Rexa menatap tajam kearah Nerya,"apa mau Lo?."tanyanya.
Nerya mengakat sudut bibirnya, "Gue mau Lo."jawabnya,senang.
"Lo berani bayar berapa?."
Nerya Angelista Bimantara, Playgirl Kampus yang kepincut Maba brondong di kampusnya, Rexa Neil.
Rexa yang baru saja masuk dunia perkuliahan,dan mempunyai misi balas dendam malah terjebak hubungan dengan seniornya di kampus.
Apakah Rexa menerima cinta yang dibalut obsesi sang primadona kampus ?atau malah ditolak mentah-mentah oleh cowok tampan itu?
Yuk guys.. mampir di lapak aku..
Ditunggu komen dan sarannya ya. suwun🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon s_m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18_
Di Rooftop
"Wiih...siapa nih yang dateng."sorak Edo saat melihat Darren berjalan menghampiri mereka.
Reno,Rudi dan juga Bombom seketika menoleh ke belakang.
Senyum kecil terbit di sela bibir tebal Reno,asap rokok mengepul dari mulut dan hidung cowok itu,secara bersamaan.
Darren Edison—berusia 21 tahun,cowok blasteran ini baru saja menyelesaikan program pertukaran pelajar di Swiss.tinggi badan 180cm,berbadan tegap,dan tentu berwajah tampan.pangeran kampus, begitulah para fans-nya menjuluki.
"Parah Lo,Balik gak bilang-bilang?."seloroh Rudi sambil menelonyor bahu Darren.
Darren sedikit tersenyum, "lebay Lo pada.."sembari menghisap Vape yang dipegangnya.
"..gimana kabar Lo semua?markas aman kan?."lanjutnya lalu melirik ke para sahabatnya.
"Aman..." jawab mereka kompak sambil mengacungkan jempol.
Markas yang dimaksud Darren adalah markas geng motor mereka, Black wolf.dan Darren sebagai ketua di geng motor itu.
Black wolf ,geng motor yang cukup disegani di kota ini.anggotanya juga sudah tersebar di berbagai pelosok di ibukota.
"Makin melar Lo Ndut."candanya pada Bombom sembari mencolek perut buncit cowok berbadan gempal itu.
Bibir Bombom langsung manyun, "..ini gue baru turun 2 ons ,ren."balasnya dengan mulut yang tak berhenti mengunyah.
"Buset..2 ons Lo bilang turun?"Sahut Edo, "Itu sama aja gak turun...gendut."kepala Edo geleng-geleng mendengarnya.
"..Lo gak tau aja gimana tersiksanya gue seminggu ini disuruh diet sama emak gue.."kata Bombom sambil memasang wajah sedih.
"Gue disuruh makan sayur doang.mana nasinya cuma semangkok kecil lagi.."curhat Bombom terdengar dramatis.
Hahaha..
Yang lain pada tertawa mendengar curhatan batin seorang Bombom.
"Kayak kambing aja Lo disuruh makan dedaunan.."ejek Edo, ngakak mendengar curhatan Bombom.
Wajah Bombom tambah cemberut ditertawakan oleh temen-temennya.
"Ishh..Lo seneng banget kalo temennya susah."gerutunya,sebal.
Ditengah obrolan ringan mereka,sorot mata Darren tak sengaja melihat cewek-cewek sedang mengerumuni seorang cowok dibawah sana.
"Siapa tuh cowok?."tanya Darren sambil mengarahkan dagunya ke bawah.
Reno mengikuti arah padang Darren, dan yang dimaksud Darren ternyata Rexa, juniornya yang sudah dianggapnya musuh.karena Beby pernah tertarik pada pemuda itu.
"Anak baru ,jurusan HI."jawab Reno,sinis.
Darren manggut-manggut mendengarnya.
"Lo harus hati-hati jagain cewek Lo..."ucap Reno terkesan memperingati Darren.
Darren sedikit mengeryit, "Emang kenapa?."tanyanya, penasaran.
"kemarin Beby sempet tertarik sama tuh bocah..gak menutup kemungkinan Nerya juga begitu..."balas Reno, suaranya tenang tapi terasa ada rasa khawatir disana.
"..Lo tahu lah.. Nerya kayak gimana."lanjutnya sambil menyebat kembali.
Darren menoleh lagi menatap tajam ke bawah.matanya tak lepas menatap gerak gerik Rexa yang masih di kelilingi oleh beberapa cewek disana.
"Apa ini alasan Nerya sulit dihubungi belakang ini?" monolognya membatin.
"..kalo itu benar. Awas aja!."janjinya.
*
*
Nerya tampak fokus mendengarkan materi yang di sampaikan oleh sang dosen.mata hazelnya beberapa kali bergantian mengarahkan matanya ke depan lalu beralih ke bukunya,dengan tangannya yang sibuk mencatat poin penting pembahasan yang tengah di terangkan oleh dosennya.
