popy gadis manis yang hidupnya tak semanis senyumannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindia Andin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mata itu
"menikahlah dengan ku sayang"
"ijinkan aku menebus rasa bersalahku"
isi salah satu pesan Prasetya yang mengganggu pikiran popy saat itu, pikiran popy sangat kacau, sampai tak menjawab panggilan dari bunga
"pop, jadi pulang hari ini kan" isi chat bunga
"iya, maaf ketiduran"
Pesan berakhir tanpa jawaban dari bunga
Di stasiun Prasetya menunggu kedatangan kereta yang akan membawanya pulang, matanya tak lepas dari gadgetnya, masih berharap popy membalas salah satu pesan darinya. dia pantas mendapatkan semua ini, amarah wanita tersakiti, wanita yang sangat baik, wanita yang selama ini dia idam2kan, Prasetya berjuang supaya popy mau memaafkannya dan mau menerima dia sebagai pendamping hidupnya
****
Kereta yang membawa popy sudah sampai di stasiun kota baru, dan di dapati bunga duduk manis di jok motornya, sesuai pembicaraan mereka berdua, mampir beli bakso kota dulu sebelum pulang
"ahhh... aku merindukan bakso ini"
"pangsit?" imbuh bunga
"kangen juga"
"gado2?"
"semuanya bunga" ucap popy menikmati makanan kesukaannya itu "jadi kapan nikah"
"masih belum dapat tanggalnya pop, yang jelas tahun depan"
"wah sebentar lagi dunk"
"hmmm..."
"sebentar lagi jadi menantu haji samsul yah? makanya berjilbab..." goda popy yang baru sadar kalau saudara perempuannya sekarang mengenakan baju tertutup
"belajar pop biar ndak kaget"
"hahahaha" tawa mereka bersamaan
"cepatlah menikah, bikinkan om dan ibuk anak yang lucu2"
"bikin sudah pernah, tapi ndak jadi" haha
"gila kamu bunga"
"becanda pop, sejak saat itu aku ndak mau lagi di ajak mas anton untuk bercocok tanam"
Uhuk uhuk... popy tersedak kuah bakso
"kata2 apa lagi ini ... bercocok tanam"
Hahahaha
"kamu akan pulang kan pop, ketika aku menikah"
"pastilah"
"bagaimana kabar pacar kamu pop?"
Popy terdiam sejenak
"nanti kita ngobrol lagi di rumah ya, sekarang kita pulang"
*****
Sesampainya di halaman rumah, popy di Sambut bu mala yang waktu itu memang sedang membersihkan halaman dan menyiram tanamannya
"popy... "
ibu dan anak itu melepas rindu dengan pelukan erat mereka
"aduh anak ibuk semakin cantik aja, sehat nak?"
"alhamdulillah sehat buk, ibuk bagaimana sehat?"
"alhamdulillah, ibuk sudah masak makanan kesukaan kamu"
Rindu sekali dengan rumah itu
terdengar sayup2 deru mobil aji dari dalam rumah, popy berlari membuka pintu pagar rumahnya, melakukan rutinitas yang hilang satu tahun ini
"assalamu'alaikum pop... "
"Walaikumsalam om"
Tak lupa popy mencium tangan orng tuanya itu
"bagaimana kabar kamu, semakin cantik saja kamu nak"
"alhamdulillah baik om"
****
Waktu azan magrib tiba, popy bergegas mengambil perlengkapan sholatnya
"ayuk pop"
"weee... alhamdulillah sudah mau ke mushola" ucap popy yang mendapati bunga sudah menunggu di depan kamarnya
"belajar biak ndak kaget... "
"kewajiban bung, bukan belajar"
Mereka berempat pergi sholat berjamaah
setelah sampai di rumah lagi, menyantap makan malam buatan bu mala
"pop, kita ngobrol sebentar ya" pinta aji
"iya om, popy bersihkan ini dulu ya"
tak lama kemudian popy menghampiri aji yang duduk di teras,
"duduk pop, bunga mana?"
"lagi nelp sama mas anton om"
"duduk sini" perintah aji
"om sudah memberi tahu pak hendro tentang kedatanganmu, mungkin dalam waktu dekat ini beliau akan berkunjung ke rumah kita"
Popy diam mendengarkan
"kamu sudah siap?"
