"Sedang Apa Kalian?"
"Wah! Mereka Mesum!"
"Sudah jangan banyak bacot! Kawinin Pak saja! Kalo gak mau Arak Keliling Kampung!"
"Apa?!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Tik, Kamu pokoknya harus ikut lomba voli." Bu Kartini, dengan gaya memaksa, tak peduli Tika setuju atau gak. Pokoknya setiap event tujuh belas agustusan Bu Kartini ingin keluarga Mereka bisa menjadi contoh warga.
"Iya Ndoro." Tika baru saja berniat kembali ke kamar buru-buru ditahan Bu Kartini, "Tik, live nya udah. Sekarang mending bantuin Ibu. Bikin bolu kukus. Bahannya ada disitu."
"Bu, Bapak ke rumah Pak RW dulu ya. Tik, Kamu jangan lupa ikut lomba Voli besok. Jangan sampe enggak."
Tika memutar bola matanya, meski akhirnya mengangguk setuju.
"Bu, Tama pamit ya. Mau latihan buat lomba futsal."
"Mbak, biasa,"
"Latihan dimana Tam?"
"Di lapangan futsalnya Mas Karim Bu."
"Kenapa Mesti latihan disitu sih! Mbak tambahin deh, biar Kamu sama temen-temen Kamu latihan ditempat lain!"
"Udah biarin aja! Oh iya Tam, salam buat Mas Karim."
"Sip Bu!"
Tika melongo. Kenapa semua anggota keluarganya malah begitu sering berinteraksi dengan Si Duda Karatan.
"Tik, Kamu nanti bawain ke rumah Karim ya. Jadi Ibu sengaja bikin Bolu lebih, satunya buat Karim. Kamu yang bawain!"
"Tika! Kamu denger gak sih kalo Ibu ngomong? Dijawab kek!"
"Iya Ibu Kita Kartini, Istri Pak Kartono yang bukan Harum namanya."
"Kamu ini! Ngomong susah! Sekalinya ngomong bikin Ibu emosi!"
"Itu sih Ibu aja! Negatif terus sama Tika!"
"Udah gak usah ngambek. Kamu tuh Tik seharusnya dandan dikitlah kalo dirumah. Jangan begitu-begitu aja. Heran Ibu. Kamu tuh kayak gak ada centil-centilnya jadi anak gadis!"
"Ibu sih aneh! Anak baik-baik aja malah disuruh centil!"
"Emang Ibu mau Tika kencentilan kayak anak temen Ibu, ujung-ujungnya mendadak nikah bulan depan udah beranak!"
"Astaga! Ya jangan yang model begitu Tika! Ibu maunya Kamu dapet jodoh dengan cara yang bener."
"Aamiin."
*
"Permisi Bu, mau tanya kalau rumah Karim disebelah mana ya?"
"Mbaknya ini siapa? Kok cari rumah Pak Karim?"
Tika yang baru saja akan keluar rumah, malah dipanggil Bude pemilik warung, "Tik, mau kemana?" Melihat Tika memakai payung, bukan karena hujan tapi panas terik matahari yang begitu menyengat namun titah Ibu Kita Kartini kepada Tika membeli bahan Kue yang kurang tak bisa dibantah.
"Mau ke Agen Bude."
"Tik, ini Mbaknya nanya rumah Pak Karim."
"Maaf Mbak, Saya Karina. Mantan Istri Karim."
*
"Tam, udah lama?"
Karim datang, menyapa Tama dan teman-temannya yang sedang latihan futsal.
"Iya Mas. Dari sejam lalu. Mas Karim baru sampe? Pantes tadi pas dateng gak kelihatan.
Ponsel Karim tiba-tiba aja berdering. Tama bisa melihat wajah Karim berubah keras, tatapan tajam dan suaranya lebih serius dari biasanya.
"Mau balik Bang?"
"Masih lama latihan? Ikut Abang balik yuk!"
Tama yang tadi bareng bersama temannya, kini pulang ikut oleh Karim.
Tama tak berani bertanya, melihat wajah Karim lebih tegang, Tama memilih duduk dengan tenang saja. Entah ada apa sebetulnya. Mau tanya ya sungkan.
*
"Siapa sih tuh cewek! Bodynya hot banget! Mana seksi banget! Ani-aninya si Duda kali!"
Setelah berkenalan singkat, Tika segera pamit, mending belanja pesanan Ibu, dari pada meladeni Mantan Istri Si Mantan Duda.
*
"Kamu jangan pernah kesini lagi. Kita sudah selesai Karina! Aku sudah bukan siapa-siapa Kamu. Dan Kamupun bukan siapa-siapa bagiku."
