Peraturan yang sulit dijalankan Rizki begitu sulit bagi Rizki untuk tidak menyatakan perasaannya pada sahabatnya, mampukah Rizki untuk menjalankan peraturan orang tuanya untuk tidak pacaran sampai lulus sekolahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Rizki, Sisca, dan Sisil kenalan teman baru dikelasnya. Pandangan pertama membuat Rizki kagum melihat kecantikan Prapti teman baru dikelasnya, teman baru yang sangat cantik saat senyum dan terlihat sangat ramah membuat dirinya kagum melihat Prapti.
"Kalian satu kelas apa beda kelas?" tanya Prapti melihat Rizki, Sisca, dan Sisil.
"Kelas satu A, kamu juga kelas satu A kan?" tanya Rizki melihat Prapti.
"Iyah satu A, wah bisa punya teman baru langsung bertiga nih dan jarang loh yang sekelas bareng seperti kalian kok bisa sih, Rizki kan beda satu tahun sama Sisca dan Sisil kan?" tanya Prapti penasaran.
"Tentu bisa, waktu taman kanak-kanak ditanya kenapa usia masih tiga tahun sudah di sekolah kan jawaban Rizki mau cepat sekolah dari pada di rumah sendirian alhamdulilah diterima dan begitu juga dengan sekolah dasar untungnya disini tidak ada batas minimal usia asal bisa baca, menulis, dan lulus tes bisa sekolah disini." penjelasan Sisca kasih tahu alasan Rizki bisa sekelas dan tentunya dirinya tidak ketinggalan sama sekali.
"Alhamdulillah nya Rizki mampu untuk sekolah diusianya masih lebih kecil dari kita, jadi kita bertiga bisa sekolah bareng deh sampai sekarang." ucap Sisil bangga karena niat belajar Rizki yang tinggi, membuat adiknya bisa cepat mengerti apa yang diajarkan.
"Waw keren sekali kamu Rizki." lanjut Prapti bangga sama Rizki.
Prapti melihat Rizki dengan kagum, karena usianya lebih muda tapi bisa mengerti pelajaran yang diajarkan sampai bisa lulus tes masuk sekolah dasar.
Merasa bahagia sekali pertama kalinya mendapatkan pujian dari orang lain, apa lagi yang memujinya teman yang cantik pertama kalinya dikenalnya.
**
Intan ajak Lulu makan siang bersama tidak bersama suaminya karena Ridwan dan Bagas masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Kamu merasa curiga tidak sama Bagas, seperti ada yang mereka sembunyikan apa lagi mereka setiap hari ke ruang kerja bareng papi segala lagi?" tanya Intan menikmati menu makan siang favoritnya.
"Tidak kok Kak, wajar kalo mereka ngobrol diruang kerja sebentar, yang mereka bahas juga kan tentang perusahaan dan pekerjaan juga kan, memangnya kenapa bisa curiga sama mereka?" tanya Lulu heran sama kakak iparnya yang curigaan.
"Entah lah Kakak heran saja, mereka kan bisa bahas pekerjaan diwaktu nya bekerja seperti sekarang masa di rumah juga masih bahas pekerjaan sedangkan kita tidak boleh tahu sama sekali apa saja yang mereka bahas dan kerjakan." lanjut Intan tidak tahu kenapa dirinya bisa curiga sama suami, adik, dan orang tuanya.
Intan tidak pernah melihat sebelumnya Bagas dan Brata ngobrol selama satu jam diruang kerja, tapi setelah dirinya menikah sama Ridwan lebih sering ngobrol diruang kerja dan apapun yang dibahas tidak pernah mau diceritain ke dirinya.
Geleng-geleng kepala mendengar alasan kakak iparnya yang curigaan tapi tidak tahu alasan pastinya, sejujurnya dirinya juga penasaran dan heran tapi selalu ingat ucapan Bagas kalo suaminya dikasih tanggung jawab untuk handle perusahaan milik Putri juga walaupun perusahaan adiknya Bagas lagi dipegang sama Brata tapi Bagas merasa punya tanggung jawab membantu Brata.
**
Putri siap-siap merapihkan buku yang dibawanya untuk dimasukkan kedalam tas, karena sebentar lagi bakal berangkat ke kantornya Brata karena Putri bakal kerja di kantor sebagai wakilnya Brata selama KKN.
"Waktunya ganti baju kerja duh tidak sabar mau kerja di kantor nih setelah lulus kuliah nanti." ucap Putri bahagia sekali karena sebentar lagi kuliahnya selesai.
Jalan santai keluar dari kelas menuju kamar mandi untuk ganti baju kerja, walaupun magang tapi dirinya mau terlihat cantik apa lagi dirinya bakal menjadi CEO menggantikan posisi orang tuanya jika selesai lulus tes yang diberikan orang tuanya nanti.
