NovelToon NovelToon
Love In London

Love In London

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Syifafkryh

Amanda Zwetta harus terjebak ke dalam rencana jahat sahabatnya sendiri-Luna. Amanda dituduh sudah membunuh mantan kekasihnya sendiri hingga tewas. Amanda yang saat itu merasa panik dan takut terpaksa harus melarikan diri karena bagaimana pun semua itu bukanlah kesalahannya, ia tidak ingin semua orang menganggapnya sebagai seorang pembunuh. Apalagi seseorang yang dibunuh itu adalah pria yang pernah mengisi hari-hari nya selama lima tahun. Alvaro Dewayne Wilson seorang CEO yang terkenal sangat angkuh di negaranya harus mengalami nasib yang kurang baik saat melakukan perjalanan bisnisnya karena ia harus berhadapan dengan seorang gadis yang baru ia temui yaitu Amanda. Amanda meminta Alvaro untuk membantunya bersembunyi dari orang-orang yang sudah berbuat jahat kepadanya. Akankah Alvaro membantu Amanda? Atau justru Alvaro akan membiarkan Amanda begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifafkryh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ADA APA DENGAN AMANDA?

Saat baru saja berbalik, tiba-tiba ia dikejutkan dengan kehadiran Brianna yang sudah berada di hadapannya.

"Astaga!" Ucap Amanda.

Brianna sedikit terkejut saat melihat air mata membasahi wajah cantik Amanda.

"Amanda ... Kenapa kau menangis?" Tanya Brianna khawatir.

Saat mendengar pertanyaan Brianna barusan, langsung membuat Amanda menghapus air matanya dengan cepat.

"Apakah Varo yang membuatmu menangis?" Tanya Brianna sekali lagi.

"Emm ... Tidak, Anna. Aku hanya kelilipan saja." Jawab Amanda berbohong.

"Benarkah?" Tanya Brianna.

"Iya, benar." Jawab Amanda.

Aku tahu kau berbohong Amanda. Aku akan mencari tahu penyebab kau bisa menangis seperti ini apa. Batin Brianna.

Brianna langsung melihat ke arah halaman belakang. Betapa terkejutnya dia saat melihat Alvaro tengah berciuman dengan Clara.

Jadi karena itu Amanda menangis. Batin Brianna.

"Ya sudah, ayo kita tunggu Alvaro disana saja." Ucap Brianna sambil menunjuk ruang keluarganya.

Amanda pun hanya merespon ajakan Brianna dengan anggukan kepala saja. Mereka segera pergi menuju ruang keluarga. Mengenai kejadian yang ia lihat tadi, Amanda tidak akan menceritakannya kepada Brianna. Cukup dirinya saja yang mengetahuinya. Padahal tanpa Amanda beritahu, Brianna sudah mengetahuinya.

Berbeda dengan Amanda, saat ini Alvaro masih diam mematung karena ulah Clara. Alvaro langsung tersadar dan langsung mendorong tubuh Clara agar menjauh darinya.

"APA YANG KAU LAKUKAN, CLARA?!!" Ucap Alvaro yang sudah diliputi oleh Amarah.

"Aku hanya menciummu, apa itu salah?" Tanya Clara tanpa merasa takut karena Alvaro membentaknya.

"Jelas yang kau lakukan itu salah!! Jangan bertindak seperti wanita murahan!!" Bentak Alvaro.

"Aku peringatkan kepadamu, jangan bertindak kurang ajar seperti itu jika kau masih ingin hidup dengan tenang." Ucap Alvaro sambil berlalu pergi meninggalkan Clara.

"Kau pikir aku takut dengan ancamanmu itu, Varo? Tidak. Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan apa yang aku inginkan." Gumam Clara.

Alvaro memutuskan untuk pergi menuju ruang keluarganya karena ia yakin Amanda, Brianna dan juga Ayahnya sedang berada disana.

"Dimana Daddy?" Tanya Alvaro saat sudah tiba di ruang keluarganya.

"Daddy sedang istirahat di kamarnya. Ada apa?" Jawab Brianna datar.

"Tolong beri tahu Daddy, aku dan Amanda harus pulang sekarang. Ada masalah dengan perusahaan yang ditangani oleh Joe." Ucap Alvaro.

