Tuan Tiada Tanding

Siapa sangka di pagi hari yang masih agak gelap ini terjadi keributan di depan rumah samsul.

Ketika Arjuna sudah tiba di tempat itu dia melihat ada banyak sekali orang yang berdiri di halaman. Kerumunan itu di dominasi oleh ibu ibu berdaster jelas mereka baru keluar dari rumah mereka. Bahkan ada yang masih membawa teflon mungkin saja ibu itu mau masak telur.

Siapa sangka pemandangan yang Arjuna lihat adalah samsul yang sedang berlutut di tanah, wajahnya terlihat mengemis di hadapan seorang wanita yang seusia dengan samsul.

"Linda, mengapa kamu meninggalkanku?" Tanya Samsul dengan ekspresi mengemis.

Sementara itu Linda berteriak, "samsul, beraninya kamu memanggilku! Bahkan kamu tadi menyeretku!" Ucapnya dengan galak.

"Linda tolong berikan aku kesempatan satu kali saja, aku berjanji akan berubah menjadi lebih baik." Ucap samsul sambil memasang wajah memelas.

Sementara itu semua tetangga samsul yang mengelilingi tempat ini mulai mencibir samsul, samsul masih berusaha merayu Linda mantan istrinya namun Linda masih bersikeras untuk menolak.

Hingga pada akhirnya sebuah mobil mewah tiba di tempat ini, ketika mobil itu muncul barisan orang-oeang langsung terbelah menjadi dua, seorang pria dengan tampilan parlente muncul di sini.

"Juragan Herlan, dia adalah juragan Herlan." Teriak salah satu orang dengan lantang.

Arjuna yang melihat hal ini langsung bergumam, "Juragan Herlan?" Arjuna langsung yakin dia adalah suami baru Linda.

Benar saja ketika Juragan Herlan tiba Linda langsung bersembunyi di balik punggung Juragan Herlan.

"Mas, samsul ini berani sekali menyeretku!"

Siapa sangka pada saat ini Samsul langsung berdiri dan menatap Juragan Herlan dengan mata marahnya, "Bajingan kamu Herlan! Berani sekali kamu mengambil istriku! Kamu benar benar harus mati sekarang!" Teriak Samsul kesetanan, samsul langsung mengambil batu dan hendak melemparkannya ke arah Herlan.

"Sialan! mengapa masalahnya bisa melebar seperti ini?!" Teriak Arjuna dengan panik.

Tanpa basa-basi lagi Arjuna langsung menyeret samsul menuju ke dalam rumah, "tolong bantu aku!" Teriak Arjuna

.

"Ayo cepat bantu!"

"Jangan biarkan samsul mengamuk!"

Berbondong bondong semua orang langsung membantu Arjuna untuk menyeret samsul masuk ke dalam rumahnya, sementara itu di halaman terlihat Juragan Herlan yang menyeringai sambil memeluk Linda yang ada di sampingnya, tidak ada ekspresi ketakutan apapun di wajah Juragan Herlan.

Bagaimana mungkin dia takut? Sementara di belakangnya ada banyak sekali anak buahnya yang ikut bersamanya.

Kalau saja tadi samsul tidak di hentikan Arjuna yang babak belur bukanlah Juragan Herlan, melainkan samsul.

Untungnya pada saat itu Arjuna langsung menghentikan samsul.

***

Waktu berjalan dengan sangat cepat tidak terasa malam telah tiba, keributan di rumah samsul jelas menjadi bahan pembicaraan semua orang.

Semua tetangganya samsul bahkan yang berada di kejauhan saja membucarakan samsul.

"Di mana pak samsul?" Tanya Arjuna dalam hati ia baru saja kekuar dari rumah.

Sudah seharian ini Arjuna berusaha untuk menenangkan pak samsul, jujur saja kondisi pak samsul pada saat ini cukup mencemaskan. Arjuna hanya takut kalau pak samsul akan bunuh diri.

"Hmm, bau apa ini?" Tanya Arjuna yang secara tidak sengaja mencium bau miras di tempat ini.

Kemudian Arjuna berusaha untuk mencari sumbernya, siapa sangka pada saat ini Arjuna melihat pak samsul yang ingin menegak miras yang ada di dalam botol.

Tanpa sepatah katapun Arjuna langsung menendang botol miras itu, membuat samsul langsung bangkit dan menatap marah Arjuna.

Samsul ingin memukul Arjuna, namun Arjuna terlebih dahulu menampar samsul. "Apakah kamu ingin menyerang orang yang telah membantumu, pak samsul?" Tanya Arjuna dengan dingin.

"Pantas saja Bu Linda meninggalkanmu ternyata sifatmu seperti ini." Imbuh Arjuna.