Beberapa hari ini, pikirannya cukup kacau dan tak fokus dalam menangkap pelajaran.makanya mumpung pikiranya lagi jernih,ia mencoba untuk fokus mengikuti kelas hari ini.
Disela-sela fokusnya,tiba-tiba sorot matanya menangkap bayangan dua pemuda dari jendela kelas —berjalan beriringan melewati kelasnya.
Terlihat mereka tampak ngobrol dengan akrab.bahkan terdengar tawa renyah dari mereka.
Nerya tercengang sejenak,untuk pertama kalinya ia melihat senyuman terbit dari bibir merah brondongnya yang pernah beberapa kali ia cicipi—siapa lagi kalo bukan si Rexa.meski yang lebih heboh cowok di samping Rexa tapi setidaknya Rexa terlihat santai dan tak judes seperti biasanya.
"Bibir itu bisa senyum juga."bisiknya sambil menatap ke arah Rexa dengan tatapan kagum.
Anggun yang duduk di samping Nerya, mengeryit heran melihat sahabatnya itu senyum-senyum sendirian.lalu ia mengikuti arah pandang Nerya,dan ia tahu alasan sahabatnya bisa seperti itu.
"Kayaknya Lo beneran tertarik sama tuh brondong deh."sindiran Anggun membuyarkan lamunan Nerya.
Senyum Nerya makin mengembang, "Gue terjerat sama ucapan gue sendiri."balasnya,jujur.
Anggun menatap heran, "maksud Lo?."
"Ya, awalnya gue pikir juga begitu.." jedanya.
Tatapannya melirik ke sisa bayangan Rexa yang sudah berjalan menjauh, "..tapi dia beda.terlalu misterius,dan terlalu sayang untuk diabaikan."lanjutnya,sudut bibirnya setengah terangkat.
Setiap kali membicarakan tentang pemuda itu,ada getaran yang tak bisa dirinya definisikan.entah getaran apa yang tengah melandanya.
"I don't know what to say.."Nerya seperti sudah kehilangan kata-kata.
"Yakin Lo?..gak karena penasaran doang?."tanya Anggun seperti gak begitu yakin dengan pengakuan Nerya.
Nerya mengangkat bahunya,tak tahu.
Di lain sisi,Rexa dan Raka tengah berjalan menuju perpustakaan.
"Lo mau ikut organisasi apa Rex?."tanya Raka.
Sebagai mahasiswa baru, mereka diharuskan mengikuti dan memilih salah satu pilihan organisasi yang ada di kampus.
Dengan wajah datarnya, "Gak tertarik gue."jawab pemuda tampan itu.
Raka tersenyum kecut, "Ah,Lo mah gitu..gak seru banget idup Lo Rex."protesnya
"Hidup ini cuma sekali bro.. mumpung masih muda nikmati masa muda kita dengan banyak mencari pengalaman."lanjutnya terdengar sok puitis.
Rexa hanya diam.
Menikmati hidup? makna itu seolah telah lama hilang dalam jiwanya.
Bersenang-senang .
Tersenyum dan tertawa lepas ..
Bahagia..
Rasa itu semua menguap pergi bersamaan dengan kehancuran keluarganya.bahkan bayang-bayang kesedihan yang ia pendam selama 3 tahun ini masih pekat terasa dihati.
Untuk tidur tenang pun ia tak bisa.saat matanya terpejam—suara tangisan sang bunda terus berputar-putar di otaknya.
Kini yang tersisa
Amarah..
Kecewa..
Geram dan Hancur ..
Merongrong dalam jiwa mudanya.ditambah lagi, dugaan bahwa meninggalnya Ayumi ternyata caranya tak wajar,makin membuatnya tak lagi fokus pada hidupnya.rasa balas dendam karena kematian kakaknya lah yang masih membuatnya bisa bertahan hidup sampai sekarang.
"Gimana kalau kita ikut gabung ke organisasi pers mahasiswa?."celetuk Raka, mengusulkan pada Rexa.
"Pers mahasiswa?."ulang Rexa, dahinya berkerut, penasaran.
"Hu.uh..organisasi yang memuat berita-berita tentang semua yang terjadi dikampus dan menyoroti tentang isu-isu yang ada di pemerintah juga."terangnya penuh semangat.
"Kayaknya disana seru deh Rex..gabung kesana yuk!."rengek Raka setengah memaksa.
Rexa terdiam sambil berfikir sejenak.
"Memuat berbagai berita di kampus?"tanyanya dalam hati.
".. berarti pers mahasiswa harusnya juga memuat berita mengenai kematian kak Ayumi"monolognya,menerka-nerka.
Raka yang tak mendapat respon menoleh kesamping, "Woii..malah ngelamun.."sindirnya sambil menyenggol bahu Rexa, "gimana mau gak?."tanyanya lagi.
"Ok deh.."jawab Rexa, setuju.
"Gitu dong."balas Raka, tersenyum senang.
To be continued..