"Kau akan pergi ke Hongkong?! Aku ingin ikut, aku ingin bertemu dengan Joe." Ucap Brianna sedikit bersemangat saat mendengar nama kakaknya yang satu itu.

"Tujuanku kesana bukan untuk bersenang-senang, Anna." Balas Alvaro datar.

"Tapi aku ingin menemui Joe." Ucap Brianna.

"Aku akan menyuruhnya untuk pulang jika masalah disana sudah selesai." Ucap Alvaro.

Brianna langsung mendengus kesal mendengar ucapan Alvaro barusan. Tak lama, Clara muncul tepat di belakang Alvaro. Brianna langsung menatap tajam ke arah Clara.

Melihat kehadiran Clara disana membuat Alvaro ingin segera pergi. Tanpa berlama-lama, Alvaro langsung membawa Amanda pulang karena ia harus segera pergi ke Hongkong bersama Dennis. Mengenai Edward, Alvaro menyerahkan semua pekerjaannya di kantor kepada Edward. Jadi pria itu tidak pergi ke Hongkong bersama Alvaro dan Dennis.

Setelah melihat kakaknya dan Amanda pergi, Brianna memutuskan untuk pergi menuju kamarnya. Saat akan melangkah pergi, tiba-tiba saja Clara mencekal lengannya.

"Anna, tunggu." Ucap Clara.

Brianna langsung menatap Clara dengan tatapan datarnya. "Ada apa?" Tanya Brianna datar.

"Dimana Tante Vero?" Tanya Clara.

"Entahlah, kau cari saja sendiri." Jawab Brianna acuh.

Setelah itu, Brianna memutuskan untuk pergi meninggalkan Clara sendirian. Sebenarnya Brianna tidak suka bila Tante nya berusaha mendekatkan Clara pada kakaknya itu. Seperti tidak ada wanita lain saja. Pikir Brianna.

"Tidak Kakak, tidak adik. Mereka semua sama saja." Gumam Clara.

Akhirnya, Clara memutuskan untuk pulang dengan perasaan bahagia bercampur kesal. Ia bahagia karena akhirnya ia bisa mencicipi bibir Alvaro yang sudah lama ia dambakan. Walaupun hanya sebentar, tetapi Clara cukup bahagia.

****

Selama di perjalanan, Amanda hanya diam saja tanpa berniat berbicara sedikit pun. Alvaro yang sedang fokus menyetir pun merasa penasaran kenapa Amanda hanya diam saja dari tadi. Melirik ke arah Amanda sekilas yang saat ini sedang Alvaro lakukan.

"Ada apa denganmu?" Tanya Alvaro tanpa menatap Amanda.

Amanda langsung melirik Alvaro sekilas, setelah itu ia langsung menatap lurus ke depan.

Alvaro benar-benar tak terima dengan sikap Amanda yang terus mendiamkannya. Ia langsung menepikan mobilnya dan langsung menatap Amanda.

"Apakah kau tidak mendengar apa yang aku katakan? Sebenarnya ada apa dengan dirimu? Sejak siang tadi kau diam saja seperti ini." Ucap Alvaro.

Amanda langsung menatap Alvaro datar. "Bukankah bagus jika aku diam seperti ini?" Ucap Amanda.

"Lagi pula ini tidak ada urusannya denganmu, Alvaro. Maaf jika ucapanku menyinggung perasaanmu, tetapi aku juga punya hak untuk merahasiakan apa yang tengah aku rasakan saat ini." Lanjut Amanda.

Setelah itu, Amanda langsung mengalihkan tatapannya keluar jendela. Ia tidak mungkin mengatakan apa penyebab dari diamnya dia. Ia tidak ingin Alvaro mengetahui apa yang tengah ia rasakan saat ini. Bahkan sampai detik ini pun, Amanda sendiri masih bingung dengan perasaannya.

"Terserah kau saja." Ucap Alvaro datar.

Setelah itu, Alvaro segera melajukan kembali mobilnya menuju mansionnya. Setibanya di depan mansion, Dennis langsung menghampiri Alvaro yang baru saja keluar dari mobil.

