Aluna seorang gadis bercadar terpaksa harus menikah dengan ketua geng motor atas wasiat dari mendiang ayahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Anisa akhirnya basa lega, setelah mengucapkan salam, gadis itu pun pergi dari kediaman keluarga Radit. setelah keluar dari rumah Radit, Anisa pun segera berlari sekuat tenaga. Radit bilang, ia akan pergi ke rumah jayden, Anisa kembali menambah kecepatan larinya agar tidak keduluan Radit nantinya.
Saat sudah di depan gerbang anisa celingukan untuk memastikan tidak ada yang lewat. setelah di rasa aman gadis itu kembali ke dalam mansion.
Sapaan dari para pekerja pun tak ia hiraukan karena fokusnya hanya satu yaitu bersembunyi di dalam kamar. namun saat sudah berada di lantai dua, Tiba-tiba jayden menariknya cukup kuat hingga tubuhnya sedikit terhuyung.
" eh? " Anisa terkejut hingga hilang ke seimbangan.
Untung saja jayden bisa menahan tubuh Anisa, jika tidak, Mungkin ia akan tergelincir ke bawah. tubuh Anisa bersandar di dada jayden. Hal itu membuat Anisa segera menepis tangan jayden lalu membenarkan posisinya hingga kembali berdiri tegak.
" Kenapa narik aku?"
" lo Dari mana aja?" tanya jayden balik.
" aku? " Anisa menunjuk dirinya sendiri.
" iya lo, lo kira gue ngomong sama hantu?"
" aku habis jalan-jalan" sahut Anisa.
" ck! biasain kalau mau keluar rumah bilang-bilang!"
" suka-suka aku lah! kamu aja bisa susu kamu pacaran di rumah, Jadi ngapain kamu urusin hidup aku!"
Tiba-tiba wajah jayden berubah kesal, tangannya terangkat hingga jari telunjuknya mengarah ke wajah Anisa.
" heh! lo kira gue mau ngurusin hidup lo! ini juga karena terpaksa, gue ngelakuin ini demi kehidupan gue! ck! Misahin lo! Cewek norak! Udik! sok alim! bisa-bisanya gue dijodohin sama cewek modelan kayak lo! rugi banyak gue!" hina jayden, kemudian pergi begitu saja setelah mengucapkan kata-kata menyakitkan tersebut.
sedangkan Anisa kini hanya tersenyum kecut, air matanya mulai menggenang di sudut matanya, baginya kalimat yang dilontarkan jayden sekarang sangat menyakitkan dibandingkan yang dulu.
" kamu akan menyesal mengataiku seperti itu, jayden! "
Anisa kemudian masuk ke dalam kamar, Iya juga tak lupa untuk mengunci pintu dua kali putaran, wanita itu berharap jayden tak bisa masuk ke kamar, pikirnya, biarlah suaminya itu tidur di luar.
setelah dirasa cukup, Anisa kemudian berjalan ke arah meja belajar, di sana rupanya tertata dengan rapi buku-buku pelajaran, bahkan buku-buku ilmu marketing pun tersusun di sana. di ambilnya satu persatu buku tulis yang memperlihatkan hasil dari jayden selama menuntut ilmu di kelas IPS, baru halaman pertama saja Anisa langsung melongok melihat hasilnya, tulisannya pun sangat rapi Anisa jadi insecure sendiri melihatnya.
" jayden Memangnya siswa berprestasi?" gumam Anisa.
Anisa lantas menaruh kembali buku tulis jayden. atensinya tertuju pada bingkai foto yang tidak menghadap ke arah depan, sepertinya memang sengaja jayden Letakkan menghadap belakang agar tampilannya tak terlihat. Anisa kemudian meraih bingkai foto ukuran 2R, ukuran yang sangat mini untuk ditaruh di bingkai foto, wanita itu meneliti gambar yang ada di Bingkai itu. di sana menampakkan sosok bocah laki-laki yang mungkin berkisaran 3 tahun sedang merangkul seorang bocah perempuan berkepang dua yang menatap jayden malu-malu. juga terdapat satu bocah yang mungkin berusia 5 tahun berada di samping bocah perempuan itu sambil mencubit pipi bocah perempuan itu dengan gemas.
" i-ini aku? " gumam Anisa.
