NovelToon NovelToon
Behind The Executive Desk

Behind The Executive Desk

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rosee_

Ivana Joevanca, seorang wanita ceria dan penuh ide-ide licik, terpaksa menikah dengan Calix Theodore, seorang CEO tampan kaya raya namun sangat dingin dan kaku, karena tuntutan keluarga. Pernikahan ini awalnya penuh dengan ketidakcocokan dan pertengkaran lucu. Namun, di balik kekacauan dan kesalahpahaman, muncul percikan-percikan cinta yang tak terduga. Mereka harus belajar untuk saling memahami dan menghargai, sambil menghadapi berbagai tantangan dan komedi situasi yang menggelitik. Rahasia kecil dan intrik yang menguras emosi akan menambah bumbu cerita.

“Ayo bercerai. Aku … sudah terlalu lama menjadi bebanmu.”
Nada suara Ivy bergetar, namun matanya menatap penuh keteguhan. Tidak ada tangis, hanya kelelahan yang dalam.

Apa jadinya jika rumah tangga yang tak dibangun dengan cinta … perlahan jadi tempat pulang? Bagaimana jika pernikahan ini hanyalah panggung, dan mereka akhirnya lupa berpura-pura?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 - Pengakuan dalam Diam

...“Ia tak pernah tahu ia menginginkan, sampai rasa takut kehilangannya datang.”...

...-...

...-...

...-...

Beberapa hari setelah rapat, pertemuan antara Desainer interior itu kembali dilakukan sejak pagi dan telah selesai sebelum jam istirahat. Pertemuan kali hanya dihadiri oleh Calix, Trevor dan Beatrice saja, sedangkan Ivy sendiri sudah sibuk dengan dokumen diatas mejanya.

Ivy sedang memeriksa dokumen di ruang kerja khusus tim proyek saat suara pintu diketuk pelan, lalu Beatrice masuk dengan map di tangannya setelah dipersilakan.

“Selamat siang, Nyonya,” sapa Beatrice, nadanya sopan.

Ivy menoleh sekilas, alisnya terangkat. “Ada perlu?”

Beatrice melangkah mendekat, meletakkan map di meja dengan hati-hati. “Ini revisi konsep interior yang diminta Tuan Calix. Saya pikir sebaiknya Nyonya juga meninjau, mengingat posisi Anda yang mendampingi tuan langsung.”

Ivy menerima map itu tanpa komentar, hanya membalik-balik beberapa halaman. Beatrice berdiri tegak di seberang meja, sikapnya tenang meski ada ketegangan samar di wajahnya.

“Desain ini … cukup berani,” ujar Ivy akhirnya, menatap langsung pada Beatrice. “Apa kau yakin sesuai dengan karakter perusahaan kami?”

Beatrice menahan sejenak sebelum menjawab. “Saya yakin, Nyonya. Setidaknya, Tuan Calix biasanya menyukai hal-hal yang … tidak terlalu biasa.”

Nada suaranya tetap formal, tapi ada bayangan getir yang nyaris tak bisa disembunyikan. Ivy menutup map itu dengan bunyi pelan, matanya masih meneliti Beatrice seakan mencari maksud tersirat.

“Kau terdengar sangat mengenalnya,” celetuk Ivy dingin. Ucapan itu lolos begitu saja.

Beatrice menghela napas tipis. “Mungkin karena saya sudah lama bekerja di bawah perusahaan Nyonya Catherine. Tapi tentu saja, kedekatan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan posisi Nyonya sekarang.”

Kata-kata itu terdengar resmi, tapi entah bagaimana menusuk Ivy. Ia membuang pandangannya ke arah jendela, enggan menunjukkan reaksi.

“Baiklah. Sampaikan pada tim, aku ingin melihat alternatif lain selain ini. Jangan terlalu terburu-buru menyimpulkan apa yang Calix sukai. Dia bisa saja berubah.”

Beatrice menunduk patuh. “Baik, Nyonya.”

Ia berbalik hendak pergi, namun sebelum tangannya menyentuh gagang pintu, ia berhenti sebentar. Suaranya lebih rendah, hampir berbisik, meski tetap menjaga formalitas.

