Benih Yang Tertinggal Di Rahim Pelacur

“Tante bukan kah beberapa tahun yang lalu kita pernah bertemu,nama Tante ini Tante Ayuna kan?”

Wanita cantik yang di kira Vanilla adalah Tante Ayuna pun lantas duduk menyamai posisi Vanila.“Maaf yah gadis kecil nama Tante bukan Ayuna tapi nama Tante Alina”

“Ha Alina bukan kah waktu itu nama Tante Ayuna?”

“Tapi mungkin dulu kamu bertemu dengan kembaran Tante namanya Ayuna”

“Apa dulu Tante punya kembaran?”

“Punya tapi sekarang dia sudah tidak ada”

“Yah sayang sekali, tapi Tante Alina juga baik kok sama banget sama Tante Ayuna juga baik dulu sama aku”

“Benarkah bearti dulu kamu kenal sama Tante Ayuna berapa lama?”

“Baru satu hari Tante itu pun aku ngerasa Tante Ayuna itu baik banget cantik sama deh sama kayak Tante Alina udah cantik baik lagii kalau om ku itu jomblo udah pasti Tante aku jodohkan dengan om ku”

Alina terdiam padahal ia sudah tau siapa om nya Vanilla ini.“Maaf yah Vanilla bukannya Tante bermaksud bohongi kamu cuma kalau Tante bohong pasti kamu bakalan cerita sama om kamu kalau aku sebenarnya adalah sosok pengganti Ayuna yang dulu”Kata Alina bicara dalam hati.

“Tapi asal Tante Alina tau pacar nya om ku itu tidak baik?”

“Tidak baik bagaimana Vanilla?”

“Sini aku bisikin”

“Apa...!”

*

*

*

*

*

*

Alina melakukan shift malam bersama Nindy tapi Alina masih berpikir tentang apa yang di katakan Vanilla tadi siang kepadanya tentang Kiano yang ternyata tidak tau kalau dokter Sheina itu punya selingkuhan.

Awalnya Alina tak percaya dengan omongan Vanilla tapi entah kenapa ia juga mempunyai firasat yang sama jika dokter Sheina itu tidak baik.

“Woy ngelamun jangan melamun nanti kesurupan loh apalagi ini rumah sakit dan kita hanya berdua saja di dekat koridor ini”

“Dih siapa yang ngelamun orang aku gak gak ngelamun”

“Al...”

“Apa?”

“kamu ko mau aja sih kerja jadi perawat kayak gini lagi padahal masih enakan kerja kemarin jadi asisten dokter Kiano,Aku aja yah kalau jadi kamu aku mah gak bakalan mengundurkan diri jadi asisten dokter Kiano apalagi bisa sama dokter Kiano yang ganteng tiap hari terus di tambah gajinya juga lumayan pokoknya enak”

“Yah itu bagi kamu Nin tapi tidak dengan aku, karena aku ngerasa kayak kurang berpengalaman jadi asisten dokter apalagi dokter Kiano itu lebih pintar jadi yaudah lah lebih enak kerja biasa kayak gini berbaur sama kamu sama yang lainya juga”Kata Alina sambil menyiapkan beberapa perban untuk mengganti perban pasien.

Tak lama orang yang mereka sebutkan baru saja berjalan melintasi mereka berdua yang sibuk bergosip.Kiano mengundurkan langkah kakinya menolehkan wajahnya pada dua orang yang sibuk bergosip entah tentang apakah itu.

“Kalian berdua bisa membedakan mana jam kerja dan mana jam istirahat!”Suara itu terdengar ketus.

Alina dan Nindy saling memandang namun tak lama Nindy mengucapkan kalimat maaf dari mulutnya.“Maaf dokter Kiano ini saya mau ganti perban pasien!”Nindy berbicara dengan semangat empat lima dan beranjak dari sana dengan berlari cepat.

Alina menggerutu sebal dengan Nindy karena Nindy mengambil nampan berisi perban miliknya padahal tugas Nindy bukan itu.“Hey Nindy itu puny....”Kata Alina yang hanya bisa menahan teriakannya.

“Apakah tugas seorang perawat cuma satu bukan kah mereka masih banyak tugas yang harus di kerjakan?”Kata Kiano yang terlihat menyunggingkan sudut bibirnya.

“Maaf,”Kata Alina sambil menundukkan kepalanya pada Kiano. Karena Alina tak mau berdebat panjang lebar dengan Kiano sebab Alina takut Kiano akan mengungkapkan jati diri dia yang sebenarnya kepada orang banyak.Tapi memang betul tak ada orang di sekitar mereka.

“Masih betah juga kerja di rumah sakit saya?”

“I-iya dok”Alina hanya menundukan kepalanya akan tetapi tangan dan bibirnya bergetar.“Maaf dok saya harus keruangan pasien sekarang juga”

“Tunggu...! siapa yang suruh kamu pergi sebelum perintah dari saya!”

“Kamu ikut ke ruangan saya sekarang juga!”