Apa jadinya jika seorang Ustadzah harus menikah dengan seorang mafia yang terkenal kejam dan juga selalu bermain perempuan.
Apakah keduanya akan menerima pernikahan tersebut atau malah menolaknya ?
Antara Cinta dan ego
Antara dunia dan akhirat
Antara Hati dan Akal
dan
Antara Fara dan Althezza
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ustadzah 31
Mata Altheza terpaku melihat wajah bak bidadari di depannya.Pahatan sempurna dari Sang Pencipta sungguh membuat jantung Altheza porak poranda.
Bibir tipis pink alami,hidung mancung,bulu mata lentik dan lebat,alis hitam terlihat seperti di ukir,dagu nya yang terbelah serta lesung pipi di sebelah kanan seolah menambah kesempurnaan wajah cantik dari Fara.Wajah perpaduan Timur Tengah serta manisnya Sunda membuat Altheza meneteskan air matanya.
Altheza tanpa sadar menangis dalam diamnya,kenapa Tuhan begitu baik pada dirinya? Kenapa Tuhan memberikan bidadari Syurga untuk dirinya yang penuh dengan dosa.Ia merasa tidak pantas mendapat semua ini.Ia hanya laki-laki hina dan kejam tapi ia juga tak kuasa jika harus kehilangan wanita di depannya ini.
Tangan Altheza perlahan mengusap pipi Fara,tangannya sedikit gemetar apa ini nyata?Wanita cantik memang sudah sering ia lihat bahkan yang seksi pun ia sering lihat,full naked juga pernah tapi entah kenapa melihat istrinya justru jantungnya berdebar cepat.Keindahan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
"Apa ini nyata?"
Fara tak berani mengeluarkan suaranya,namun sejak tadi pipinya sudah bersemu merah.
"Terimakasih "
Ucap Altheza kemudian membuat Fara tidak mengerti.
" Terimakasih karena kamu sudah menutup ini dari laki-laki lain.Aku tidak pernah ridho jika ada laki-laki lain yang melihatnya "
Altheza mulai mengeluarkan sifat posesif nya,ia bersyukur istrinya memakai cadar karena jujur saja ia akan merasa takut dan tidak suka jika orang lain melihat wajah istrinya.
"Apa mas lingga kecewa melihat Fara yang sebenarnya?"
Altheza mengerutkan keningnya.
"Kenapa harus marah?"
"Fara tidak secantik wanita di luaran sana " ucapnya,kemudian ia menunduk takut.
"Kata siapa?"
" Mas pengusaha besar dan terkenal pasti di luaran sana banyak bertemu wanita cantik,dibanding Fara yang mungkin tidak ada apa-apanya "
Altheza sekuat mungkin menahan senyumnya,jadi ceritanya istrinya ini insecure.Tapi jika di fikir,kenapa harus insecure justru jika wanita lain yang melihat sang istri akan balik insecure karena melihat kesempurnaan sang istri.
Altheza saja masih tidak percaya Tuhan memberikannya istri spek bidadari seperti Fara ini.Entah kebaikan apa yang ia perbuat di masa lampau hingga ia di berikan sesuatu yang begitu indah dan luar biasa oleh Tuhan.
Apa ini waktunya untuk meluruskan apa yang selama ini salah?
Apa ini saatnya dirinya bicara jujur?
Tuhan apa aku pantas mendapatkan ini semua? Rasanya aku terlalu malu menerima ini semua,tapi aku juga tidak sanggup kehilangannya.Tuhan apa aku masih bisa menjadi orang yang lebih baik agar aku bisa setara dengan istriku? Tuhan ketuklah hati ku agar aku bisa memperbaiki segalanya dengan segera tanpa ada paksaan dari siapa pun.
"Shalat lah dulu,nanti setelah itu aku ingin bicara dengan mu "
Fara mengangguk namun hati kecilnya merasa penasaran,bisa ia lihat dari sorot mata suaminya ada sesuatu hal yang penting yang ingin di sampaikannya.
Altheza memperhatikan wanita cantik di depannya yang nampak semakin cantik berkali-kali lipat saat memakai mukena putih.Setiap gerakannya terekam jelas di memorinya seolah semuanya nampak seperti bergerak secara perlahan.Gerakan seolah terlihat begitu hati-hati dan rapuh,namun baginya terlihat begitu indah seolah setiap gerakannya bisa menyiratkan makna dan tujuannya.
