NovelToon NovelToon
Dipaksa Menjadi Istri Kedua

Dipaksa Menjadi Istri Kedua

Status: tamat
Genre:Poligami / Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Tamat
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Kata sah terdengar lantang dari dalam ruangan minimalis itu. Pertanda ijab kabul telah selesai dilaksanakan seiring dengan air matanya yang terus menerus menetes membasahi pipinya.

Apa jadinya jika, karena kesalahpahaman membuat seorang wanita berusia 25 tahun harus menjadi seorang istri secara mendadak tanpa pernah direncanakan ataupun dibayangkan olehnya.

Kenyataan yang paling menyakitkan jika pernikahan itu hanyalah pernikahan kontrak yang akan dijalaninya selama enam bulan lamanya dan terpaksa menjadi istri kedua dari suami wanita lain.

Mampukah Alfathunisa Husna menerima takdir pernikahannya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 33

Suara bel rumah terus-menerus berdenting, bersahutan dengan teriakan kedua anaknya. Azhar terburu-buru mengenakan celana, bahkan belum sempat memakai kausnya. Peluh dingin menetes di pelipisnya.

“Papa… bukain pintunya dong! Kami capek berdiri!” teriak Bilqis dari luar.

“Mama cantik, buka pintunya… Berliana ngantuk,” rengek Berliana yang memanggil nama Nisa.

Azhar menarik napas panjang, suaranya agak serak, “Sabar, tungguin Papa sebentar…” ujarnya seakan suara itu bisa menembus pintu dan menenangkan mereka.

Di belakangnya, Nisa menggigit bibir. “Aku mandi dulu, Mas. Tapi… jangan bilang Mama kalau aku mandi, nanti mereka curiga sama yang barusan kita lakukan,” pintanya lirih, wajahnya tampak gelisah. Lalu ia berjalan cepat ke kamar mandi.

Azhar hanya mampu tersenyum tipis, mencoba menutupi rasa panik di dadanya. Ia melangkah menuju pintu dengan langkah besar.

Ting… tong… suara bel makin keras. Ia membuka pintu sambil meraih kaus oblong seadanya.

Di ambang pintu berdiri Bilqis, Berliana, dan Bu Nurul. Bilqis langsung melipat tangan di dada, wajahnya masam. Berliana mengucek-ucek matanya yang mengantuk.

“Adek, berapa kali Kakak bilang Tante Nisa itu bukan Mama cantik. Dia cuma pembantu dan pengasuh kita berdua!” ketus Bilqis.

“Mama Nisa cantik baik hati…” sela Berliana tak mau kalah, suaranya polos.

Bu Nurul mengernyit, hatinya perih mendengar ucapan cucunya. “Ya Allah, Bilqis. Nggak baik ngomong begitu tentang Tante Nisa. Dia berbaik hati menjaga dan mengurus kalian berdua sementara Mama kalian sibuk bekerja,” ucapnya lembut, berusaha menasihati.

Bilqis menatap tajam neneknya. “Pokoknya aku nggak suka kalau Tante Nisa tinggal di rumah ini!”

“Astaghfirullahaladzim…” Bu Nurul menarik napas. “Bilqis itu anak yang baik hati, penurut, penyayang. Kok bisa ngomong seperti ini? Tante Nisa sudah banyak berkorban untuk kalian, Nak.”

Berliana malah terkekeh kecil. “Mama cantik itu baik, nggak jahat seperti yang Kakak bilang…”

Bilqis tetap bersikeras. “Tante Nisa harus segera pergi dari sini!” tegasnya.

Bu Nurul melongo, tak percaya. “Ya Allah, apa yang terjadi pada cucu nenek?” bisiknya.

Ia mulai yakin ada seseorang yang mempengaruhi cucunya. “Nenek Retno bilang Mama cantik itu jahat, katanya mau rebut Papa dari Mama Dian,” celetuk Berliana polos.

Bu Nurul tercekat. “Ya Allah… begitu piciknya Bu Retno… tega mengajarkan hal-hal yang tidak pantas pada cucuku…” gumamnya pedih.

Bilqis mendengus. “Nenek Retno itu baik, yang jahat itu Tante Nisa!”

Ucapan Bilqis bersamaan dengan Azhar membuka daun pintu yang bercat putih gading. Ia mengusap lehernya sambil tersenyum canggung. “Maaf ya… tadi Papa ada kerjaan sedikit,” ujarnya.

Bu Nurul menatapnya lama. Pandangannya jatuh pada tanda kemerahan di leher Azhar, juga noda lipstik samar di sudut bibirnya. Hatinya mencelos.

“Ya Allah… apa yang baru diperbuat anakku? Kok seperti orang yang baru saja memadu kasih… padahal istrinya ada di Jakarta. Di rumah ini hanya ada Nisa…” batinnya.

Bilqis malah bertanya polos, “Papa, kok bibirnya merah? Papa pakai lipstiknya Mama Dian, ya?”

