Arshaka Sadewa dan Aksara Sagara adalah Bopo Kembar Desa Banyu Alas. Putra dari Bopo sebelumnya, yaitu Abimanyu.
Keberadaan Bopo Kembar, tentu menghadirkan warna tersendiri untuk Desa Banyu Alas. Dua pria yang mewarisi sifat Romo dan Ibunnya, membuat warga desa sangat menyayangi dan menghormati keduanya.
Bagaimanakah kehidupan Bopo Kembar ini?
Apakah mereka benar - benar bisa di andalkan untuk menjaga Desa Banyu Alas?
Jangan lupa untuk membaca Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades terlebih dahulu, agar bisa memahami jalan ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Pembukaan MTQ
"Mas mau kemana?" Tanya Ashoka pagi itu.
"Mau ke Pabrik, Dek. Kenapa? Mau Mas anter ke sekolah?" Tanya Arsha.
"Enggak, aku bawa motor aja. Pulang sekolah mau langsung kerja kelompok ke rumah temen soalnya." Jawab Ashoka.
"Temen siapa? Cewek apa cowok? Rumahnya di mana?" Tanya Arsha.
"Lanang kabeh! Aku tok wedok e. (Laki - laki semua! Cuma aku perempuannya.)" Jawab Ashoka yang menggoda Kakaknya.
"Astaghfirullah, bocah iki! Tak cokot pisan pipimu, kapok! (Astaghfirullah, anak ini! Aku gigit sekalian pipimu, kapok!)" Kata Arsha yang gemas karena di goda adiknya, sementara Ashoka malah tertawa.
"Yaudah, aku berangkat duluan ya, Mas." Pamit Ashoka sambil menyalami Kakaknya.
"Hati - hati, Dek." Kata Arsha yang di jawab anggukan oleh adiknya.
Setelah selesai bersiap, Arsha pun berpamitan pada kedua orang tuanya.
"Mo, Bun, aku berangkat dulu, ya." Pamit Arsha pada kedua orang tuanya.
"Mas mau ke Pabrik Pakan?" Tanya Abi.
"Njih, Mo. Nanti sekalian ke Pabrik Padi juga kalau gak kesorean." Jawab Arsha.
"Kok gak naik mobil, Mas? Nanti kehujanan lagi. Kan sering hujan kalau sore." Kata Runi.
"Enak naik motor, Bun. Lebih sat - set." Jawab Arsha sambil terkekeh.
"Yasudah, hati - hati, Nang." Pesan Runi.
"Oh iya, Nang. Nanti malam tolong antar Romo sama Ibun ke alun - alun yang di Kecamatan, ya." Pinta Abi.
"Romo mau joging malam - malam?" Goda Arsha sambil terkekeh.
"Enggak, mau ngarit! (Membabat rumput)" Jawab Abi yang membuat Runi dan Arsha tertawa.
"Mau hadirin pembukaan lomba MTQ." Jawab Abi.
"Oke. Siap, Mo!" Jawab Arsha.
"Nah semangat tuh. Barang kali ketemu gebetan nanti malam." Ledek Runi sambil memukul bahu anaknya.
"Ketemu calon mantu yang bikin kulkas konslet, Mo." Imbuh Runi kemudian.
"Apaan sih, Ibun. Gak sabar banget kayaknya mau punya menantu." Cicit Arsha.
"Iya dong! Ibun pingin gendong cucu." Sahut Runi.
"Sabar, bentar lagi juga gendong cucu lagi. Anaknya Mbak Alin." Kata Arsha sambil tertawa.
"Oh, iya! Ibun sampe lupa. Udah masuk HPL ya, si Mbak Alin. Belum belanja hadiah buat cucu, Mo." Kata Runi.
"Beli online kan bisa, Bun." Sahut Abi.
"Ish! Romo ini." Kata Runi yang merengut.
"Iya - iya. Minggu depan kita belanja ke Kabupaten." Ujar Abi yang membuat Runi tersenyum.
"Bilang aja Ibun yang mau cuci mata. Padahal beli online juga bisa." Kata Arsha yang membuat Runi tertawa.
"Udah ah, aku berangkat dulu. Assalamualaikum." Pamit Arsha sambil menyalami takzim kedua orang tuanya.
"Waalaikumsalam." Jawab Abi dan Runi bersamaan.
"Hati - hati, Mas. Susah banget di suruh bawa mobil. Senengnya naik motor aja." Cicit Runi yang hanya di jawab senyuman oleh putranya.
Tak langsung ke Kabupaten, Arsha terlebih dahulu mampir ke kantor Kecamatan. Ia kemudian membuka ponselnya.
"Kak Arsha!" Seru suara yang akrab di telinganya. Arsha pun tersenyum melihat gadis yang menenteng paperbag berjalan dengan sedikit berlari ke arahnya.
"Udah dari tadi, Kak?" Tanya Raina.
"Barusan aja. Nih baru mau telfon kamu." Jawab Arsha sambil mengangkat ponselnya.
"Maaf ya, ngerepotin, Kak. Aku bingung mau balikin jaketnya gimana. Makasih ya, Kak." Kata Raina sambil tersenyum.
"Gak apa - apa. Aku juga sekalian mau ke Kabupaten kok." Jawab Arsha.
"Jadi mau ke Pabrik? Sendirian?" Tanya Raina.
