Di kenal seorang pendiam dan tidak banyak bergaul membuatnya minder , sejak di usia belia seorang gadis desa sangat aktif dan sudah mengenal yang namanya jatuh cinta , apakah sekedar jatuh cinta saja atau sudah mengenal lebih dari sekedar cinta monyet ?
Dibalik kisah asmara ada sekelumit masalah pada sikap saudaranya yang membuatnya risih dan menjadi tertutup . lambat laun ia tahu siapa dirinya yang sebenarnya .
Mampukah ia menjalani kehidupan di luar sana tanpa ia sadari sudah terjebak dalam arus kehidupan dunia luar yang penuh dengan drama dan masalah ?
Apakah gadis yang dulu pendiam akan menjadi pendiam atau akan menjadi sosok yang lain ?
Yuk baca pelan-pelan dan berurutan agar tidak salah paham .jangan lupa dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Bad Mood
Hari-hari Ira lalui dengan semangat baru walaupun awalnya tidak nyaman akhirnya ia mulai terbiasa dengan teman dan suasana baru . Di sekolah sekarang ia mempunyai banyak kenalan dan banyak memberi pelajaran baginya .
"Ira ,Kamu tidak ikut olah raga tadi ya , kenapa ?" tanya Ratna waktu istirahat melihat Ira keluar dari kelas .
“Iya , perutku sedang sakit karena lagi haid ," jawab Ira sambil memegang perutnya .
"Itu hal biasa bagi kaum perempuan kalau aku kadang cuma sakit kepala rasanya pusing sekali kemaren sempat tidak masuk sekolah , gak betah sakitnya itu loh ," kata Ratna dengan serius .
"Iya , aku ngerti tapi di kantin nggak ada yang jualan obat nyeri haid gitu ?' tanya Ira rasa sakit diperutnya perih sekali .
"Tunggu sebentar kamu tunggu di sini ,“ Ratna meninggalkan Ira di teras depan kelas .
Tidak lama kemudian Ratna kembali membawa obat pereda nyeri haid . “Minum ini semoga reda sakit perutmu ," Ratna memberikan obat kepada Ira .
"Terimakasih ya ,Ratna ,“ Ira masuk ke dalam kelas minum obat bersama air mineral . Ratna mengikuti Ira masuk ke dalam kelasnya .
"Kamu duduk di depan guru ya , enak ,Ra . Biar cepat mudeng kalau guru menerangkan tapi tidak bisa bebas bercerita dengan teman ," kata Ratna sambil menutup mulutnya .
"Kamu bisa saja , di sekolah mau gosip atau mau belajar ?' tanya Ira menggelengkan kepala heran mendengar perkataan Ratna .
"Dua-duanya , kata orang menyelam sambil minum air ," jawab Ratna diselingi tawanya. Ira pun ikut tertawa karena merasa lucu .
"Dasar tukang gosip ," sahut Ira , keduanya kembali tertawa .
“Aku kembali ke kelas ya , semoga perutmu cepat sembuh ," Ratna pamit keluar kelas menuju kelasnya karena bel masuk sudah berbunyi .
Beberapa siswa masuk ke dalam kelas . Mereka melihat Ira duduk sendirian merasa kasihan tapi tidak ada perhatian sama sekali . Itulah kehidupan sekolah sekarang . Ira merasa sepi di antara mereka tidak seperti awal masuk .
“Ira , maaf ya aku duduk di belakang ," panggil Fika duduk bersama teman cowok disebelahnya . Hati Ira merasa Ira semakin jauh sejak masuk sekolah swasta . Entah kenapa ia mempunyai feeling kalau ia tidak akan punya teman akrab di sini .
"Iya gak apa-apa , santai saja ," kata Ira tersenyum paksa kemudian pandangannya beralih pada cowok imut duduk sendirian .
“Siapa nama dia tadi ya kok aku tidak ngeh dengan name tagnya ," batin Ira .
Tidak lama kemudian masuk seorang guru pria bertubuh tinggi kurus dengan senyum tipis melihat seluruh siswa .
"Selamat siang semuanya , hari ini bapak akan memberikan soal latihan namun sebelum itu bapak akan memberi materi lebih dulu kalian simak baik-baik biar nanti bisa menjawab ," jelas Pak guru bernama Ahmad Sabri .
"Baik ,Pak . Eh anak baru dengarkan ya ," teriak Danang dengan suara lantang membuat seluruh ruangan terdiam ketika Ira menoleh ke arahnya lalu melihat wajah seluruh kelas dengan tidak suka .
Danang tersenyum jahil sambil memainkan alisnya tapi tidak di respon olah Ira .