Langkah Azhar terhenti. Ia garuk kepala, salah tingkah. Tangannya cepat mengusap sudut bibirnya.

Astaghfirullah… aku lupa ngecek penampilan sebelum keluar. Semoga mereka nggak sadar apa yang barusan aku kerjakan… batinnya panik.

Azhar memaksa senyum. “Hehe… Papa barusan makan saus tomat, jadi bibirnya ada noda merahnya…” elaknya.

Bu Nurul memperhatikan setiap gerak-gerik putranya. Ya Allah… apa Azhar dan Nisa ada hubungan terlarang? Tapi Nisa wanita sholehah, sedang hamil pula. Masa iya…

“Azhar, Nisa di mana? Mama nggak lihat dia…” tanya Bu Nurul perlahan, pandangannya menyapu ruang tamu.

“Entahlah Ma, mungkin dia di kamarnya. Aku tadi cuma sendirian di dapur makan mie instan,” jawab Azhar cepat, matanya menghindar.

Bu Nurul menarik napas panjang, lalu duduk di sofa. Azhar pamit naik ke kamar, pura-pura mengecek ponsel. “Mama tunggu di sini sebentar, ya.”

Tak lama kemudian, pintu samping terbuka. Nisa masuk sambil membawa dua kantong kresek putih. Wajahnya dibuat senatural mungkin.

“Assalamualaikum… eh Ibu Nurul sudah lama?” sapanya basa-basi.

“Ibu kira kamu di kamar. Tadi Mama tanyakan ke Azhar, katanya nggak tau kamu di mana,” ucap Bu Nurul sambil menatap Nisa lekat-lekat.

“Oh itu aku ke minimarket depan, Bu. Lagi pengen cemilan… namanya juga orang hamil,” jawab Nisa sambil mengangkat kantongnya.

Bu Nurul menghela napas. “Kenapa nggak minta Azhar yang beliin? Kamu itu sedang hamil, Nak. Nggak boleh keluar malam-malam sendirian.”

Nisa tersenyum kecil, berusaha tetap tenang. “Aku nggak mau merepotkan Tuan Azhar, Bu. Beliau sibuk mempersiapkan keberangkatannya besok.”

Dari tangga, Azhar yang turun diam-diam mendengar ucapan itu. Ia tersenyum tipis, bersyukur rahasianya belum terbongkar. Ya Allah… semoga kebohongan ini segera berakhir sebelum segalanya hancur.

Di sudut ruang tamu, Bu Nurul hanya menatap kedua orang itu bergantian. Ada sesuatu yang tak bisa ia jelaskan yaitu campuran curiga, sedih, dan kecewa.

Ya Allah… tunjukkan jalan kebenaran pada anakku. Jangan sampai mereka terjerumus lebih dalam… doanya lirih.

POV Azhar

Azhar berdiri di tangga, tubuhnya terasa berat. Napasnya belum juga teratur sejak ia membuka pintu tadi. Keringat dingin di punggungnya makin terasa ketika pandangan Bu Nurul sempat berhenti di lehernya.

Ya Allah… kenapa aku begitu ceroboh? Kenapa aku nggak sempat bercermin sebelum keluar?

Tangan Azhar meremas pegangan tangga. Matanya terus memperhatikan Bu Nurul dan Nisa yang sedang bercakap. Setiap detik terasa seperti jarum jam yang menancap di dadanya.

Kalau Mama tau… kalau anak-anak sadar… semua ini hancur. Mereka akan membenci Nisa, membenci aku. Rumah ini bakal jadi neraka.

Ia menunduk, menelan ludah. Ujung bibirnya masih ia usap diam-diam. Senyum yang tadi ia paksakan kini terasa kaku.

Di dalam dadanya ada suara lirih, “Aku harus lindungi Nisa. Apapun yang terjadi, aku yang tanggung. Jangan sampai dia dihina.”

---

POV Nisa

Nisa masih berdiri di ruang tamu sambil mengangkat kantong belanjaan. Wajahnya berusaha tenang, tapi telapak tangannya dingin dan basah. Mata Bu Nurul seperti menembus kulitnya.

Astaghfirullah… apa Ibu Nurul curiga?

Ia menggeser kaki sedikit, mencoba mengatur napas. Bibirnya digigit halus supaya tidak gemetar.

Ya Allah… aku malu. Aku takut. Aku nggak ingin merusak rumah ini. Tapi aku juga nggak bisa jauh dari Azhar…

Di balik senyum kecilnya, dadanya sesak. Ia melirik cepat ke arah tangga. Azhar berdiri di sana, memberi isyarat halus agar ia santai. Tapi itu justru membuat hatinya makin berdegup.

Semoga alibi tadi cukup. Semoga kantong belanjaan ini terlihat wajar. Semoga mereka percaya aku hanya ke minimarket.

