lembut itu, membuat tangisku semakin menjadi.

Selama beberapa menit yang singkat itu... Haruki menjadi milikku untuk sementara.

Haruki... sifatmu yang seperti itulah—membuatku dapat mencintaimu sedalam ini.

Terima kasih karena sudah selalu terbuka untukku... Haruki.

Aku pasti... akan membantumu untuk menyelamatkan Sakura, dari masa depan yang buruk itu.

* * *

BEBERAPA MENIT KEMUDIAN...

Setelah aku melepas pelukanku darinya—aku menjauh beberapa langkah darinya, lalu berhenti.

Sambil menyeka air mata di pipiku dengan punggung tangan—aku mengucapkan rasa terima kasihku padanya.

"Terima kasih, Haruki."

"Kami tak perlu berterima kasih padaku, Megumi."

"Meskipun begitu... aku tetap ingin berterima kasih padamu, Haruki."

Haruki tersenyum tipis—kembali mengulurkan tangannya padaku.

"Ayo kita kembali ke sekolah, Megumi... semuanya menunggu kedatanganmu."

"Tapi Haruki... bukannya giliranku seharusnya sudah selesai?"

Pertanyaanku membuat Haruki tertawa kecil sambil menutup bibir dengan telapak tangannya.

"Giliranmu masih ada waktu sekitar satu jam, Megumi. Jadi... sampai giliranmu tiba, berjuanglah untuk menang demi kami semua, Megumi."

Jawaban Haruki membuatku dapat menarik napas lega—masih ada... masih ada harapan lagi untukku.

Aku menerima uluran tangannya dan kami pun langsung berlari bersama menuju ke sekolah.

[•] SMA Hoshizora

Saat aku kembali ke sekolah, Mai-chan langsung memelukku dengan erat sambil menangis.

"Megumi-chan... Megumi-chan... kenapa kamu malah pergi selama ini?"

Sambil mengelus kepalanya—aku menjawab pertanyaannya.

"Maaf ya, Mai-chan... kau jadi khawatir karena aku."

Mai-chan memelukku cukup lama, dan setelah dia melepas pelukannya, aku pun segera bersiap-siap untuk tampil di panggung.

Semua teman sekelasku, membantuku untuk bersiap-siap secepat mungkin karena waktu kami yang sedikit.

Setelah bersiap-siap, aku pun naik ke panggung kontes kecantikan itu dan tampil semaksimal mungkin untuk memenangkannya.

•Beberapa puluh menit kemudian...

Dan sekaranglah saatnya hasil perjuanganku selama ini akan ditampilkan.

Mau itu menang atau kalah, aku tidak peduli sama sekali.

Saat ini, aku hanya ingin menikmati hari terakhir festival sekolah dengan hati yang senang.

Hasil pun telah keluar dan aku berhasil memenangkan kontes kecantikan ini berkat bantuan teman-temanku, termasuk Haruki.

Mai-chan sampai menangis terharu saat kemenanganku diumumkan.

Haruki pun bertepuk tangan sambil tersenyum lebar melihat ke arahku.

Terima kasih semuanya... berkat kalian, aku bisa memenangkan kontes ini.

Terima kasih untukmu juga, Haruki... kalau bukan karenamu, aku tidak mungkin bisa tampil di atas panggung ini.

Beberapa menit setelah kemenanganku, Mai-chan pergi untuk menemui seseorang.

Aku pun mengikutinya dan kemudian melihatnya bertemu dengan Amane Shinji-kun, ketua kelas 3-A.

Mereka mengobrol selama beberapa menit. Aku tak dapat mendengar pembicaraan mereka karena jarakku yang jauh.

Tapi sepertinya aku bisa sedikit mengerti tentang apa yang mereka bicarakan di sana.

Sebelum pembicaraan mereka berakhir—aku balik arah dan lanjut menikmati hari terakhir festival sekolah sampai selesai.

* * *

BEBERAPA JAM KEMUDIAN...

[•] Perjalanan pulang

Sama seperti hari-hari biasanya, aku dan Haruki—kami berjalan pulang bersama.

"Aku ucapkan terima kasih sekali lagi karena kau selalu baik padaku, Haruki."

Sambil terus melangkah, aku kembali mengucapkan rasa terima kasihku padanya.

Haruki menoleh, lalu membalas. "Sama-sama, Megumi... lain kali, kalau kau perlu bantuan, jangan sungkan-sungkan untuk meminta bantuan padaku, ya, Megumi?"

Saat berjalan di depan taman—aku menghentikan langkahku, lalu menoleh melihat wajahnya.

"Bagaimana kalau kita berhenti dulu di taman ini, Haruki? ...ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu."

Haruki tersenyum tipis sedikit mengangguk, "Baiklah, Megumi... " jawabnya.

Kami pun berjalan memasuki taman tersebut—lalu duduk di salah satu bangku taman.

[•] Taman

Setelah duduk di bangku taman, aku mulai membuka mulutku dan berbicara padanya.

Pembicaraan yang sangat penting, yang mungkin akan menentukan langkah kami berikutnya.

"Haruki... apakah kau tahu tentang 'Dewa Waktu'?"

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!