Dunia dimana yang kuat berkuasa dan yang lemah di tindas, tempat dimana banyak harta karun tersembunyi dan hewan moster berkeliaran. Seni bela diri adalah kehidupan dan kehidupan adalah seni bela diri itu lah kehidupan para kultivator
Zhou Yun yang merupakan keturunan dari Klan Zhou yang agung, serta mempunyai bakat yang luar biasa ingin menyatukan seluruh upper realm dibawah namanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengangguran Sukses, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3 lawan 9
Tiga hari setelah pertarungan melawan Xu Huang, Zhou Yun, Lan Xue, dan Lu Tianhe bergerak melintasi Hutan Kristal—sebuah wilayah penuh pepohonan transparan yang menyimpan energi roh murni. Tempat ini terkenal sebagai sarang monster kelas tinggi dan pusat berkumpulnya banyak peserta.
Ketiganya baru saja mengalahkan seekor Serigala Kristal ketika aura tajam menusuk dari kejauhan.
Tiga sosok muncul dari balik hutan.
Mereka mengenakan jubah putih keperakan dengan lambang bulan pecah di dada. Mata mereka penuh kesombongan.
Lan Xue terkejut. “Itu… murid inti Sekte Hwansang…”
Tim itu terdiri dari:
Jin Haoran – pemimpin mereka, pemuda berambut perak, wajah dingin, terkenal dengan teknik pedang ilusi yang bisa menipu indera lawan.
Qin Yuer – gadis bermata ungu, ahli seni ilusi mental. Pandangannya menusuk, seolah bisa membaca hati seseorang.
Mo Liang – pemuda tinggi berotot, bersenjatakan tombak berat, auranya menggetarkan tanah.
Jin Haoran menyeringai ketika melihat Zhou Yun.
“Ah… murid inti Pedang Surgawi. Sudah lama aku ingin bertemu kalian.”
Zhou Yun menatap datar. “Kalau ingin mati, tak perlu banyak bicara.”
Qin Yuer melangkah maju, matanya berkilat.
“Sektemu memang selalu sombong. Sudah lupa bagaimana Pedang Surgawi menghancurkan salah satu cabang Hwansang seratus tahun lalu? Hutang darah itu belum pernah dibayar lunas.”
Lan Xue terdiam. Ia tahu sejarah itu, kedua sekte memang menyimpan dendam lama.
Mo Liang menghentakkan tombaknya ke tanah, menciptakan retakan.
“Dan sekarang, kalian hanya tiga orang. Kebetulan sekali… kami bisa menutup sejarah hari ini.”
Namun sebelum pertarungan pecah, suara keras terdengar dari sisi lain hutan.
Enam sosok muncul. Mereka mengenakan jubah biru dengan pola awan di punggung.
Lu Tianhe mengerutkan kening. “Sekte Blue Sky…”
Pemimpin mereka, Wei Long, melipat tangan sambil tersenyum sinis.
“Kebetulan sekali. Aku dengar Sekte Hwansang punya masalah dengan Pedang Surgawi. Kami juga tidak keberatan membantu.”
Seorang murid Blue Sky lain menambahkan,
“Semakin cepat kita menyingkirkan Zhou Yun, semakin aman posisi kita. Lagi pula, dia sudah terlalu menarik perhatian setelah membunuh Xu Huang.”
Jin Haoran tertawa kecil.
“Bagus. Kalau begitu, kita berburu bersama.”
Ketegangan Meningkat
Kini, Zhou Yun, Lan Xue, dan Lu Tianhe berdiri menghadapi sembilan lawan—tiga dari Hwansang, enam dari Blue Sky.
Lan Xue menggenggam pedangnya erat. “Zhou Yun… mereka terlalu banyak!”
Lu Tianhe berbisik dengan wajah serius. “Kita bisa mati di sini.”
Namun Zhou Yun hanya berdiri tegak, aura False God-nya menyelimuti medan.
Matanya menatap dingin ke arah gabungan musuh.
“Bagus,” katanya datar. “Akan lebih efisien jika kalian semua datang sekaligus.”
Aura pedangnya melonjak tinggi, membelah langit hutan kristal. Pohon-pohon bergetar, tanah retak, dan hembusan angin pedang menyayat udara.
Sembilan lawan itu seketika merasakan tekanan seakan mereka sedang menghadapi bukan murid inti… melainkan iblis perang.
Langit di atas hutan hitam dunia percobaan bergetar oleh benturan energi. Aura sembilan murid gabungan Hwansang dan Blue Sky menekan, membuat bumi retak dan udara berdesir tajam.
