NovelToon NovelToon
TUKAR PASANGAN

TUKAR PASANGAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Naik ranjang/turun ranjang / Tukar Pasangan / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:929
Nilai: 5
Nama Author: Cha Aiyyu

"Karena sudah terlanjur. Bagaimana jika menambah bumbu di atas omong kosong itu?"

Asha menatap Abiyan, mencoba mengulik maksud dari lawan bicaranya. Kedua mata Asha bertemu dengan milik Abiyan, ada sirat semangat yang tergambar di sana.

"Menikahlah denganku, Ash!"

Asha seorang wanita yang hidup sebatang kara menginginkan pernikahan yang bahagia demi mewujudkan mimpinya membangun keluarganya sendiri. Namun, tiga hari sebelum pernikahannya Asha diberi pilihan untuk mengganti mempelai prianya.

Abiyan dengan sukarela menawarkan diri untuk menggantikan posisi Zaky. Akankah Asha menerima ide gila itu? Ataukah ia tetap memilih Zaky dan melajutkan pernikahannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cha Aiyyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

Zaky menatap layar komputernya. Menatap lekat pada gambar latar yang memenuhi layar komputernya. Potret dirinya yang memeluk Asha dari belakang dengan wajah yang tersenyum bahagia begitu pun wajah wanita itu. Potret yang menyiratkan kebahagiaan yang keduanya rasakan saat itu, bertahun-tahun lalu. Zaky sempat melupakan bagaimana keduanya pernah sebahagia itu di masa lalu.

Apa kamu mengingatnya, Asha?

Lamunannya buyar ketika panggilan vidio dari rapat daring muncul di layar komputernya. Zaky harus mengangkatnya, rapat ini cukup penting dan ia tidak bisa mengabaikannya begitu saja.

Rapat berjalan tiga puluh menit sejak Zaky memutuskan untuk melakukannya, namun ia beberapa kali sempat menerima teguran dari pihak klien karena beberapa kali Zaky melamun dan tidak fokus pada rapat tersebut.

"Anda tampak memiliki banyak pikiran. Mari kita akhiri rapat sampai di sini saja. Saya akan mengirimkan detailnya melalui email dan Anda bisa mempelajarinya pelan-pelan. Kita memiliki tenggat dua hari untuk kesepakatan terakhir."

Beruntung klien itu cukup pengertian sehingga Zaky hanya mampu berterima kasih dan meminta maaf dengan tulus atas kesalahan yang ia perbuat.

Begitu rapat daring itu berakhir Zaky mengusap kasar wajahnya dan tersenyum getir. Pria itu kembali menatap layar komputernya.

Sudut bibirnya terangkat sedikit. "Kamu pasti sedang bersenang-senang bukan?"

Zaky lagi-lagi mengusap kasar wajahnya. "Hah, sial. Setelah Asha mati-matian menjaga kesuciannya selama ini, mengapa harus Abi yang mendapatkannya sekarang. Keduanya bahkan baru saja bersama. Sial. Sial. Sial." Zaky menggebrak meja di depannya.

Pria itu berjalan menuju meja sofa, menghempaskan bobot tubuhnya dengan kasar. Zaky menyambar botol wine meneguknya kasar tanpa menggunakan gelas. Tangannya terkepal memukul sofa di samping tubuhnya.

Awalnya Zaky meneguk wine berharap dapat menenangkan hatinya yang resah. Namun entah mengapa setiap ia menjeda minumnya pikirannya dipenuhi oleh kenangan bersama Asha. Wajah Asha yang tersenyum seperti berada di depan matanya. Namun Zaky tahu betul jika itu tidaklah nyata. Asha tidak di sini.

Zaky meneguk wine dengan rakus dan tanpa jeda. Berharap bayangan Asha segera lenyap dari hadapannya. Lidahnya bahkan tidak lagi merasakan sensasi manis dan hangat dari wine yang ia teguk. Dia hanya minum dan terus minum hingga tanpa sadar menghabiskan satu botol penuh.

Kepalanya mulai terasa ringan, pandangannya tidak lagi fokus. Semuanya terlihat bergerak meskipun ia hanya duduk diam. Bahkan bayangan Asha di depannya mulai berubah. Dari wajah wanita itu yang tersenyum lalu lama kelamaan berubah menertawakannya. Zaky bergumam tidak jelas.

Pria itu bahkan mencoba merengkuh bayangan Asha yang terlihat mengejeknya. "Jangan menunjukkan wajah seperti itu!"

Zaky tersungkur di atas sofa. Ia memeluk udara kosong—Asha tidak di sini. tidak . Zaky lalu tertawa keras. Ingatannya tentang pernikahan Asha dan Abiyan kembali berputar.

Zaky lagi-lagi tertawa, tangannya meraih ponsel di samping botol wine kosong. Menelepon seseorang.

Panggilan pertama berakhir dengan tolakan dari pemilik nomor. Tidak menyerah dengan hal itu, Zaky lagi-lagi menekan tombol panggilan, menelepon ulang. Namun lagi-lagi penolakan yang ia terima. Zaky menelepon nomor Asha lagi dan lagi meski ia tetap menerima hal yang sama yaitu penolakan. Zaky tersenyum getir.

