NovelToon NovelToon
Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama / Ibu Tiri / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:153.8k
Nilai: 5
Nama Author: Almaira

Dia adalah darah dagingnya. Tapi sejak kecil, kasih ibu tak pernah benar-benar untuknya. Sang ibu lebih memilih memperjuangkan anak tiri—anak dari suami barunya—dan mengorbankan putrinya sendiri.

Tumbuh dengan luka dan kecewa, wanita muda itu membangun dirinya menjadi sosok yang kuat, cantik, dan penuh percaya diri. Namun luka masa lalu tetap membara. Hingga takdir mempertemukannya dengan pria yang hampir saja menjadi bagian dari keluarga tirinya.

Sebuah permainan cinta dan dendam pun dimulai.
Bukan sekadar balas dendam biasa—ini adalah perjuangan mengembalikan harga diri yang direbut sejak lama.

Karena jika ibunya memilih orang lain sebagai anaknya…
…maka dia pun berhak merebut seseorang yang paling berharga bagi mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berhak Tahu dan Berhak Cemburu

Cahaya matahari yang mulai condong memantul dari permukaan laut. Hana menatap kosong hamparan air yang berwarna keemasan. Pradipta duduk di sampingnya, menatapnya penuh perhatian.

Dengan suara lirih namun mantap, Hana mulai bicara.

“Sejak kecil aku ditelantarkan. Dianggap tak ada, tak dipedulikan, bahkan tak diakui. Sepuluh tahun hidup dalam tanda tanya, kenapa aku harus lahir dari rahim seorang wanita yang lebih mencintai anak orang daripada darah dagingnya sendiri.”

Suara Hana bergetar. Tapi dia menahannya. Matanya masih menatap kosong ke arah garis horizon laut, seolah di sana ada masa lalu yang masih enggan untuk pergi.

“Aku hidup dalam kekurangan. Sering makan hanya dengan lauk garam. Bisa sekolah karena uluran tangan banyak orang, nenekku di usia rentanya rela kerja di sawah dan ladang orang. Hanya demi memenuhi semua kebutuhanku.”

“Sementara di sini. Ibuku dengan keluarga barunya hidup bagai keluarga Cemara. Bahagia, banyak harta, putri kesayangan mereka, Malika dipuja dan dimanja.”

Hana menghela napas panjang, lalu menoleh ke Pradipta yang masih menatapnya diam, penuh empati.

“Karena itu juga, aku benci yang namanya cinta. Cinta ibuku pada Burhan membuatnya meninggalkanku. Cinta. Membuatnya buta. Membuatnya tega menukar anak kandungnya demi pria dan keluarga barunya.”

Air mata mulai menggenang di sudut matanya, tapi tetap tak ia biarkan jatuh. Bagi Hana, menangis hanya akan membuatnya tampak lemah. Dan dia sudah lelah menjadi lemah.

Pradipta, yang sedari tadi mendengarkan tanpa menyela, turut larut dalam cerita Hana. Hatinya berdenyut sakit membayangkan penderitaan yang telah Hana lalui.

“Lukaku sudah dalam. Kedatanganku kesini sengaja untuk membuat lukanya semakin dalam dan meradang dan aku tak ingin disembuhkan.”

“Jika aku harus mati karena luka itu, aku pastikan jika semua orang yang membuat luka itu, akan terluka sama dalamnya,” ucapnya dingin, tapi jujur, begitu dalam seakan-akan dia telah hidup bertahun-tahun di dalam sunyi dan kemarahan yang hanya dia yang pahami sendiri.

“Takkan ada kata maaf dan ampun. Kamu akan bilang aku kejam. Maka inilah saatnya kamu bisa memilih untuk tetap maju dengan menikahiku atau mundur dan inilah pertemuan terakhir kita.” Hana menatap tajam wajah Pradipta juga menatapnya lembut.

“Aku akan maju bersamamu.” Pradipta menjawab tanpa ragu, dengan tenang dan penuh keyakinan.

