Wanita Pertama Presdir
Di sebuah club malam terbesar di kota J, seorang gadis berumur 24 tahun bernama Keana Winata sedang asyik mengelap gelas yang sudah dicuci oleh temannya Sarah. Mereka hanya selisih umur 1 tahun, lebih tua Sarah. Jadi bisa dikatakan mereka masih sebaya, itu juga yang membuat mereka dekat.
"Hey, Sar! Nih gelas masih ada nodanya. Kamu ga liat ceplakan bibir merah perempuan-perempuan itu masih nempel!", Keana menyodorkan gelas itu pada temannya, bahunya bergidik jijik.
"Aduh nona bos teliti banget ya kerjanya! Maaf ya nona bos, jangan dipotong gaji saya ya", gurau Sarah tersenyum manja.
"Hush, nanti ada yang denger!", balas Keana sambil menempelkan telunjuk pada bibirnya yang sudah mengerucut.
Ya memang benar, Keana adalah putri dari pemilik club malam tersebut. Ayahnya lumayan berada, dia memiliki sektor bisnis lainnya namun tak cukup besar seperti club malamnya ini. Keana merasa bosan harus selalu menjadi tuan putri dimana pun dia berada, ayahnya sangat menjaga dan menyayanginya. Dia tak rela putrinya terluka sedikit pun. Karena cukup baginya kehilangan istri, dia tak ingin kehilangan putrinya juga. Maka ayah Keana, Tuan Danu selalu memanjakan putrinya.
Tapi justru itu jadi membosankan bagi Keana. Tak dapat bergerak bebas, dan tak bisa menjadi dirinya sendiri. Bahkan impiannya untuk menjadi seorang desainer perhiasan pun tak mampu ia wujudkan. Ayahnya terlalu banyak melarang. Maka dengan segala jurus andalan, ia meminta izin pada ayahnya untuk dapat bekerja part time di club ayahnya tersebut dan dia akan kerja part time di sebuah minimarket pada hari selasa dan jumat.
Baginya menjalani kehidupan seperti orang biasa adalah kebahagiaan untuknya sendiri. Ada rasa hangat dalam hatinya ketika bisa bergaul seperti orang kebanyakan. Karena sebenarnya dia hanya memiliki sedikit teman, bahkan sepupu perempuannya pun tak pernah menghiraukannya. Namanya Krystal, kini dia adalah seorang aktris terkenal. Baginya, kehadiran Keana adalah sebuah ancaman. Karena bagaimana pun juga, Keana selalu lebih dalam segi apapun darinya. Krystal selalu merasa iri pada Keana.
Mendapatkan izin dari ayahnya bukan berarti dia dapat bergerak dengan leluasa. Tentu saja ayahnya selalu menjaganya dengan mengerahkan beberpa bodyguard tanpa sepengetahuan Keana untuk menghindari kalau-kalau terjadi sesuatu pada putrinya.
Namun bukan Keana namanya jika dia tak mengetahui kalau ia sedang dibuntuti. Dia tau ayahnya mengirimkan pria-pria tersembunyi untuk menjaganya yang selalu berkamuflase dengan pakaian biasa tidak dengan setelan jas hitam-hitam yang gampang menarik perhatian. Jadi bila tak cukup pintar, sebenarnya tak akan ada yang mengetahui keberadaan mereka. Hingga akhirnya sekali waktu Keana pernah di palak oleh seorang preman di sebua halte bus. Dengan sigap 3 orang pria berjalan mendekati dan menghajar preman tersebut. Keana melihat kejadian itu hanya berlalu dan tak menghiraukan mereka. Baginya tak masalah dia dibuntuti, asal tak berdampak yg berlebihan padanya.
"Nona bos!", panggil Sarah yang langsung mendapatkan pukulan kecil di bahunya, "ooppss, Ana. Hehe!". Ana, begitu dia biasa dipanggil.
"Sekali lagi kamu panggil aku kaya gitu lagi, aku pecat kamu dari sini!", ancam Ana, matanya sudah membulat bahkan hampir keluar.
"Iya, iya ampun bos! Ooppss!", sadar tak menjaga mulutnya dengan baik, Sarah langsung menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua tangannya.
"Lagian kenapa sih, kamu tidak mau orang tau siapa kamu sebenernya?! Udah lagi pake dandanan cupu begini. Orang yang matanya katarak pun sekali liatin kamu dengan seksama pasti tau kalo kamu tuh aslinya cantik pake banget. Ga perlu kamu tutupin segala pake kacamat tebel yang jelek ini dan tahi lalat palsu di pipimu itu, Ana! ", jelasnya panjang lebar.
Keana memang sosok yang sempurna bagi kaum wanita. Kulitnya yang putih, parasnya yang cantik ditambah bentuk tubuh yang proporional membuatnya selalu jadi incaran kaun adam.
