"Ternyata, orang yang aku kira menyayangi ku, adalah orang yang mengharapkan kematian ku, " ujar jiwa Ciara lurus di atas salju yang dingin.
"Tuhan... jika aku di beri kesempatan untuk hidup kembali, aku mohon Tuhan, ijinkan aku untuk membalas semua rasa sakit ini.. " ujar Ciara kembali.
Cetasss..
Jleederrr..
jleedeerrr..
"Aku tau Tuhan, kau mendengar semua ucapan ku, ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-14. Sania Marah
Prank
Prank
Pyaarr
Pyaarr
"Kurang ajar.. bisa-bisanya wanita bodoh itu lebih unggul dariku, aku tak terima ini, aku tak suka dia mempunyai kemampuan, " Sania melemparkan apa saja, untuk meluapkan segala kemarahan nya pada Ciara.
Pyaarrr
Pyaarrr
Barang apapun yang ada di sekitar kamar nya, Sania lemparkan jingga hancur berserakan di atas lantai kamarnya.
Para pelayan menunduk dengan tubuh gemetar, mereka takut akan menjadi sasaran kembaran Sania.
Prank
Prank
Prank
"Aku harus membalas rasa malu ku ini, aku tak akan membiarkan dia berada di atas ku, meski dia masih bodoh seperti biasa nya, tetap aku tak rela dia di puji orang lain, dan wajah itu.. wajah itu, aku tak sabar untuk menghancurkan nya, " Sania terus menggerutu mencurahkan semua kemarahan nya pada Ciara.
"Sania apa-apaan ini? kenapa kamar mu begitu berantakan seperti ini?" Mariana menatap tajam sang anak, merasa tak suka dengan emosi nya yang selalu meluap-luap.
"Aku hanya kesal, " Sania duduk dengan wajah yang tampak masam.
"Sania.. kontrol emosi mu itu, karna tak menguntungkan untuk mu, sekarang dengan kamu marah-marah seperti ini, apa keadaan bisa berubah? tidak bukan, "Mariana menasehati Sania, karna dia tak mau Sania selalu bersikap seperti ini.
"Setidaknya rasa kesal ku berkurang, " Sania tetap merasa yang dia lakukan itu tak salah.
"Kamu ini, rasa kesal mu memang berkurang, tapi apakan keadaan berubah dengan kekesalan mu yang berkurang?" mariana benar-benar tak habis pikir dengan cara anak nya itu.
Sania tak menjawab, Sania tetaperasa tak puas dengan apa yang terjadi siang tadi.
"Aku benci wanita bodoh itu, apalagi wajah cantik nya saat tersenyum, " Sania membayangkan wajah Ciara yang penuh senyum kebahagiaan.
"Sudah Ibu katakan, jika kamu membenci wajah nya maka hancurkan saja, " usul kejam Mariana kembali direncanakan.
"Bagaimana caranya?" Sania tertarik dengan usulan itu.
"Cara nya banyak, kamu tak perlu ambil pusing, tinggal minta pada Ayah mu orang yang sangat ahli, maka semua nya akan beres, " Mariana begitu yakin, kalau rencana mereka akan berhasil.
"Kenapa Ibu baru bilang sekarang, " Sania masih merasa belum puas.
"Kamu ini.. mengapa selalu saja merasa puas?" Mariana agak jengkel dengan kelakuan anak nya itu.
Sania tak menanggapi ucapan Ibunya, dia hanya terus menggerutu tak jelas.
……………………………………
"Saat ini pasti Sania sedang marah besar, dan aku yakin mereka pasti akan melakukan sesuatu untuk ku, satu persatu semuanya masa lalu ku telah ku ubah, pasti mereka juga akan merubah cara mereka untuk menyingkirkan ku, " Ciara memikirkan tentang hal yang akan terjadi di kemudian hari, maka Ciara pun harus siap untuk menanganinya.
"Kotak ini.. ahh iya, ini hadiah dari Pangeran Jordan, tapi kenapa aku merasa tak asing dengan kotak ini" Ciara mengamati hadiah pemberian Pangeran Jordan, karna hadiah itu tak ikut serta di berikan pada Mariana dan Sania.
Dengan perlahan Ciara membuka kotak kecil yang indah itu, saat kotak sudah terbuka sedikit, perasaan ciara jadi tak karuan, ada rasa kebahagiaan, namun juga ada rasa kesedihan, Ciara tak mengerti mengapa perasaannya tiba-tiba saja seperti itu.
Deg, setelah kotak nya terbuka dengan sempurna, Ciara dapat melihat isi kotak nya dengan jelas.