Zhou Yun, Lan Xue, dan Lu Tianhe berdiri berdampingan, tubuh mereka dilapisi cahaya False God yang bergetar.
“Bunuh mereka!” teriak Jin Haoran, pemimpin kelompok Hwansang.
Zhou Yun vs Mo Liang
Mo Liang, tombak perunggu hitamnya berkilau dengan aura iblis, melesat bagai naga.
“Tombak Penetrasi Jiwa!”
Zhou Yun langsung menjadi pusat pengeroyokan: tiga False God dari Hwansang dan tiga False God dari Blue Sky menghimpitnya, namun Mo Liang maju paling depan.
BOOOM!
Tombaknya menghantam pedang Zhou Yun, menciptakan gelombang kejut.
Zhou Yun tersenyum dingin.
“Dengan enam orang pun, kalian tetap bukan lawanku.”
Ia bergerak seperti bayangan, pedang emasnya menari.
SRET!
Mo Liang merasakan dadanya dingin—pedang Zhou Yun sudah menembus jantungnya.
“Ti-tidak… mungkin…” gumam Mo Liang, sebelum tubuhnya runtuh, terserap tanah dunia ini.
Kematian False God di tangan Zhou Yun membuat seluruh pertarungan terhenti sekejap.
Sementara itu, Lan Xue menghadapi seorang murid Blue Sky yang masih berada di Ranah Sacred Sovereign.
Murid itu berteriak, melepaskan teknik langit biru.
“Gelombang Samudra Biru!”
Namun Lan Xue sudah berubah. Aura False God yang baru ia peroleh menyelimuti pedangnya.
“Pedang Es Menghukum!”
CRAAASSHH!
Gelombang biru itu dibelah, tubuh murid Blue Sky terbelah dua dalam sekejap.
Lan Xue berdiri tegak, napasnya berat namun matanya dingin. “Kau terlalu lemah.”
Lu Tianhe vs Murid Blue Sky (Sacred Sovereign)
Di sisi lain, Lu Tianhe menghadap lawan yang di Ranah Sacred Sovereign.
Musuhnya meluncurkan ribuan pedang energi ke langit.
“Hujan Pedang Langit Biru!”
Langit runtuh oleh ribuan bilah.
Namun Lu Tianhe meraung, pedang apinya menyala seperti matahari.
“Pedang Surya Membakar Langit!”
BOOOOMMM!
Seluruh hujan pedang terbakar, tubuh lawannya menjerit sebelum meledak menjadi abu.
Lu Tianhe menggenggam pedangnya erat, wajahnya penuh tekad.
Dalam hitungan menit:
Mo Liang (False God, Hwansang) gugur
2 murid Blue Sky (Sacred Sovereign) gugur
Tiga orang musuh mati!
Sisa mereka:
Jin Haoran, Qin Yuer murid sekta Hwansang
Wei Long, 2 murid False God Blue Sky
Enam orang itu menatap Zhou Yun dan timnya dengan ngeri.
Qin Yuer menggertakkan gigi. “Mo Liang mati begitu cepat… dia iblis!”
Wei Long memandang tajam, wajahnya pucat. “Jika kita teruskan, separuh dari kita tidak akan kembali hidup.”
Jin Haoran akhirnya mengangkat tangannya, suaranya penuh amarah tertahan.
“Cukup! Kita mundur. Tapi dengar, Zhou Yun… kami akan kembali. Pertarungan ini belum berakhir.”
Mereka pun menarik diri dengan cepat, menyembunyikan aura mereka, melarikan diri ke hutan yang gelap.
Setelah Pertempuran.
Zhou Yun menghela napas, pedangnya berlumuran darah musuh. Tatapannya dingin, tidak ada sedikit pun belas kasihan.
“Jika bukan karena aturan portal, aku akan menghabisi mereka semua hari ini.”
Lan Xue berdiri di sampingnya, mata indahnya bergetar antara kekaguman dan ketakutan.
“Dia… benar-benar iblis dalam wujud manusia. Namun tanpanya, aku dan Tianhe pasti sudah mati…”
Lu Tianhe menepuk bahu Lan Xue, lalu menatap Zhou Yun dengan penuh hormat.
“Setidaknya sekarang, semua sekte besar tahu siapa yang benar-benar harus mereka takuti.”
Dan memang benar—dari kejauhan, beberapa mata-mata dari sekte lain menyaksikan pertempuran itu. Kabar kematian Mo Liang dan murid Blue Sky menyebar cepat.
Nama Zhou Yun kini tidak hanya ditakuti oleh Hellfire, tetapi juga oleh Hwansang dan Blue Sky.