NovelToon NovelToon
Wanita Pertama Presdir

Wanita Pertama Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintapertama / Cintamanis / Chicklit / Tamat
Popularitas:52.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: ade eka

Keanu Wiratmadja
Presdir muda yang tak pernah tertarik pada seorang wanita selama hidupnya, tiba-tiba hatinya tergerak dan ingin sekali memilikinya. Karena dia wanita pertama baginya.

Keana Winata
Putri semata wayang yang sangat disayangi ayahnya, tapi bukan berarti dia putri yang manja. Dia berbeda, sehingga dapat membuat seseorang tergerak hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ade eka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18

"Stop! Berhenti di sini!", perintah Ken.

Han makin bingung dibuatnya lagi. Pasalnya ini bukanlah tujuannya untuk pulang seperti yang dikatakan bossnya tadi. Si supir pun menepikan mobilnya.

Setelah mobil berhenti, tanpa basa-basi Ken langsung turun dari mobil yang diikuti oleh Han. Kemudian Ken menoleh ke arah Han yang kini sudah berada di sampingnya.

"Kau, tunggu di dalam!", perintahnya agar Han menunggu di dalam mobil.

"Baik Tuan", jawab Han singkat dan kembali memasuki mobil. Han lebih memilih duduk di belakang, di kursi penumpang. Pikirnya agar dapat memantau gerak gerik bossnya dengan mudah.

Ken terlihat menyebrang, dia berjalan ke arah minimarket tempat Ana bekerja. Akhirnya Han menyadarinya, kini guratan-guratan kebingungan mulai hilang dari wajahnya. Dia tersenyum senang setelah mengerti kenapa bossnya terus saja tersenyum tadi.

"Kurasa Tuan sudah jatuh cinta. Ahh beruntungnya Tuan! Andai aku juga bisa, pasti aku akaj sebahagia dirimu Tuan", ucap Han dalam hati.

Ken memasuki minimarket itu, namun Ana tak nampak di sana. Ken memesan secangkir kopi dan membawanya ke meja dimana dia dan Ana waktu itu sempat mengobrol. Sesekali Ken menyeruput kopinya. Setelah 10 menit Ana tak menampakkan batang hidungnya, Ken berinisiatif mengelilingi lorong-lorong minimarket.

Tak berapa lama Ken mendapati Ana berada di lorong paling ujung minimarket itu. Ken nampak lega setelah menemukannya. Ana terlihat sedang menghitung barang-barang di rak. Ken menghentikkan langkahnya beberapa meter dari Ana. Dia memperhatikan Ana dengan seksama.

Kini Ana menyanggul asal rambutnya ke atas dan menyisakan beberapa anak rambut dekat telinganya, tentu saja masih dengan kacamata tebal dan tahi lalat palsunya. Ana mengenakan hoodie berwarna baby pink dan celana jeans. Tampilan casual namun tetap cantik, ya karena Ana pada dasarnya memang sudah cantik. Ana memegang sebuah papan yang di atasnya terdapat beberapa lembar kertas dengan kolom-kolom di sana dan kalkulator di atas tumpukan kertas itu. Juga sebuah pulpen diselipkan di salah satu telinganya. Ana sedang berjongkok menghitung barang-barang yang berada di rak bawah.

Ken masih memperhatikannya, "Lihatlah, bahkan dengan tampilan seperti ini pun dia masih sangat cantik".

Ken berjalan mendekat, dia berdiri merapat persis di belakang Ana dan sedikit membungkuk. Sadar seseorang mengganggu pencahayaannya yang sedang sibuk berhitung, Ana refleks mendongak sambil menggerutu, "Maaf Tuan, tidakkah kau lihat apa yang sedang lakukan".

Pandangan mereka bertemu, refleks Ana melempar papan yang dia pegang sembarangan dan terperanjat ke lantai. "Astaga", ucapnya kaget.

Ken terkekeh dibuatnya. "Apakah kau butuh bantuan?", ucapnya sambil mengulurkan tangan pada Ana yang masih asik duduk di lantai.