Tak mungkin dia meninggalkan gadis yang penuh luka sendiri, biarpun dia terlihat tangguh nyatanya dia pasti masih butuh tangan untuk berpegang, biarpun dia nampak kuat tentunya harus ada bahu tempatnya bersandar.

Dendamnya yang katanya takkan usai, anggap saja balasan yang setimpal untuk si pembuat luka, karena karma pasti ada dan kejahatan harus dibalaskan.

Tak ada lagi kalimat panjang. Hanya desir angin, debur ombak dan dua hati yang sama-sama saling memahami luka dan harapan.

***

Malika menangis sesenggukan dengan selimut melingkar di tubuhnya, tangisnya semakin menjadi ketika melihat bercak darah merah di atas seprei.

“Kamu jahat. Kenapa kamu lakukan ini padaku. Pokoknya kamu harus tanggung jawab!” jerit Malika dalam tangisnya.

Alih-alih menenangkan sang kekasih yang sedang menangisi keperawanannya yang telah hilang, Rendy yang bertelanjang dada malah asyik bermain ponsel di atas sofa, wajahnya tenang tak sedikitpun menyiratkan rasa sesal.

“Kita kan akan menikah. Kenapa harus ribut sih? Lagi pula kamu kan tadi menikmatinya juga, kenapa aku yang disalahkan?” jawabnya jengkel.

Malika berusaha menghentikan tangisnya.

“Cepat pakai baju. Sudah malam, kita pulang sekarang. Nanti bapakmu marah sama aku!” ucap Rendy sambil memakai bajunya sendiri.

Malika juga segera memunguti bajunya yang berserakan di lantai lalu segera memasuki kamar mandi.

Rendy lalu menunggu di balkon apartemen sambil merokok, tersenyum sendiri karena setelah ini bukan dirinya lagi yang akan mengejar-ngejar Malika namun sebaliknya, Malika kali ini yang akan merengek, menyembah dan bersujud padanya untuk tidak ditinggalkan.

Rendy jengah dan bosan karena harus selalu berakting sempurna di depan Malika dan keluarganya, setelah ini dia akan tampil apa adanya tanpa harus takut mereka tak jadi menikah. Syukur-syukur dari hasil pergumulan panas tadi langsung tertanam benihnya maka jalannya untuk menjadi menantu Bos Burhan, juragan sembako yang terkenal akan menjadi sangat mudah.

Malika keluar kamar mandi dengan wajah sembab.

“Sayang. Pinjam uang dulu satu juta. Uang aku habis, belum ambil di ATM. Nanti bayarnya aku transfer.” Rendy dengan entengnya meminta uang pada Malika.

Malika merengut sambil mengambil tasnya lalu menyodorkan uang satu juta pada Rendy.

“Ganti ya.”

“Pasti dong sayang.”

Mereka lalu pergi dari apartemen yang diakui Rendy adalah miliknya, namun kenyataannya adalah milik salah seorang temannya. Uang satu juta tadi sebagai biaya sewa kamar, yang tanpa Malika lihat, Rendy simpan di atas nakas di samping tempat tidur.

***

Beberapa hari kemudian. Di halaman belakang rumah, di saat semua orang pergi.

Plakk....

Hana menampar Rendy dengan kencang, tanpa aba-aba dan tanpa basa-basi.

“Kenapa kamu menampar aku?” Rendy meringis memegang pipinya yang panas.

Hana melotot, matanya merah menahan amarah.

“Aku hanya menyuruh untuk menggodanya saja. Bukan untuk menidurinya. Kenapa kamu lakukan itu?”

“Sudah aku katakan kalau itu jalan pintas agar kami cepat menikah.”

“Tanpa menidurinya pun aku jamin kamu akan menikah dengan Malika. Kenapa kamu tak sabar menunggu sampai kalian menikah dulu.”

“Maaf. Tapi jiwa kelelakianku memberontak, aku sangat berhasrat melihat Malika yang selalu mengenakan pakaian seksi menggoda.” Rendy cengengesan.

