Zira adalah gadis yang mandiri, dia mempunyai butik yang bernama Zira Boutique. Pada suatu hari ada keluarga konglomerat memesan hasil rancangannya yang harus di selesaikan dalam waktu satu hari.
Apakah Zira bisa menyelesaikan hasil rancangannya tepat waktu, atau tidak?
Dan konsekuensi apa yang akan diterimanya jika tidak selesai.
Karya di terbitkan atas izin Noveltoon dan isi konten hanya pandangan dari penulis, tidak mewakili dari Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anita Rachman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 24
Zira berlari menuju pintu loby, Ziko mengikutinya dari belakang beserta Kevin.
Kevin pergi ke parkiran untuk mengambil mobil. Zira hendak pergi tetapi tangannya di pegang Ziko.
"Kamu mau kemana hah?" Ucap Ziko.
Karyawan yang berada di loby melihat mereka berdua. Mereka berasumsi sendiri tentang hubungan keduanya.
"Tuan lepaskan tanganmu, lihat itu. Karyawanmu melihat kita."
Ziko yang mendengar ucapan Zira langsung melepaskan genggamannya.
Tidak berapa lama Kevin datang dengan mobil. Kevin membuka pintu mobil dan mempersilahkan Zira untuk masuk. Tapi dia memilih duduk di kursi depan di samping Kevin.
"Hey kamu! Kenapa duduk di situ." Ucap Ziko cepat.
" Aku menemani asisten Kevin di sini, nanti dia mengantuk, jadi saya akan mengobrol dengannya, pintarkan." Ucap Zira membanggakan dirinya.
"Terus siapa yang ngobrol denganku?" ucap Ziko lagi.
"Ngobrol aja sama nyamuk." Jawab Zira ketus.
Kevin tersenyum.
"Pindah sekarang cepat!" bentak Ziko lagi.
"Enggak saya gak mau." Tolak Zira. Dia berusaha menghindar dari Ziko.
Ziko berdiri di luar, posisinya berada di samping Zira. Dia memegang lengan Zira dengan kuat.
"Pindah cepat." bentak Ziko.
"Aih sakit tau, bisa gak lembut sedikit dengan wanita, pantesan gak punya istri." Gerutu Zira.
Zira keluar dari mobil dan duduk di samping Ziko. Sambil mengoceh.
Ocehannya seperti dongeng sebelum tidur, tidak berapa lama Ziko terlelap.
"Idih cepat banget tidurnya." Zira bergumam sendiri.
Kevin fokus mengendarai mobil. Sedangkan Zira memperhatikan wajah Ziko dengan sangat jelas.
"Dasar singa, coba kalo kamu itu bisa lembut dan tidak sedingin es, pasti kamu sudah menikah hihihi." Zira tertawa cekikikan.
Kevin mendengarkan ocehan itu begitupun Ziko. Tapi Ziko tidak ingin membuka matanya, dia hanya mendengarkan saja, ocehan itu dan menikmatinya.
"Kita mau kemana." Tanya Zira.
"Kita mau ke mall." Jawab Ziko.
Zira kaget sambil melihat kearah Ziko.
"Eh kamu sudah bangun."
"Aku sudah bangun dari tadi." Jawab Ziko santai.
"Berarti kamu dengar semua ocehanku." Tanya Zira penasaran.
"Owh tentu aku dengar, ada yang bilang aku singa, ada yang bilang dingin."
Zira menggigit bibirnya.
"Aih kenapa aku suka banget ngomong keceplosan." Sambil memukul mulutnya pelan.
"Maaf tuan muda, aku sudah memukul mulutku sendiri jadi jangan hukum ya." Zira merapatkan kedua tangannya meminta maaf.
Ziko mendekati Zira dan menarik hidung wanita itu.
"Itu hukuman buat kamu."
"Sakit tau." Hidung Zira sampai memerah.
"Kalau hidung saya lepas bagaimana?" Rengek Zira.
Ziko tersenyum menyeringai.
Mobil sampai di mall. Mereka berjalan menyusuri mall. Zira tidak mengerti mengapa Ziko membawa dirinya ke mall.
Ziko memasuki sebuah toko sepatu, di dalam ada berbagai macam model sepatu dan brand-brand terkenal, dari sepatu pria dan sepatu wanita.
Penjaga toko datang menghampiri mereka beserta managernya, mereka memberi hormat kepada Ziko.
"Ada yang bisa kami bantu tuan muda?" ucap manager toko ramah.
"Layani nona ini, beri sepatu yang cocok untuknya."
Ziko memberi perintah layaknya bos.
Mereka melayani dengan baik, Zira sudah memilih sepatu yang sesuai dengan seleranya.
Zira berjalan menuju meja kasir. Untuk membayar harga sepatu itu. Dia menyerahkan kartunya kepada kasir toko.
"Maaf nona, sudah di bayar sama tuan muda Ziko." Jawab kasir dengan senyuman ramahnya.
"Apa? berapa harga sepatunya?" ucap Zira penuh selidik.
"60 juta nona."
Zira membulatkan matanya tidak percaya.
"Terimakasih."
Zira pergi meninggalkan meja kasir. Dan melangkahkan kakinya mendekati Ziko. Dua pria itu berdiri di luar toko.
"Hello readers ini adalah novel pertama author mohon maaf jika ada typo atau pun kesalahan lain, like episode favorit kalian , terimakasih."