Jantung Altheza berdebar begitu cepat,ia meraba dadanya.Ada gejolak aneh yang ia rasakan.Nafasnya terasa berat,airmatanya seolah saling berlomba untuk meluncur namun buru-buru Altheza mengangkat wajahnya agar tak sampai keluar.
Dadanya semakin berdesir hebat saat mendengar lantunan suci Al Quran yang keluar dari mulut istrinya.Terdengar merdu dan menenangkan.
Lagi-lagi rasa itu hadir,apakah benar Tuhan memberikannya seorang bidadari syurga?
...
Selepas shalat Isya,Fara membawa sebuah nampan berisi satu piring nasi dan se mangkuk sop ayam kampung yang dibuat khusus oleh Fara.
Sengaja ia membuat sop ayam kampung agar tubuh suaminya sedikit hangat,setelah shalat ashar tadi ia melihat suaminya tertidur dan baru saja ia bangunkan.Untuk shalat sendiri Fara belum berani menyuruhnya karena takut suaminya marah dan terpaksa.Fara hanya cukup memperlihatkan dan juga senantiasa merayu Tuhannya agar segera memberikan hidayah pada suaminya.
Fara membantu suaminya untuk duduk bersandar.
"Masih sakit perut dan kepalanya mas?"
"Sedikit enakan,tapi badan aku lemas sekali "
"Namanya juga lagi sakit,ya pasti lemas mas.Makanya mas makan dulu ya biar tidak terlalu lemas "
Fara langsung menyuapi suaminya dengan telaten membuat hati Altheza merasa hangat.Ia senang karena Fara benar-benar mengurusnya.
"Kamu juga makan "
"Fara nanti saja mas,setelah mas selesai makan dan minum obat,Fara pasti makan"
"Ya sudah,tapi nanti harus makan ya.Aku tidak ingin nanti gantian kamu yang malah sakit karena terlalu lelah mengurus ku "
Fara tersenyum,ia memberikan minum pada suaminya.
"Mas tau tidak dalam Islam, mengurus suami yang sedang sakit adalah kewajiban istri dan merupakan bentuk dari ketaatan dan kasih sayang seorang istri.Pahalanya juga besar loh mas,maka dari itu Fara mengurus mas sekarang itu karena itu merupakan salah satu kewajiban dan tanda bakti Fara pada mas dan yang lebih utama adalah Fara ingin meraih pahala sebanyak-banyaknya mas. Seperti sebuah hadist "Seorang istri yang merawat suaminya yang sakit, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah." (HR. Bukhari). Jadi biarkan Fara meraih pahala itu lewat mas ya "
Altheza diam seribu bahasa, hati kecilnya merasa sakit mendengarnya.Betapa jahatnya dirinya karena sempat mengsia-siakan wanita shaleha ini.
"Fara tolong maafkan mas " Lirihnya
Fara mengerutkan keningnya."Kenapa mas minta maaf ?"
"Maafkan mas karena telah banyak menyakitimu.Mas salah karena selama ini telah mengabaikanmu sebagai istri,maaf..."
Fara terharu,ia bersujud syukur karena Allah akhirnya mengabulkan do'a nya.Do'a yang hampir setengah tahun selalu ia panjatkan dan hari ini Allah telah mengabulkannya.
"Kamu kenapa nangis? Apa kesalahan mas sangat fatal? "
Altheza terkejut melihat istrinya yang malah menangis.
"Tidak mas,Fara hanya bahagia..."
"Fara bahagia karena Allah telah mengabulkan do'a Fara yang selama ini selalu meminta Allah untuk bisa mengetuk hati mas Lingga agar bisa melihat Fara "
Altheza tersenyum,tidak menyangka jika selama ini sang istri selalu mendo'akannya.Kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
" Maaf karena terlabat menyadari semuanya "
"Semuanya belum terlambat mas,semuanya masih bisa di perbaiki "
Altheza semakin tersenyum lebar. "Jadi apa semuanya bisa kita lakukan dari awal lagi ?"
Fara tersenyum sambil mengguk,lagi-lagi hatinya begitu bahagia.
"Terimakasih istriku! Mulai sekarang kita bangun lagi semuanya dari nol ya.Tolong jangan lelah menemaniku dan mengingatkanku ya "
"Iya mas sama-sama.Fara mau mas.."
"Kita mulai dari malam ini ya,mulai malam ini kita akan satu kamar "
"Hah!"
...🌸🌸🌸...