“Jika ada sesuatu yang saya pelajari… Tuan Calix hanya berubah karena orang yang benar-benar ia dengarkan. Dan sekarang, orang itu adalah Anda.”

Tanpa menunggu jawaban, Beatrice keluar meninggalkan ruangan, menyisakan Ivy yang terdiam dengan dada berdebar—antara puas karena ucapan itu seperti pengakuan kemenangan, dan resah karena merasakan kejujuran yang tak bisa diabaikan.

Beatrice keluar dengan langkah tenang, pintu menutup pelan di belakangnya. Ruangan kembali sunyi, hanya terdengar suara detak jam dinding. Ivy masih duduk di kursinya, map revisi desain itu terbuka di depannya, tapi pandangannya kosong.

“Kau terlalu percaya diri,” gumamnya pelan, seolah mengulang bayangan kalimat Beatrice tadi. Tapi meski bibirnya mencibir, ada sesuatu yang menekan dadanya.

Beatrice jelas mengakui posisinya sebagai istri, sebagai orang yang kini berdiri paling dekat dengan Calix. Tapi mengapa hatinya justru terasa tidak nyaman?

Tatapannya beralih ke kaca jendela, memantulkan wajahnya sendiri. Ia menegakkan dagu, mengingatkan diri bahwa ia adalah Ivy, nyonya rumah, sekretaris pribadi sekaligus istri sah. Namun suara Beatrice terus menggema di kepalanya.

Tuan Calix hanya berubah karena orang yang benar-benar ia dengarkan. Dan sekarang, orang itu adalah Anda.

Untuk sesaat, Ivy menggenggam ujung meja lebih erat. “Benarkah dia mendengarkanku?” Pertanyaan itu melintas, membuatnya resah. Sebab jika benar, itu berarti Calix tidak hanya sekadar menunaikan kewajiban, tapi mungkin sudah lebih jauh dari itu.

“Sebenarnya — kenapa aku … seperti ini?” gumamnya lirih. Ia menunduk, menatap bayangan dirinya di permukaan kaca. Wajahnya terlihat tegang, mata berkilat tajam, jauh dari elegan yang selalu ia coba tampilkan.

Padahal dulu, ia sendiri yang pernah menantang Calix, setengah bercanda, ‘Apa kau tidak berniat mencintai seseorang?’ Dan ia pikir tidak akan peduli dengan jawabannya. Tapi sekarang — hanya melihat Beatrice berdiri di sisi Calix saja, rasanya seolah seluruh tubuhnya menolak.

Bukan rivalitas, bukan juga harga diri.

Perasaan ini terlalu mentah untuk sekadar itu.

Ivy menarik napas dalam-dalam, menekan dadanya yang berdegup tak terkendali. “Aku… cemburu,” bisiknya akhirnya, suaranya bergetar samar.

Kata itu terasa pahit sekaligus melegakan. Sadar bahwa ia cemburu, yang berarti ia harus mengakui sesuatu yang lebih menakutkan. Dirinya mulai benar-benar menginginkan Calix.

Jemarinya meremas map revisi itu erat, seakan benda itu satu-satunya yang bisa menahan guncangan dalam dadanya.

Suara pintu berderit pelan. Ivy sontak menoleh.

Calix masuk dengan langkah tenang, jasnya masih rapi meski sudah beberapa jam berlalu sejak rapat pagi. Ia membawa semangkuk stroberi, meletakkannya di sisi meja tanpa berkata banyak. Gerakan kecil, sederhana, namun cukup membuat dada Ivy berdegup lebih kencang.

“Sudah kau periksa dokumen dari Beatrice?” tanya Calix datar, suaranya rendah namun mengisi ruang.

Ivy menelan ludah, berusaha menahan diri agar tidak menunjukkan keterkejutan atas kehadirannya. “Sudah. Aku minta alternatif lain. Terlalu berani menurutku.”

Calix menatapnya sekilas, lalu tersenyum samar. “Bagus. Aku juga tidak ingin hal penting diselesaikan hanya berdasarkan tebakan orang lain.”

Kalimat itu menghantam Ivy lebih dari yang ia perkirakan. Tebakan orang lain? Apakah itu berarti dirinya, sebagai istrinya, benar-benar menjadi tempat Calix mendengarkan, seperti yang dikatakan Beatrice tadi?