"Iya, sendirian." Jawab Arsha.
"Yaudah, kamu masuk gih. Aku mau lanjut ke Kabupaten." Titah Arsha yang di jawab anggukan oleh Raina.
"Hati - hati ya, Kak." Pesan Raina yang di jawab anggukan oleh Arsha.
Gadis cantik itu kemudian beranjak masuk ke dalam Kantor Kecamatan seperti titah Arsha. Sementara Arsha kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke Pabrik setelah melihat Raina yang menghilang di balik pintu.
...****************...
"Bun, udah siap belum?" Seru Abi dari ruang keluarga.
"Udah, Mo. Ayo berangkat." Kata Runi yang baru keluar dari dalam kamar.
"Mas mana?" Tanya Runi.
"Lagi nyamperin adeknya. Udah, kita tunggu di luar aja." Ajak Abi yang kemudian di jawab anggukan oleh Runi.
"Kamu beneran gak mau ikut, Dek?" Tanya Arsha pada Ashoka yang sedang asyik menonton drama kesukaannya di kamarnya
"Enggak ah, aku di rumah aja." Jawab Ashoka yang masih asyik dengan kegiatannya.
"Berani sendirian?" Tanya Arsha yang membuat Ashoka langsung melirik ke arahnya.
"Emangnya aku anak kecil?" Cicit Ashoka sambil melirik tajam ke arah Kakaknya yang justru terkekeh.
"Yaudah, Mas nganter Romo sama Ibun dulu. Baik - baik di rumah, kalo ada apa - apa atau pingin sesuatu, chat Mas." Pesan Arsha.
"Oke, Bos!" Sahut Ashoka.
"Eh, Mas!" Seru Ashoka saat Arsha hendak menutup pintu kamarnya.
"Kenapa, Dek?" Jawab Arsha.
"Aku pingin punya Mbak Ipar. Nanti bawain, ya." Kekeh Ashoka yang hanya di tanggapi dengan helaan nafas panjang oleh Arsha.
Arsha segera menghampiri Romo dan Ibunnya yang sudah menunggu di luar. Mereka bertiga pun segera berangkat menuju ke alun - alun Kecamatan.
Suasana alun - alun tampak sangat ramai malam itu. Tak hanya padat dengan peserta yang akan mengikuti lomba MTQ, namun juga warga yang menonton dan tentu saja pedagang makanan dan minuman.
Abimanyu dan keluarganya langsung menyalami beberapa Kepala Desa dan juga Aparatur pemerintah lain yang sudah berada di sana. Abi dan Runi langsung di persilahkan menempati tempat yang sudah di sediakan.
"Bun, Mo, aku mau jalan - jalan dulu, ya." Pamit Arsha.
"Mau kemana, Mas? Gak mau duduk di sini dulu?" Tanya Runi.
"Mau jajan, Bun. Jajanannya udah manggil - manggil aja, itu." Bisik Arsha sambil terkekeh.
Ia memang sedari tadi menyapu pandang ke arah penjaja makanan yang nampak menarik perhatiannya.
"Kamu ini, kayak anak kecil aja. Yasudah, jangan lama - lama loh, Mas." Kata Runi yang di jawab anggukan oleh putranya.
Arsha pun segera melancarkan aksinya. Ia membeli banyak makanan dan membawanya ke mobil terlebih dahulu. Tentu saja ia membelikan makanan itu untuk adiknya yang doyan jajan.
Arsha kemudian kembali ke tenda dengan membawa beberapa makanan ringan dan minuman. Ia sengaja tak bergabung dengan orang tuanya yang nampak khusuk mengikuti acara.
"Kak Arsha."
Arsha langsung menoleh ketika namanya di panggil. Ia pun tersenyum saat melihat siapa yang memanggil dan menghampirinya.
"Sendirian di sini?" Tanya Raina.
"Enggak, itu sama Romo dan Ibun." Jawab Arsha sambil menunjukan keberadaan kedua orang tuanya.
Ia kemudian menepuk kursi di sampingnya, memberi isyarat pada Raina agar duduk di situ. Raina pun duduk di tempat yang di minta Arsha.
"Kamu ngapain? Mau lomba?" Tanya Arsha.
"Enggak, aku kebetulan di minta jadi juri di sini. Terus ini mau tilawah juga di pembukaan." Jawab Raina.
"Setelah tilawah?" Tanya Arsha.
"Mmm, ya menikmati acara pembukaan aja, karena lombanya baru di mulai besok." Jawab Raina.
"Kalau gitu, setelah tilawah nanti temani aku lagi, ya." Pinta Arsha yang di jawab anggukan oleh Raina.
Belum lama duduk, Nama Raina kemudian di panggil dan di minta naik ke atas panggung untuk membacakan tilawah pada pembukaan lomba MTQ itu.
"Aku naik dulu ya, Kak." Pamit Raina yang di jawab anggukan oleh Arsha.
ibaratmya berjodoh tp kita jg butuh perjuangan dan usaha tuk mndapatkannya
langkah yg tepat arsha👍👍👍👍
kawal sampai halal pokonya mah 😍
sat set git loh,soalnya aku nggak lilo mbk riana diambil org🤭🤭
smoga bisa mncapai halal dan samawa ya
jd greget greget sndiri