"Semuanya sudah siap, Tuan." Ucap Dennis.

"Baiklah, aku akan mengganti pakaian terlebih dahulu. Setelah itu kita pergi." Balas Alvaro.

Sementara Amanda, tanpa mengatakan apapun, ia langsung masuk ke dalam mansion dan berjalan menuju kamarnya. Melihat Amanda pergi begitu saja tanpa berbicara apapun semakin membuat Alvaro merasa kebingungan. Alvaro merasa tidak melakukan kesalahan apapun terhadap wanita itu, tetapi kenapa Amanda tiba-tiba mendiamkannya seperti ini?

"Apa yang terjadi dengan Nona Amanda, Tuan?" Tanya Dennis.

"Entahlah." Jawab Alvaro sambil berlalu pergi.

Saat ini Amanda baru saja selesai mengganti pakaiannya, ia langsung berjalan menuju balkon yang berada di kamarnya. Pikirannya terus tertuju pada adegan dimana Clara mencium Alvaro. Semakin Amanda ingin menghilangkan bayang-bayang itu, semakin sering pula bayang-bayang itu muncul.

"Tidak mungkin aku menyukai Alvaro. Bahkan perasaanku untuk Malvin saja belum sepenuhnya hilang." Gumam Amanda.

"Tetapi kenapa hatiku sangat sakit saat melihat Clara mencium Alvaro. Bahkan bukan hanya itu saja, saat mengetahui Alvaro membuang sandwich buatanku saja hatiku sakit. Pokoknya aku tidak boleh menyukai Alvaro. Bahkan dia saja belum bisa melupakan masa lalunya." Gumam Amanda.

Amanda teringat ucapan Dennis yang mengatakan bahwa penyebab Alvaro bisa seperti sekarang itu karena ulah mantan kekasihnya, yaitu Devina. Dan Amanda bisa menyimpulkan bahwa Alvaro belum bisa melupakan mantan kekasihnya itu.

Saat sedang asik dengan pikirannya, tiba-tiba saja pandangan Amanda tertuju pada sebuah pemandangan yang berada di halaman mansion. Ia melihat Dennis sedang memasukkan koper ke dalam bagasi mobil. Dan kini pandangan Amanda tertuju pada seseorang yang dari tadi ia pikirkan. Dan tepat saat Amanda menatap Alvaro, pria itu juga menatapnya.

Amanda tahu, pasti sekarang Alvaro akan pergi. Entah kenapa ada rasa sedikit tidak rela saat Alvaro akan meninggalkannya sendiri di mansion. Cukup lama Amanda dan Alvaro saling menatap, sampai akhirnya Amanda mengakhiri tatapan itu dan segera masuk ke dalam kamarnya.

*****

To be continue ...

1
kalea rizuky
Jagan ampe balik Thor males liat alvaro
Syifafkryh: Sabarr yaa kaka🤣
total 1 replies
Ripah Ajha
the best 👍🏻👍🏻
Syifafkryh: Makasihh kaka😍😍
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk
Syifafkryh: Hari ini ya aku lanjutt kakak😍😍
total 1 replies
kalea rizuky
bagus pergi aja manda Alvaro bakal nyesel km
Syifafkryh: Makasih banyak udh baca ceritaku ya kak😍
total 1 replies
kalea rizuky
pergi jauh aja lah amanda percuma qm di situ
kalea rizuky
amanda ttep aja goblokk
kalea rizuky
luna bner jalang
kalea rizuky
cari krja di tempat lain aja donk
kalea rizuky
sahabat kurang ajar luna
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
Anisa Febriana272
Mangat kak🔥🔥🔥
Syifafkryh: Thank you kak😍
total 1 replies
lovebunny
Luna oh Luna 🤣🤣
Syifafkryh: Kenapa luna kenapa?🤣
total 1 replies
Lửa
Keren banget! Aku nggak sabar nunggu babak berikutnya ⚡️
Hagia Alverg🪻: hii kakak salin support yuk dinovelku 🤗.minta saran dan ulasannya

Emergency Wedding by: Noni Gia
total 2 replies
ella ellie
Lucu dan menghibur.
Syifafkryh: Makasihh banyak kakk😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!