Spontan tangan Hana kembali melayang ke udara, hendak menamparnya lagi.

Tapi tanpa di duga, seseorang menahan lengannya dari belakang.

“Apa yang sudah dia lakukan sampai kamu ingin menamparnya dua kali.” Pradipta menatap Hana tajam. Lalu kemudian menatap Rendy juga tak kalah kejam.

“Apa yang sedang kalian bicarakan. Sebagai calon suamimu aku rasa aku berhak tahu.”

“Aku juga berhak cemburu melihat kalian mengobrol hanya berdua seperti ini.” Pradipta dengan pakaian polisinya, berdiri tegap bersedekap dada, meminta jawaban dan penjelasan.

1
siti Syamsiar
lanjut thor👍
Safitri Agus
apakah Sri akan mengajak Malika?, apalagi Hana akan rela kembali berbagi kasih ibu dgn Malika,ah jadi ga sabar menunggu kelanjutannya
Safitri Agus
serangan balik dari Hana, Burhan lupa dgn kejahatan yg dulu tambah lagi ketika mau menjual Hana
Safitri Agus
ternyata c Burhan yg memfitnah dan mengadu domba mereka, bukan nya tobat malah semakin menjadi² jahat dan liciknya
Safitri Agus
sebenarnya kasihan juga melihat mereka terlunta-lunta 🤭,tapi memang itu balasan akibat perbuatan mereka selama ini yg saling menzhalimi
Maria Fransiska Naibaho
Mana Authornya nih?
Sudah lama gak up thor... ayo donk lanjut ceritanya lagi seru
Doraemon
k
Rani Sepry'89
sampe maraton bacanya,saking sukanya sm tokoh utamanya
Safitri Agus
aku mampir kak Alma 😊
Safitri Agus
kedelai hitam 🤭
arniya
Burhan udh ketahuan kejahatan sama Hendra??!
Hasanah Purwokerto
Wajar sih,,Sri berat ninggalin Malika,,secara dr bayi yg urus Sri..
Tp,,Malika berubah krn miskin,,cm ky lg,,Sri pasti ga dianggap..
Hasanah Purwokerto
Bagaimana pak Hendra,,sudah bs kah melihat yg sebenarnya..? atau masih meragukan Hana & suami..?
Dipenjara enak lho Burhan,,makan tidur gratis,,ga harus mikir...
Gundikmu...? biarin aja...
Tuti Tyastuti
lanjut
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Ambil keputusan yang bijaksana Sri 😔
gaby
Bodoh kalo Sri mau menampung Malika. Sama aja menampung anak ular yg ketika besar akan mematuk pemiliknya. Malika bakal jd ancaman rmh tangga Hanna anak kandung nya. Lagian Malika dah dewasa bukan anak2 yg butuh di kasihani. Di ibu kota banyak anak2 di bawah umur berjuang mencari uang demi sesuap nasi,masa kalah sama bocil. Tinggalkan Malika & Hana jgn jd sok pahlawan. Kalo Burhan msh kaya raya, Malika jg ga bakalan tobat. Malika tobat karena kepepet keadaan. Ntar di kasih kebaikan sdikit malah ngelunjak, di kasih makan ntar malah mau makan suami Hana.
Teti Hayati
Buka matanya pak, usahakan jangan ngedip yaa.. biar gak ada yg terlewatkan...
Shee
biar hendra melek, puas kan hendra melihat kenyataan yang sebenernya.
kemaren mata Hendra ketutup belek jadi g bisa bedain mana yang tulus mana yang pura-pura
Sugiharti Rusli
yah sekarang tinggal dia melihat apa mantan istrinya si Sri itu memang tulus mencintai Hana, atau hatinya tetap sama si Malika yang sudah dia kasihi sejak kecil
Sugiharti Rusli
dan pada akhirnya Hendra sang ayah tahu siapa si Burhan selama ini, yang bahkan setelah pemindahtanganan dokumen kepemilikan, langsung mengusir Hana dan nenek serta si Sri saat itu juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!