" aku ingat wajahku waktu kecil gimana, hem.. apa ini jayden? Terus siapa yang ada di samping aku? wajahnya familiar sekali, tapi aku nggak tahu siapa?" kata Annisa sambil mengingat-ingat memori kenangan masa kecil.
" uhh.. aku lupa, kok Kepalaku jadi sakit ya?"
Anisa kemudian memutuskan untuk beranjak dari tempat belajar, wanita remaja itu lantas pergi ke arah kasur. Iya singkat sedikit selimut untuk membaringkan tubuhnya di sana.
"ah.. tenang sekali telinga ini tanpa mendengar omelan jayden" ucapan Anisa.
lambat laun mata Anisa semakin berat dan tertutup. dan hingga hitungan detik wanita cantik itu tertidur dengan keadaan masih memakai cadar.
sementara itu, jayden saat ini tengah menuju ruangan musik tempatnya menghilangkan stres. kakinya menendang pintu depan ruangan musiknya karena kesal. dirinya sedikit meringis kesakitan karena tendangannya mengenai ujung jari kaki kelingkingnya.
" sial banget gue!"cerutu jayden.
Jayden kemudian menghempaskan bokongnya dengan kasar di atas permukaan sofa. dirinya kemudian meraih ponselnya yang berada di satu celananya. jari jemarinya kemudian menjelajah ke bagian media sosial yang terpasang di ponselnya.
yang ia buka pertama adalah grup WhatsApp Black Moon. tidak ada yang penting, hanya obrolan candaan seperti biasanya. dia juga melihat banyak pesan dari calsa yang mengirimkan sebuah pesan agar jayden Jayden Tak lupa untuk menjemputnya besok pagi. jayden menghela nafas panjangnya. Iya Hampir lupa dengan janjinya pada celsa. pria remaja itu sedikit menyesal karena memberikan janji yang Bahkan dirinya tak inginkan. bertepatan dengan itu ponselnya berdering yang di mana terlihat nama Radit di layar ponselnya.
Jayden segera mengangkatnya.
" ya? " ucap jayden setelah panggilan sudah terhubung.
{ lo di rumah? }
"hem, kenapa? "
{ gue mau ke rumah lo. ada yang perlu gue bicara }
seketika tenggorokan jayden tercekat.
" ehm, buat apa? bicara lewat telepon aja"
{ nggak bisa. gue paling nggak bisa kalau cerita lewat telepon. Gue ke rumah lo sekarang}
Tut..
" eh? Woi! gue belum selesai bicara! anjing!" gerutu jayden.
" ck! Kalau Radit sudah di sini gue sentil jakunnya!" geram jayden dengan tangan yang terkepal.
Jayden kemudian melempar ponselnya asal di atas sofa setelah mengirimkan pesan kepada Radit bahwa dirinya berada di ruang musik, salah satu dari tiga markas mereka.
Mata jayden melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 05.00 sore. dirinya lagi-lagi menghelan nafas panjangnya setelah dirinya mengingat ucapan yang ia lontarkan kepada Anisa.
" cewek itu! ck! kalau aja dia nggak bawel gue nggak akan ngucapin kalimat sejahat itu!" gumam jayden.
matanya kemudian terpejam setelah banyak pikiran yang berlalu-lalang melintas di kepalanya.
Tap.. tap.. tap..
suara langkah kaki yang sepertinya tergesa-gesa berjalan ke arah jayden. jayden yang baru saja terlelap pun terkesiap dengan tubuh yang refleks berdiri. dengan posisi kuda-kuda. ancang-ancang jika dalam situasi berbahaya.
" Jay, lo kenapa? habis mimpi dikejar begal?" tanya seseorang.
Jayden lantas kembali memposisikan dirinya dengan norma. dirinya kembali duduk di sofa setelah tahu siapa sang pelaku yang berjalan tergesa-gesa itu.
" bisa nggak lo jalan santai aja? gue baru tidur ,bego!" sungut jayden kesal.
Radit terkekeh kecil.
" Sorry, abis gue tadi takut keburu magrib"
" duduk lo! sakit mata gue lihat lo berdiri terus" titah jayden.
.
.
.
BERUNTUNG BUKAN ADHEK Q😡😡😡😡