Kemudian Arjuna langsung menceramahi samsul ini berjam-jam.

***

Sementara itu di waktu yang sama terlihat sebuah mobil mewah yang melaju menuju ke salah satu desa yang ada di sumenep.

Mobil mewah itu kemudian berhenti di salah satu rumah yang ada di desa itu, rumah yang berada di paling ujung dan terlihat sepi.

Seorang pria muncul dari dalam mobil itu, dia adalah Juragan Herlan. Juragan Herlan langsung memasuki rumah itu, di sana ada seorang kakek tua dengan pakain layaknya dukun sedang duduk santai sambil merokok.

Setelah permisi dan menyapa dukun itu, Juragan Herlan langsung duduk di sebuah kursi di depan dukun itu. Nama dukun ini adalah Sumarwi.

Setelah duduk Juragan Herlan berucap, "mbah Sumarwi, Samsul masih hidup dia sudah pulang. Apakah mbah sudah mengetahuinya?"

Mbah dukun itu menganggukan kepalanya, "aku sudah mengetahuinya.."

"Adhiponapa nika mbah.. bukankah mbah mengatakan kalau saya mejebak samsul dengan jebakan judi online, membuat dia pergi ke malang, dia juga pasti akan bunuh diri di jembatan suhat, dan aku bisa mendapatkan Linda dan membalas dendaku kepada samsul itu? Mengapa ramalan mbah meleset?" Tanya Juragan Herlan.

Dukung itu menggelengkan kepalanya, "tidak, ramalanku tidak mungkin meleset dan apa yang aku ucapkan tidak mungkin salah." Ucap Mbah Sumarwi..

"Lalu mengapa saat itu samsul tidak bunuh diri di jembatan Suhat? Dan mengapa dia masih hidup hingga saat ini?" Tanya Juragan Herlan penuh dengan tanda tanya.

Mbah Sumarwi langsung memasang wajah yang sangat serius, "sepertinya samsul secara tidak sengaja bertemu dengan sesuatu yang bisa menentang takdir.."

"Sesuatu yang bisa menentang takdir?!!" Kaget Juragan Herlan.

Mbah Sumarwi menganggukan kepalanya, "benar, sesuatu yang bisa menentang takdir. Mungkin sesuatu itu berupa benda pusaka.." ucap Mbah Sumarwi dengan sangat serius, "sesuatu yang tidak bisa di ikat oleh takdir, dan yang paling mengerikan sesuatu itu bisa merubah takdir seseorang."

Juragan Herlan terlihat memasang wajah yang sangat serius, "apakah saat inu samsul memegang pusaka yang mampu menentang takdir itu, mbah sumarwi?" Tanya Juragan Herlan kepada mbah Sumarwi.

Namun siapa sangka mbah Sumarwi langsung menggelengkan kepalanya, "aku sudah menerawangnya, dia tidak memegang benda pusaka apapun. Dugaanku dia secara tidak sengaja bertemu dengan orang sakti mandraguna yang memiliki pusaka penentang takdir tersebut, sehingga takdir bunuh duri samsul di jembatan suhat harus berubah."

"Dan sekarang aku sudah memastikan bahwa dia sudah tidak ada yang melindungi, kita bisa kembali mencari takdir buruk untuk samsul dan membuat samsul mati!" Ucap Mbah Sumarwi dengan dingin.

Ketika mendengar hal ini juragan Herlan terlihat sangat bersemangat, "bagaimana caranya, mbah?"

Kemudian Mbah Sumarwi mengambil sebuah kotak kayu dan memasukan lima batu ke dalam kotak tersebut, mbah Sumarwi terlihat mengocok-ngocok kotak itu sambil membaca mantra yang hanya ia yang mengetahui. Kemudian dia mengeluarkan lima batu kecil itu.

Juragan Herlan terlihat diam seperti patung ketika melihat mbah sumarwi melakukan ini. Sebab juragan Herlan tahu betul bahwa mbah Sumarwi sedang meramal takdir bagaimana cara membuat Samsul mati.

Mbah Sumarwi terlihat memandangi 5 gugusan batu kecil itu di atas meja. Setelah beberapa saat mbah sumarwi menyeringai, "hehe, aku sudah mengetahui arah takdir mana yang bisa membuat samsul mati!"

Dengan bersemangat juragan Herlan bertanya, "aku harus bagaimana mbah?"

Mbah Sumarwi berucap, "besok suruh Linda untuk melintas di depan rumahnya samsul di pagi hari, biarkan samsul melihat Linda! Kalau samsul melihat Linda pada pagi hari itu, maka malam harinya samsul akan bunuh diri dengan cara gantung diri!"