Awalnya Ana nampak ragu, tapi kemudian dia menyambut uluran tangan Ken. Ken tersenyum, dia malah menarik Ana kuat yang berakhir dalam dekapannya dan memojokkannya hingga ke rak. Ana berusaha melepaskan tapi sulit, karena lawannya adalah lelaki yang sudah pasti tenaganya jauh di atas Ana. Ana menyerah, dia memilih tetap diam sambil memalingkan wajahnya ke arah lain. Ken tersenyum tipis dan menatapnya lekat. Jantung Ana malah marathon lagi di dalam, pipinya bersemu. Dia tidak tahan ingin sekali menutup wajahnya agar Ken tidak dapat melihatnya yang sedang merona. Dia sangat malu.

"Astaga! Apakah dia sudah gila. Apa yang dia lakukan saat ini. Aku harus kabur dari pria gila ini", gerutu Ana dalam hati.

Setelah menunggu beberapa saat dan Ken tak kunjung melepasnya, Ana kembali berontak. Dia berusaha lagi melepaskan diri dari dekapan Ken yang amat kuat. Kemudian Ana menatap Ken tajam, tapi Ken malah terkekeh lagi.

"Baiklah, aku akan melepaskanmu dengan satu syarat", ucap Ken yang menaikkan sudut bibirnya.

"Apa?", tanya Ana yang menunduk berusaha menutupi rona wajahnya yang sudah kemerahan.

"Katakan padaku, siapa kau sebenarnya?", tanya Ken tajam namun masih tetap tersenyum.

Seketika Ana membungkam mulutnya dengan tangan dan menatap Ken tak percaya.

"Apa ini?! Ada apalagi ini?! Sebenarnya apa yang dia inginkan. Apakah dia benar-benar mengetahui siapa aku sebenarnya. Tapi jika sudah tau untuk apa dia bertanya. Hah, mimpi apa aku semalam!", gumam Ana dalam hati.

Sadar kini dia sedang menatap Ken, wajah Ana merona lagi. Dia menjadi salah tingkah. Dengan jarak sedekat ini dan bertatapan seperti ini, tentu saja membuat jantungnya berdegub kencang lagi. Dan suaranya hampir terdengar sampai keluar.

"Hey jantung, kumohon bekerja samalah. Jangan mempermalukan aku di sini", ucap Ana dalam hati.

Ana melepaskan tangannya yang membungkam mulutnya sendiri. Dia kemudian menunduk, agar wajahnya yang merona tak terlihat oleh Ken.

Ken yang memperhatikan tingkah Ana pun jadi terkekeh. "Hey, mengapa kau jadi seperti itu?! Seharusnya kau tidak perlu menjadi canggung dan sebagainya. Bukankah kita sudah pernah berada dalam jarak dekat seperti ini. Bahkan kau sudah berani menyentuhku seperti ini..", ucap Ken tajam diselingi seringai.

Ken mempraktekkan hal yang sama saat Ana menyentuh wajahnya. Dengan lembut Ken mengabsen setiap bagian wajah Ana, persis seperti yang Ana lakukan. Dia mengusap lembut kening Ana yang berkerut menahan gugup. Ana menutup mata dengan keras hingga kerutan-kerutan nampak jelas di sisi matanya. Dia sudah pasrah akan nasibnya. Ken membungkam mulutnya berusaha untuk tidak tertawa.

Ken melanjutkan lagi kelakuannya pada Ana. Kali ini dia mengusap alisnya, kemudian matanya, Ken membelai lembut pipinya yang sudah merona sejak tadi. Dia memberikan jeda beberapa saat, kemudian dia mengusap lembut bibir mungil Ana. Ken menelan salivanya, dalam dirinya menginginkan lebih. Ingin sekali rasanya dia mencium bibir mungil yang berwarna merah muda itu.