"Anak baru jangan sombong ," teriaknya lagi . Membuat hati Ira semakin sakit namun ia tahan karena masih jam pelajaran .
Dengan berani Ira mengepalkan tangan ke arah Danang , sedangkan Danang masih mode senyum senang ngerjain Ira .
"Kalian kalau mau ribut lebih baik keluar ," kata Pak Ahmad sambil menulis di papan tulis . Setelah selesai Pak Ahmad menerangkan .
“Sekarang kerjakan soal di papan tulis ," perintah Pak Ahmad . Semua siswa dengan serius menyalin dan menjawab soal di papan tulis .
" Pak , saya sudah selesai ," kata Agus mengacungkan jarinya kalau dia sudah selesai mengerjakan soal .
"Silahkan bawa ke meja sini ," perintah Pak Ahmad . Agus beranjak lalu berjalan menuju meja guru kemudian keluar kelas .
Satu per satu siswa selesai mengerjakan dan keluar kelas , Ira paling akhir selesai memang di sengaja agar semua temannya keluar lebih dulu . Setelah semua keluar pak Ahmad melihat Ira heran .
"Kamu belum selesai menjawab soal ini ?' tanya Pak Ahmad .
“Sudah kok ,Pak !" jawab Ira beranjak dari tempat duduk memberikan buku kepada Pak Ahmad .
Pak Ahmad keluar kelas membawa beberapa buku ditangannya , sedangkan Ira masih duduk di dalam kelas , ia tidak mau keluar karena tidak mau melihat banyak siswa di luar sana .
Waktu pulang sekolah Ira keluar bersama beberapa teman sekolah mulai kelas satu sampai kelas tiga . "Ira , tungguin ," teriak Ratna berlari mengejar Ratna . "Kita kan beda arah , Ratna ," kata Ira .
"Memangnya kenapa kalau beda arah , kita bisa barang sampai di ujung jalan , benarkan !" kata Ratna tersenyum senang di sudut bibir . Ira mengangguk sambil tersenyum .
"Sekali lagi terimakasih untuk yang tadi , maaf sudah merepotkan mu ," kata Ira berjalan santai bersama Ratna .
"Santai aja kali , kayak sama siapa saja ," sahut Ratna .
"Aku ke sana ya ,Ra . Soalnya mobil angkutan umum lewat sana ," Ratna menunjukkan mobil angkutan umum ada di seberang jalan .
"Iya , hati-hati," jawab Ira berjalan menuju mobil angkutan umum yang sudah ada , ia pun masuk ke dalam mobil tersebut dan duduk dengan nyaman .
"Huh ,, akhirnya pulang ke rumah ," gumamnya menyenderkan punggungnya di kursi .
"Kenapa neng ," tanya pak sopir . " Pulang , Pak . Rasanya senang sekali ," jawab Ira .
"Oh kirain ada apa ," sahut Pak sopir sambil melirik lewat spion dalam mobil . Beberapa siswa naik ke dalam angkutan umum dengan wajah ceria meskipun capek mereka tidak dirasakan .
Mobil melaju dengan kecepatan rata-rata, sesekali berhenti di jalan karena ada penumpang yang naik dan turun silih berganti . Sampai akhirnya sampai di ujung jalan menuju desa Ira turun dari angkutan umum berjalan menuju desanya yang jaraknya kurang lebih sepuluh menit dengan berjalan kaki untuk sampai rumah .
Sampai di rumah Ira langsung membersihkan tangan dan kaki lalu rebahan sambil nonton televisi . Tidak lama kemudian tertidur dengan nyenyak . Waktu bangun terkejut televisi sudah dalam keadaan mati tak ada gambar .
"Siapa yang matiin televisi ?" batin Ira kemudian bangun dan pergi mandi . "Segar sekali ," katanya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk . Perut Ira merasa lapar ketika mencium aroma ikan asin , lalu berjalan menuju meja makan membuka tudung saji .
"Wah enak sekali , makan ah ," katanya mengambil piring lalu mengambil nasi dan ikan asin dan sambal . Ia makan dengan lahap sekali hatinya sangat senang hanya makan nasi dengan ikan asin saja rasanya sangat nikmat .
"Lapar apa doyan ," canda Yaman melihat Ira makan seperti orang kelaparan .
"Engak ekali ," kata Ira sambil mengunyah dengan suara tidak jelas . Yaman tersenyum melihat mulut Ira penuh dengan makanan sambil berbicara .
"Makan dulu baru ngomong ," kata Yaman berjalan melewati Ira ke ruang televisi .