Ia menunduk, meraih tangan Bu Nurul untuk dicium seperti biasa, berusaha menutup kecanggungannya.

---

Mereka berdua (dalam diam)

Mata Azhar dan Nisa sempat bertemu sekejap. Pandangan itu seperti percakapan sunyi:

“Kita harus hati-hati. Jangan bicara macam-macam.”

“Aku takut, Mas. Aku nggak sanggup kalau rahasia ini ketahuan.”

Nafas Azhar menjadi berat. Ya Allah… aku ingin berhenti berbohong, tapi aku belum siap kehilangan dia.

Sementara Nisa dalam hati berdoa, Ya Allah, lindungi aku dari fitnah. Jangan biarkan aku jadi orang jahat di mata anak-anak.

Dari luar, suara tawa anak-anak memecah keheningan. Tapi bagi mereka berdua, suara itu malah terasa seperti alarm yang siap membongkar rahasia.

Mampir Baca novel aku yang lain dong kakak judulnya:

Air Mata Duka Dimalam Pertama

Pawang Dokter Impoten

Terjerat Pesona Ustadz Tampan

1
Iis Dawina
waduh beneran tamat ini..pdhal bgus ceritanya
Shinta Ismayanti
luar biasa 👍🏼
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: mampir baca novel baru aku kakak semoga aku bisa gajian bulan depan Amin ya rabbal alamin 😂🙏🏻🤗

judulnya Air Mata Duka Dimalam Pertama.
total 1 replies
Cookies
luar biasa
Cookies
kok tamat thor, azhar blom tau ank istriny msh hidup, semangat ditunggu lanjutanny
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: tamat karena gagal dapat cuan kak kalau lanjut ngenes kak😭😭😭

aku fokus novel baru aku kak judulnya Air Mata Duka Dimalam Pertama.
total 1 replies
Wien Daffa
lah...kok tamat Thor.
nanti bagaimana nasib anak2nya Pak Mayit.
semngat ya.....
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: mampir baca novel baru aku kakak judulnya berbeda dari semua Novel aku Judulnya Air Mata Duka Dimalam Pertama
total 1 replies
Cookies
semangat thor
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak 🙏🏻🥰
total 1 replies
Cookies
siapa yg tau ttg pernikahan nisa azhar, alif kah
Yensi Juniarti
maaf kak bukan menghujat tapi alurnya muter2..🙏🙏🙏
aku agak binggung bacanya 🙏🙏🙏
Yensi Juniarti: Alhamdulillah kalau begitu 🙏🙏🙏
total 2 replies
Yuliana Tunru
kadang binging baca penulisan mu thorr saat alur cerita x dan diulang kyk pov gitu berulang2 dgn ulasan yg sama jd bertele2..padahal sdh bahus eh malah terusik dgn pov x pengulangan kisah deh
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: iya yah kakak akan diperbaiki kedepannya 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Yuliana Tunru
wow dian ternyata selinkuh..klo mmg gitu knp msh bertahan dgn azhar cerai gih agar kakian sama2 bahagia dgn pilihan hati
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sama² pemain yah 😂🤭
total 1 replies
Eva Karmita
ya Alloh Nisa Azhar kalian berdua sudah di buatkan cinta ...sadar ngk sih nis ada hati yang lain terluka bilang mengetahui hubungan kalian berdua 💔😩
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭
total 1 replies
Eva Karmita
maju terus Faris jgn gentar rebut hati Nisa ...

Nisa lebih baik menikah dengan duda dari pada jadi plakor
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: oh ho duda semakin di depan dong 🤭😂
total 1 replies
Eva Karmita
itu konsekuensi yang harus kamu tanggung Nisa ,, menjadi istri bayangan tak seindah yang dibayangkan akan ada hati yang selalu terluka melihat kemesraan suami dan istri sahnya 💔😭...,, Azhar jangan egois lepaskan Nisa biarkan Nisa mencari kebahagiaan yang lain ,, tidak ada keadilan bagi orang yang berpoligami yang ada hanya luka dan luka yg menggerogoti batin yg penuh luka dan tekanan 💔💔💔💔💔💔
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: insha Allah...
total 3 replies
Eva Karmita
❤️
Eva Karmita
ya Allah jgn sampai ini menjadi awal yang menyakitkan Nisa kamu sudah menyerahkan diri mu ...,, tidak ada rumah tangga yang baik" saja apalagi diawal dengan keterpaksaan ingat Azhar berstatus suami orang , semoga saja Nisa bisa menjalani hari-harinya dengan baik
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe
total 1 replies
Eva Karmita
😭 yg kuat Nisa.... Azhar plesss kalau kamu memang mencintai istri dan anak mu tolong jangan sampai kamu nyentuh Nisa kasihan Nisa anak yang baik kan kamu udah ngomong ngk bakalan jatuh cinta dengan Nisa
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: pasti kuat lah KK
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!