"Apa ini?! Jadi saat itu ternyata dia sudah sadar. Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan", ucap Ana dalam hati.

Ken memaku tangannya sejenak, kemudian dia menghentikan aksinya.

"Tahan Ken, tahan!", gumamnya dalam hati.

Akhirnya Ana bisa bernafas lega saat di rasa sudah tidak ada tangan yang menyentuh wajahnya. Tapi kemudian dia merasakan hawa dingin berada di sebelah wajahnya.

"Kau tahu, kau adalah wanita pertama yang berada sedekat ini dan sudah berani menyentuhku", ucap Ken tepat di telinga Ana. Ana bisa merasakan hembusan nafas Ken di telinganya, dia bergidik merasakan geli. Ken tak henti-hentinya membuat Ana salah tingkah. Ken terkekeh melihat efek dari apa yang dia lakukan pada Ana.

"Ahh jatuh cinta, mengapa sangat menyenangkan rasanya. Sungguh menggemaskan melihatnya seperti ini. Ingin sekali aku membawanya pulang dan memakannya", ucap Ken dalam hati kegirangan.

Kegugupan Ana makin menjadi, dia terbelalak mendengar penuturan Ken.

"Hah, habislah aku", Ana merutuki dirinya dalam hati.

"Lalu apa yang terjadi pada wanita yang sudah berani menyentuhmu?!", tanya Ana takut-takut.

"Kau ingin tahu?", tanya Ken agak serius. Ana menjawab dengan mengangguk pelan.

"Kau benar-benar ingin tahu?", tanya Ken lagi. Kini Ana mengangguk pasti. Tapi sebenarnya hatinya belum siap mendengar jawaban Ken. Dia sungguh sangat takut sebenarnya.

"Kalau begitu siapkan dirimu untuk mendengarkan", ucap Ken yang masih memenjarakan Ana dalam dekapannya.

Tubuh Ana menegang, dia sangat gugup. Sebenarnya Ana belum siap.

Ken mencondongkan wajahnya ke samping telinga Ana. "Tangannya akan dipukul 100 kali", ucapnya setengah berbisik. Ken menarik wajahnya kemudian menyeringai seram.

1
Yuly Yanty
sekarang hadir kembali di tahun 2025 untuk membaca novel yang sama😁
Dian Astutik
Luar biasa
Ananda Muthaharoh
semangat sam mendapatkan cinta sarah, semoga km bahagia sam. jngan pntang menyerah sblum jnur kuning melengkung hahaha
Ananda Muthaharoh
hahahaha siHan dijadikan kelinci percobaan sm siKen, semangat Han, basmi pelakor berbulu domba.
Ananda Muthaharoh
si joice halu, kepedeannya tingkat tinggi, pas nanti siken dateng bawa pasangan baru deh km jatuh.
Ananda Muthaharoh
jngan protes sam, biarkan kakakmu bahagia dg caranya, hahahaha
Ari_nurin
tapi kan mereka tega membunuh ayahmu Ana .. jangan terlalu naif lah.. bahkan target berikutnya adl kamu ana .. ayo ikut aja saran Ken ..
Yuly Yanty
Udah lama baca novel ini,waktu pake hp yang lama.sekarang ketemu lagi,baca lagi aja.maaf aku lupa like, keasyikan baca maraton Thor..
Rinda
harusnya Ken jadi Sam, banyak yg seperti ini 😊
ganti nama
kagetlah woy si ana nya Krn luma dapat informasi lengkap dari ayah nya Danu
ganti nama
masa Ken tak tahu itu rumah orang yang membantunya saat susah dulu
Ayla Anindiyafarisa
aku baca lagi thor,udah lama banget aku baca ini dulu, ini aku baca lagi karena ganti hp
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Ely
sedikit.horor
Rara Kusumadewi
misi penguntit di mulai
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Budi Raka
sarah💗sam
Mamah Kekey
pemula
hartatik hartatik
mampir kaya pernh bc tp lupa..
nina nurjamilah
sangat menghibur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!