Ciara merasakan hatinya sakit bagai di tusuk belagi yang tajam, napas nya berubah sesak, badan nya bergetar hebat, dan air mata nya jatuh dengan deras.
"Cincin ini... bukan kah cincin yang dia semat kan di saat aku di malam kan, " Ciara mengambil cincin itu dengan hati-hati.
Ciara mengelus cincin itu lembut, di kecup nya penuh perasaan, hingga Ciara menangis sedih karna cincin itu.
"Hiks.. hiks.. ini buka kebetulan kan hiks.. hiks.. Tuhan.. kehidupan kali ini akan seperti apa? mengapa aku merasa dia juga sama dengan ku, kita sama-sama kembali ke masa lalu?" Ciara merasa bingung dengan alur hidup nya itu, Ciara kembali ke masa lalu, kembali mengulang semua yang di lalui dulu.
"Jika dia sama dengan ku hiks.. apakah aku harus sesedih ini?" Ciara tak mengerti dengan semua yang terjadi ini, mungkin semua adegan nya masih sama seperti dulu, tapi ada beberapa yang berubah, misal nya seperti Pangeran Jordan.
………………………………
"Ada apa Dru kenapa kau terlihat begitu bingung, " Pangeran Jordan heran melihat tinggal pengawal setianya itu.
"Nona Ciara Pangeran" Dru berbicara tak jelas.
"Bicara yang jelas Dru, " Pangeran Jordan kesal dengan pengawal nya itu.
"Nona Sania merencanakan hal yang buruk bersama ibu nya, mereka akan membuat wajah Nona Ciara hancur, " Dru melaporkan hasil yang diperoleh oleh orang suruhan nya.
"Mereka tak akan berhasil, " Pangeran Jordan tampak santai saja, tanpa sedikit pun merasa bersalah.
"Pangeran apa kau tak khawatir pada Nona Ciara?" Dru heran dengan sikap santai junjungan nya, bisa-bisanya dia masih santai, sementara orang yang di sayangi nya akan mendapatkan bahaya.
"Kau percaya saja padaku.. lihat saja nanti, mereka akan gagal, harus kau tau Dru, calon Nyonya mu ibu sangat lah hebat, " Pangeran Jordan percaya pada kemampuan Ciara, karna sudah beberapa kalian dia menyaksikan kepintaran nya untuk bertahan.
"Pangeran, kau tau sendiri Nona ciara seperti apa, " Dru tetap ragu dan tak percaya pada ucapan Pangeran Jordan.
"kau ini.. kau mau bilang dia bodoh?" Pangeran Jordan tak suka mendengar kata bodoh di khususkan untuk wanita nya itu.
"Bukan begitu Pangeran.. anda tau sendiri tentang rumor di luaran sana, " Dru membela diri, takut junjungan nya itu marah.
"Rumor hanya sebatas rumor Dru, kau tadi melihat sendiri bukan, bagaimana dia mempermainkan adik nya itu, bahkan dalam keadaan berpura-pura bodoh, dia berhasil mengalahkan semua gadis yang ada disana, " Pangeran Jordan membela Ciara, karna dia tau Ciara hanya berpura-pura bodoh.
" Yang anda bilang itu memang benar, tapi dengan sikap Nona Ciara, apa dia akan tau bahwa dia berada dalam bahaya?" Dru takut wanita pujaan junjungan nya itu kenapa-napa.
"Kau tenang lah Dru.. jika kau merasa cemas, maka kirimkan lah beberapa pengawal tersembunyi untuk nya, dan pastikan semua pengawal itu adalah orang yang terpilih, " Pangeran Jordan memberikan perintah, maka Dru tak bisa menundanya.
" Sesuai keinginan anda, maka saya akan langsung menangani nya" Dru senang karna akhirnya nya junjungan nya itu membuka hatinya yang sudah lama tertutup rapih.
Setelah selesai merencanakan untuk perlindungan Ciara, Dru undur diri untuk pergi melaksanakan tugas nya itu, kini di ruangan itu hanya ada Pangeran Jordan yang taman ak merenung.
"Aku akan menunggu mu, dimana kamu datang padaku, untuk menjadi istri ku, dan di kehidupan kali ini.. aku tak akan membiarkan mereka menyakiti mu, apalagi membunuh mu, " Pangeran Jordan masih mengingat dengan jelas, bagaimana Ciara di temukan di depan kediaman Hong di saat sudah tak bernyawa.
Yaaa... Bersambung.
lanjut thorr
lanjut up lagi thor💪💪💪💪