"Rim, maafkan Aku. Aku tahu Aku salah. Aku bodoh! Aku khilaf Rim!"
"Sebaiknya Kamu keluar dari rumahku. Aku gak enak lama-lama membiarkan Kamu dirumahku. Jadi silahkan pergi!"
Karim mendapat panggilan telepon dari orang yang bekerja dirumahnya, katanya ada Perempuan bernama Karina dan mengaku Mantan Istri Karim.
Karim memutuskan segera pulang, entah mengapa Ia malah mengajak Tama.
Sesampai dirumah, dan Tama sudah pamit untuk balik kerumahnya, Karim masuk ke dalam rumah.
Karina. Mantan Istri Karim menoleh sambil tersenyum begitu Karim datang.
"Bu, tolong antar Tamu ini keluar." Karim memanggil pekerja dirumahnya, menyuruh membawa Karina keluar dari rumah Karim.
"Rim, Aku benar-benar salah. Aku kesini mau ketemu Kamu. Susah payah Aku cari Kamu. Dan Aku kesini cuma mau minta maaf."
Karim menghentikan sejenak langkahnya, "Sudah setahun yang lalu Rin, Dan Aku sudah memaafkan Kamu. Bahkan rasaku sudah hilang. Kamu bukan siapa-siapa lagi, dan Aku sudah gak ada rasa apa-apa sama Kamu. Jadi silahkan tinggalkan rumahku."
"Tam, Kamu tadi pulang bareng Karim? Loh, itu diteras rumah Karim kok rame bener. Ada apa? Ini lagi Mbakmu kemana, Ibu suruh belanja bahan kekurangan kue kok malah belum balik."
Tama gak menjawab pertanyaan Ibunya, Tama hanya melirik sekilas namun tahu betul siapa perempuan yang kini ada dirumah Karim.
"Itu Mantan Istrinya Mas Karim Bu."
"Apa!"
"Ibu drama banget! Kayak sinetron aja kagetnya! Lebay Bu!"
"Duh! Kok bisa sih! Mantan Istri main-main kerumah Mantan Suami? Apa mereka mau rujuk ya. Duh, gagal deh Ibu jodohin Mbakmu!"
"Wah! Ibu, kalo Mbak Tika denger, bisa ngamuk Bu!"
"Kamu mending mandi. Badan udah keringetan begitu. Bau matahari!"
Tika berjalan santai, tadi saat mau keluar Agen Tika berjumpa dengan teman sekolahnya dulu, jadilah Tika mengobrol dulu hingga sadar Ia pasti sedang ditunggu Ibunya, bukan Tikanya sih, tapi belanjaan yang Tika bawa yang pasti sudah ditunggu Bu Kartini dengan ngomel-ngomel.
"Tik! Sini!" Bude pemilik warung kembali memanggil Tika.
"Maaf Bude, ini Tika udah ditungguin Ibu," Tika menunjukkan kantong berisi belanjaan titipan Ibunya.
"Sebentar! Sini!"
"Ada apa sih Bude?"
"Tadi rame Tik! Itu Mantan Istrinya Pak Karim kayaknya diusir deh sama Pak Karim! Bude kaget! Ibu Kamu juga sempet lihat! Tapi Kami gak berani ikut campur urusan orang."
"Tika masuk dulu ya Bude."
Tak bedanya dengan Bude warung, baru saja mengucap salam, Bu Kartini segera meraih kantong belanjaan Tika.
"Kamu belanja apa tidur Tik! Ibu nungguin ini! Kamu ketinggalan info! Mantan Istrinya Karim barusan bikin ribut! Kayaknya ribut sama Karim!"
"Padahal Ibu udah seneng banget waktu dia kayaknya ada naksir sama Kamu! Tapi lihat masa lalunya begitu, jangan deh! Ribet! Udah Mantan masih nyamper-nyamperin gitu!"
"Siapa juga yang mau sama dia! Ibu aja dulu ngebet banget! Makanya Bu jangan lihat baiknya aja!"
Bu Kartini memilih diam saja. Tak menjawab.
"Udah Kue yang buat Karim gak jadi Ibu kasih, kasihkan saja buat Pak RW. Kamu anter ya."
"Kan ada Tama Bu!"
"Tama itu kalo kerumah Pak RW malah nanti ngelayap kemana-mana."
"Ya udah Ibu aja. Tika yang lanjut bikin kue."
"Ish! Ini anak heran! Udah sana! Bawain aja mumpung masih anget."
"Nasib amat jadi anak pertama! Apa-apa disuruh mulu!"
"Tika!"
"Iya Bu ini mau berangkat!"