Ia menatap wajah suaminya diam-diam. Rahang tegas itu, tatapan mata yang penuh ketenangan, juga cara Calix dengan mudah mengisi ruangan tanpa banyak bicara. Begitu nyata, begitu dekat … dan untuk pertama kalinya, Ivy ingin lebih dari sekadar peran “istri sah” yang menemaninya di hadapan dunia.

“Ivy?” panggil Calix, alisnya terangkat karena istrinya terlalu lama terdiam.

Ia tersentak, buru-buru menutup map. “Tidak, tidak ada apa-apa.”

Calix menunduk sedikit, mencoba mencari jawaban lewat tatapannya. Tapi Ivy cepat mengalihkan pandangan, pura-pura sibuk merapikan dokumen di meja.

Keheningan jatuh, tapi bukan hening yang kosong. Ada sesuatu yang berdenyut samar di antara mereka — keinginan yang baru mulai tumbuh di hati Ivy, namun sudah terasa begitu kuat.

Saat Calix berbalik hendak pergi, Ivy tanpa sadar menggenggam erat tangan pria itu. Untuk pertama kalinya sejak mereka menikah, ia merasakan dorongan sederhana namun menakutkan.

"Jangan pergi."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Beri komentar kalian untuk Bab ini dong. Menurut kalian tindakan2 mereka gimana? Aku juga butuh masukan kalian untuk bab selanjutnya akan aku tulis seperti apa☺...

1
safaana
terkena jebakan sendiri kan ivy
safaana
kenapa perhatiannya yang begitu manis,di lakukan nya sewaktu ivy tidak sadar,jdi terasa tidak lengkap calix
safaana
apa yang di tulis Thor aku pahami ajah,semisalnya ada salah kata atau typo aku ma' lumi dan pahami selagi ceritanya masih di mengerti
safaana
ivy alasanmu terlalu ringan jdi terlalu mudah di curigai,apalagi CEO nya terkenal galak kaga ada yg percaya dengan alasanmu,
safaana
thor jangan yg berat2 konfliknya takut berpisah dan gak nyambung lagi putus deh
safaana
kasih sayang dan cinta dari keduanya sudah ada cuman belum saling mengakui,di kasih yg manizz manizz meleleehh akoh,
WOelan WoeLin
next kak
firna khusnul
pagi2 🔥🔥🔥 thor /Smile/
ig: arosee23: Hehee😜
total 1 replies
Trituwani
hareudang hareudang...🔥/Joyful/
ig: arosee23: pake kipas angin yak😆
total 1 replies
Nani Naya
manis terus juga gpp KK😀, semangat ditunggu up nya
luzy_rm
Rasanya hangat campur sedih, sesusah itu mencari teman ya ivy...
Trituwani
masya allah meleleh adek bang....
mungkin si ivy klo melek jg bakal meleyot ya /Applaud/emhh manisnya abang cal/Kiss/
semangat kaka sehat selalu
firna khusnul
emmm sooo sweat bangettt
Nani Naya
bebas apa kata othor aja💪💪💪
Nani Naya
seneng sama ceritanya, kalau bisa konflik nya jangan berat2
Trituwani
lanjut ka semangattd/Kiss/
ig: arosee23: Makasii
total 1 replies
Cing_
Semangat thor🔥 emm Niatnya mempermudah thor, tapi secara Pribadi aku lebih srek sja bila di tulis dengan nominal dollar sj, soalnya pas aku baca scene bgian uang yg di tulis dalam rupiah, vibes yg aku rasakan tentang latar western novel ini hilang seketika di otakku thor🏃‍♀️
Cing_: Sebenarya tdk perlu revisi bab ini, toh sdh jadi juga kan. Tpi secara pribadi aku, keinginanku untuk bab selanjutnya nanti pakai dollar sj✌️
maaf kesan ny ngatur thor, piccc🙏😁
total 2 replies
Cing_
Semangat thor, sampai tamat ceritanya ya🔥
pliss thor jangan sampai hiatus lagi yaa and jaga kesehatan selalu
WOelan WoeLin
lanjut thor
smangat 💪💪💪
firna khusnul
seru.. penasaran alur crtanya... trus karakter tokohnya beda... jd spesial
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!