"Ayolah!" Zaky mulai menggerutu, namun lagi-lagi tangannya menekan tombol panggilan pada nomer Asha.

Kali ini dewi fortuna berpihak kepadanya. Asha menerima panggilan telepon itu. "Asha, sayangku," serbunya begitu mendengar suara Asha, wanita itu bahkan belum menyelesaikan kata halo.

"Asha, sayangku."

Lagi. Zaky meracau. Menggumamkan sesuatu yang tidak jelas dengan suaranya yang parau.

"Kamu mabuk?" Suara Asha terdengar dingin. Tidak lagi ada rasa khawatir dalam pertanyaannya.

"Jangan marah lagi, oke!" Zaky mengatur suaranya berusaha agar terdengar jelas.

"Aku minta maaf, Asha. Jangan meninggalkanku demi Abiyan!" Zaky berbicara dengan bibir bergetar. Tidak menghiraukan pandangannya yang semakin kabur.

"Meninggalkanmu?" Asha menyahut sinis. "Jangan konyol! Kamu lupa dengan apa yang sudah kamu lakukan?" tersulut emosi.

"Aku seharusnya tidak membiarkanmu menunggu terlalu lama di bandara. Aku yang salah. Maafkan aku! Jangan marah lagi, oke!" Pandangan Zaky berputar. "Asha, sayangku. Bukankah kita pasangan yang saling mencintai?"

"Kau membiarkan aku menunggumu selesai bercinta dengan selingkuhanmu dan sekarang kamu memintaku memaafkanmu?" Asha benar-benar lepas kendali.

Abiyan mendengar teriakan Asha, begitu Abiyan menoleh ia melihat tubuh Asha bergetar. Abiyan bangkit mendekati Asha mengusap pelan pundak wanita itu, sebelah tangannya bergerak mengambil alih ponsel di telinga Asha.

"I–itu, a–ku aku ... ."

"Hentikan Kak, kamu membuat istriku tidak nyaman!" Sebelah tangan Abiyan yang mengusap lembut pundak Asha menenangkan wanita yang masih belum bisa menemukan ketenangannya.

"Abi, mengapa kamu mengambil Asha–ku?"

"Dia istriku Kak, bukan Asha–mu."

Senyum bodoh Zaky lantas memudar, rahangnya perlahan mengeras. "Bagaimana rasanya?" tanya Zaky, ia sudah mengubah nada bicaranya.

"Apa maksud ... ."

"Hei, ayolah! Ceritakan sedikit bagaimana rasanya? Pasti sangat nikmat bukan? Dia menjaga kesuciannya selama ini, memintaku bersabar untuk tidak menyentuhnya dan di saat seharusnya aku menyatu dengannya, mengapa kamu mengambil hak-ku Abi? Seharusnya aku yang menjamah Asha bukan dirimu." Zaky berteriak frustasi.

"Dasar gila." Abiyan memutus panggilan telepon secara sepihak, tidak lagi peduli pada Zaky yang meracau.

Abiyan menonaktifkan ponsel Asha, ia tidak ingin Zaky kembali menelepon lalu meracau dan membuat Asha tidak nyaman. Abiyan menghembuskan napasnya kasar, menatap Asha yang bergetar dengan air mata yang menetes tanpa suara.

Ah, dia pasti mendengar ucapan Zaky.

Asha merosot terduduk di samping kasur, kakinya seolah tidak memiliki lagi tenaga yang tersisa untuk berdiri. Pandangannya kosong namun sungai air mata tak juga kunjung terbendung.

Abiyan turut duduk di samping Asha menyenderkan kepalanya . di pinggang ranjang. Membentangkan tangannya di belakang Asha. Wanita itu tergugu.

"Sshh." Abiyan mendesis, memotong Asha yang kesulitan bicara. Tangannya mendekap pundak Asha yang masih bergetar.

Asha kembali terisak. Abiyan menemaninya tanpa berkomentar. Tidak berusaha menenangkan wanita itu dengan suaranya hanya sesekali mengusap pelan pundak wanita itu, menyalurkan kehangatan yang diam-diam mulai merambat.

Asha perlahan tenang, air matanya berhenti di pelupuk matanya. Sungai air mata di pipinya mengering, meninggalkan jejak garis yang samar.

"Jangan terlalu memikirkan apa yang pria brengsek itu ucapkan Asha! Dia hanya maniak s*ks yang gila," ucap Abiyan begitu Asha benar-benar berhenti menangis.

Asha mengulas senyum, Abiyan yang terlihat marah juga kalimat yang ia ucapkan membuat Asha terhibur. Bagaimana bisa seorang adik berkata seperti itu pada kakak kandungnya? Dari ucapan Abiyan tentu saja Asha tahu jika pria itu berada di pihaknya. Asha merasa senang akan hal itu. Asha bahkan mulai terkikik ketika melihat wajah Abiyan yang merah padam.

"Apa yang kamu tertawakan?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!