"InsyaAllah siap om"
"karena kamu sudah pulang, besok kita ke rmh haji samsul, melanjutkan pembicaraan hubungan bunga dan anton"
"baru besok ya om? aku kira sudah ke rumah mas anton"
"belum pop, rasanya ada yang kurang kalau kamu ndak ada, seperti sekarang ini baru lengkap keluarga kita"
Dari dalam rumah bu mala membawa minuman berisi kopi dan camilan peneman kopi
"ma, bunga suruh ngabari anton kalau besok kita ke rumahnya"
"iya mas"
****
𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖
"assalamu'alaikum"
Sapa Pras membuyarkan obrolan Rani dan pacarnya yang sedang berkencan di teras rumahnya
"lho mas datang... ma... mas datang ma"
Rani memeluk kakak kesayangan itu, dari dalam rumah keluar perempuan paruh baya menyambut kedatangannya dan di susul sosok lelaki gagah
"lho pulang sekarang, kok ndak ngabari"
"iya ma, sudah kangen sama rumah"
"bersihkan badanmu dulu, makan, setelah itu kita bicara ya"
"iya pa"
"kalau kamu capek ngobrolnya besok juga ndak pa2"
"ndak kok pa, tadi tidur di kereta"
Selang berapa lama Pras menghampiri papanya yang sedang menikmati sebatang rokok di teras belakang rumahnya
"pa... "
"sudah makan?"
"sudah pa, pasti tentang perjodohan itu lagi kan pa"
"kamu tau maksud papa kan, kasian tuh Rani sudah serius, nunggu kamu"
"kan aku sudah bilang pa, langkahi aku saja, sulit buat ku menemukan perempuan yang aku suka pa"
"turuti papa dan mamamu dulu ya, kalau kamu masih belum cocok, Rani boleh menikah duluan"
"iya pa, Pras pasrah"
"halo aji... assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam"
"anakku sudah datang, kapan rencana kita mempertemukan anak2 kita?"
"kapan pak hendro mau ke rumah, kami siap pak, tapi maaf kalau besok kami ada kepentingan lain, mungkin lusa"
"oke, besok lusa kami ke rumahmu ya"
Pembicaraan mereka berakhir
"kamu kenapa Pras? papa lihat dri tadi kamu tidak bersemangat, ada masalah dengan pekerjaanmu"
"semuanya baik2 saja pa"
pikiran Pras tak bisa lepas dari popy, dimana dia sekarang, mungkin sekarang sedang membicarakan perjodohan dia
Arrrgggkkk Pras gusar
"Pras keluar dulu ya pa, cari angin"
Pamit Pras
Dan mengeluarkan motor sport dari dalam garasi rumahnya, motor kesayangan di beli dengan hasil keringatnya sendiri.
Dengan hati galau Pras menyusuri kota dingin itu, tak tentu arah dan tujuan. perjalanannya berakhir di musium kota, menghampiri pedagang jagung bakar, memesan jagung bakar tak lupa kopi sebagai menu utamanya, yang pras lakukan hanya berusaha menghubungi popy lagi, tetap tak ada respon
𝙙𝙞 𝙩𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖 𝙙𝙞 𝙠𝙤𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙖𝙢𝙖
"sudah tidur bung"
"belum pop, ke sini" ucap popy memanggil popy untuk masuk ke kamarnya
"di kamarku aja bung, aku kangen kamarku"
bunga menurut permintaan popy
Dan menutup kamarnya rapat2
"dari tadi kamu ndak bersemangat pop, kenapa? kamu sakit?"
"aku baik2 saja bung, yang sakit disini" popy menunjukkan dadanya
"kenapa? putus?"
"iya, ntahlah aku harus mulai bercerita dari mana" ucap popy gusar "kamu masih ingat yang aku ceritakan waktu itu bung?"
"tentang kejadian itu? ingat.. kenapa?"
"pacarku lelaki itu"
Bunga mencerna apa maksud popy
"kemarin kita ketemu untuk yang pertama kalinya bunga, aku kaget setengah mati, laki2 itu adalah mas Pras, hancur aku bunga"
"trus? kok bisa?"
"setelah marah, aku meninggalkan dia di caffe itu tanpa mendengarkan penjelasan dia"
"wajar sih kalau kamu emosi pop, lantas dia ndak menghubungimu lagi?"
"tuh lihat saja berapa ratus pesan dan telp dari dia" imbuhnya "dia meminta ku menjadi istrinya, masih sakit hati ini"
"trus? papa mau menjodohkan kamu"
"aku tak bisa menolak bung, dijalani saja dulu"
"pop, kalau kamu cinta dengan pilihanmu bilang ke papa saja, jangan memaksakan hal yang tidak kami suka, takut kamu tak bahagia pop"
"jujur aku masih mencintai mas Pras tapi sakit hatiku bertentangan dengan cintaku, tak apalah aku kubur cinta ku itu"
"apakah kamu akan bahagia?"
"membutuhkan waktu bung, aku coba membuka hati untuk orng lain"
Tok tok tok
"sudah tidur pop" suara aji dari balik pintu
"belum om" popy menhampirinya
"keluarga pak hendro besok lusa datang ke Rumah, kamu siapkan diri kamu ya"
"iya om" popy menutup kembali pintu itu setelah kepergian aji
"lusa pop? kamu sudah siap?" kwatir bunga dengan keadaan popy saat itu
"InsyaAllah bung, siapapun orngnya InsyaAllah popy Terima, asal dia Terima apa adanya kondisiku sekarang"