"Kamu kan tau Sarah. Kalo yang lain tau siapa aku sebenarnya, jadi ga seru dong. Mereka bakalan pasang topeng mereka terus di depan aku. Aku ga suka, aku mau biasa bergaul dengan yang lainnya. Aku juga jadi tau plus minus dari mereka. Soal dandanan, ya ini demi melindungi diri aku. Biar laki-laki ga pada suka sama aku. Kasian temen aku jomblo terus, haha!", Ana mengkahirinya dengan tertawa.
" Sialan kamu, An!", seru Sarah sambil mencipratkan busa-busa hasil dari mencuci gelas pada Ana." Tapi An, selain aku sama ayah kamu siapa lagi yang tau identitas kamu yang sebenarnya?".
"Bapak manajer doang, Sar. Cuma dia yang dipercaya sama ayah. Kalo kebanyakan yang tau, nanti bakalan ada aja yang nyari keuntungan ke ayah lewat aku ini. Terlalu bahaya buat aku, apalagi kita kerja di club malam begini. Semua kalangan, dari dunia atas maupun dunia bawah datang ke tempat ini". Si Sarah hanya manggut-manggut.
"Makanya, awas ya kalo kamu sampe nusuk aku dari belakang atau bongkar identitas aku", tambahnya lagi sambil menodongkan garpu yang sedang dilapnya pada Sarah.
Di sisi lain club, di sebuah ruang VIP berkumpul beberapa pengusaha kenamaan di kota ini. Mereka saling berbincang dengan didampingi wanita-wanita cantik nan seksi yang siap menghibur mereka. Suasana menjadi riuh ramai, terdengar beberapa pria saling bicara. Dan beberapa lainnya saling menggoda wanita.
Hingga datanglah 3 orang pria tampan. Pria pertama berdiri di depan dengan rambut ikalnya dan posturnya yang tinggi menjadi tameng untuk 2 pria di belakangnya. Pria pertama nampak membukakan pintu dan membungkuk hormat pada 2 pria selanjutnya. Mereka berdua adalah kakak beradik. Di sebelah kanan adalah adiknya, pria tampan nan elegan dengan senyuman yang dapat membuat para wanita dengan mudah jatuh dalam pelukannya. Dan yang sebelah kiri adalah kakaknya, seseorang tinggi jenjang dan menampakkan aura dingin dari dirinya yang membuat dia terlihat begitu kharismatik. Tatapannya tajam namun tanpa ekspresi, membuat lawan bicaranya tak bisa membaca jalan pikirannya.
Setibanya mereka, suasana menjadi agak kaku. Para tamu mulai berdiri memberi hormat pada mereka. Si adik tak menghiraukan, dan hanya menatap genit pada setiap wanita yang di lewatinya. Sedangkan si kakak jalannya lurus ke depan, hanya sesekali mengangguk menerima salam dari yang lainnya. Mereka bertiga sudah disiapkan tempat khusus di sudut ruangan dengan sofa yang elegan dan beberapa wanita sudah menunggu di sana.
Si adik langsung berbinar matanya. Namun si kakak menatap wanita-wanita itu tajam. Si rambut ikal mengerti dan menyuruh mereka itu pergi.
"Hey kak! Kalau kau tidak mau, mereka buatku saja. Jangan kau usir mereka", ucap si adik sambil menarik wanita-wanita itu dan memeluk bahu mereka di sisi kanan dan kirinya.
Tapi ada satu wanita dengan berani bergelayut di tangan si kakak. "Beraninya kau! Pergi sekarang juga!", bentak rambut ikal seraya menarik wanita itu dari tangan tuannya. Si kakak hanya menatap wanita itu tajam. Suasana pun mencekam, karena si kakak tak terbiasa sembarangan disentuh oleh orang lain. Apalagi oleh wanita seperti itu, tatapannya tajam seakan menohok mata si wanita.
"Maaf tuan, saya tidak sengaja. Saya hanya ingin menemani tuan", ucap si wanita terisak. Karena kini dirinya sudah ditarik paksa oleh si rambut ikal.
"Usir dia!", perintah si kakak sambil duduk di sofa dengan elegannya. Si adik melihat kelakuannya hanya geleng-geleng kepala.
"Maaf tuan, atas ketidaknyamanan ini", ucap salah satu pria di sana sambil takut-takut. Si kakak memejamkan mata sambil melambaikan tangan, tanda tak masalah. Tapi tetap saja suasana di ruangan menjadi kaku setelah ada kejadian itu. Semuanya menjadi salah tingkah, takut membuat kesalahan pada tuan besar yang baru saja datang itu. Si adik menggeleng lagi selalu tak habis pikir akan sikap kakaknya kalau sudah menyangkut soal wanita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 344 Episodes
Comments
Ayla Anindiyafarisa
aku baca lagi thor,udah lama banget aku baca ini dulu, ini aku baca lagi karena ganti hp
2023-12-27
0
Mamah Kekey
pemula
2023-10-23
0
hartatik hartatik
mampir kaya pernh bc tp lupa..
2023-10-23
0