Nostalgia Generasi Kedua Bersama Trio Rusuh
Mike Cahill, Abimanyu Giandra dan Edward Blair adalah sahabat berdasarkan pertemuan yang agak Membagongkan. Mike dan Edward adalah saudara ipar sementara Abimanyu sahabat Stephen Blair, adik Edward.
Cerita ini cerita komedi unfaedah dan nantinya akan berlanjut ke Vivienne Neville dan Jammie Arata ( edisi revisi ).
Novel ini akan up tergantung wangsit ya jadi bisa tidak setiap hari up. Kan ceritanya nostalgia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mati Aku!
Jammie kembali dari Sapporo dengan wajah sumringah sebab merasakan liburan tiga hari jauh dari Vivienne, merupakan refreshing tersendiri. Sembari membawa beer yang memang ciri khas kota Sapporo, Jammie mengetuk pintu ruangan Jeffry Lee.
"Akhirnya balik juga kamu" goda Jeffry.
"Saya bawakan ini, Sir." Jammie meletakkan paper bag berisikan berbagai macam beer buatan kota yang terkenal dengan museum beer dan lokasi olimpiade musim dingin tahun 1972.
"Wuih beer! Kamu nggak mau Jammie?" tawar Jeffry.
"Saya sudah mencicipi disana hanya saja saya memang tidak suka alkohol padahal yang dipesan oleh tuan Alex yang zero alkohol."
Jeffry mendecih. "Payah!"
"Kan saya memang tidak bisa Sir," cengir Jammie.
"Sudah sana, kembali ke kopi, teh dan air putih!" kekeh Jeffry
"Saya permis, Sir," pamit Jammie.
"Jangan lupa ke ruangan Vivi tapi siap-siap saja kamu dihajar," gelak Jeffry. "Thanks buat beernya."
"Saya sudah biasa dihajar kok Sir."
***
Vivienne sedang berjalan menuruni tangga kantor PRC group setelah sebelumnya dia menghirup udara segar di roof top. Kegiatan rutin yang selalu dia lakukan setiap pagi agar moodnya bagus hari ini apalagi Jammie masih belum pulang dari Sapporo.
"Katanya sehari! Mana? Dasar Jammie Jambreeeettt! Mpe tiga hari nggak pulang itu apaaaa!" omel Vivienne sepanjang jalan menuruni tangga.
"Siapa yang nggak pulang sampai tiga hari?"
Vivienne terkejut dan kakinya pun tersandung dan sebuah tangan kekar memeluk dadanya mencegah dirinya jatuh dari tangga.
Wajah Vivienne tampak memucat, hampir saja dia mengalami celaka jika tangan Jammie tidak menariknya. Namun wajah memucat itu berubah menjadi wajah marah ketika tahu Jammie memegang kedua aset kembar nya.
"Jambreeeettt!" teriak Vivienne.
"Nona Vivienne tuh gimana! Hampir saja jatuh!" omel Jammie tanpa sadar masih memeluk squishy Vivienne.
"Lepasin nggak tangan mu!" bentak Vivienne.
"Lepasin tangan... Astaghfirullah!" seru Jammie sambil menarik tangannya dari tubuh Vivienne..
"Brengsek kamu!" Vivienne pun menendang perut Jammie dengan lututnya yang membuat pria itu tersungkur. "Udah nggak perawan ini dadaku tahu nggak!"
Gadis itu pun berlalu meninggalkan Jammie yang masih memegang perutnya. Lha aku kan reflek narik daripada jatuh malah lebih celaka.
Jammie pun bangun dan berusaha mengejar gadis itu meskipun ulu hatinya kerasa ngilu.
***
Vivienne membanting pintu ruangannya dengan emosi meluap-luap. Beraninya dia! Enak saja main pegang-pegang dadaku! Meskipun menolong tapi kan bisa pegang pinggang! Kenapa harus dadaku sih! Hiiiihhhh! Dasar Jambreeeettt!
Teriakan kesal Vivienne terdengar hingga keluar ruangannya meskipun ruangannya termasuk kedap suara.
Alexa yang mendapatkan laporan dari asisten Vivienne pun menuju ruangan adiknya bersamaan dengan Jammie yang masih memegang perutnya.
"Perutmu kenapa Jammie?" tanya Alexa.
"Dicium lutut nona Vivienne," jawab Jammie apa adanya.
"Dicium lu... Astaghfirullah! Apa yang terjadi?" Alexa segera membuka pintu ruang kerja Vivienne dan tampak adiknya marah-marah sambil menendang tong sampah yang baru saja diganti yang baru.
"VIVIENNE!" bentak Alexa melihat adiknya kalap. "BERHENTI ATAU MBAK ALEXA BANTING KAMU!"
Vivienne pun berhenti berulah namun matanya menatap tajam ke Jammie.
"GARA-GARA KAMU!!!" bentak Vivienne kearah Jammie.
"Diam kamu!" bentak Alexa ke Vivienne. "Jammie, ceritakan apa yang terjadi?"
Jammie pun menceritakan kejadian di area tangga darurat ketika Vivienne terkejut dan hampir jatuh. Alexa pun mengakses CCTV lantai tangga yang dimaskud.
Alexa menatap Jammie dan Vivienne bergantian. Ini bakalan rumit karena Jammie sudah memegang dada Vivienne meskipun tidak sengaja dan reflek menolong.
"Jammie, kamu kalau aku lihat disini tampak tidak sengaja dan memang berniat menolong Vivienne bukan melecehkan."
"Memang itu niat saya nona Alexa. Saya malah tidak sadar memegang aset nona Vivienne."
"Rasanya gimana pegang punya Vivi?" tanya Alex yang datang ke ruangan adiknya.
"Empuk dan besar... Astaghfirullah! Tuan Alex!" seru Jammie dengan wajah memerah yang membuat Alex dan Alexa tertawa terbahak-bahak.
Vivienne langsung menatap Jammie dengan tatapan membunuh. "Ulu hatimu masih kurang aku hajar? Apa perlu masa depanmu aku kruwes?"
Jammie memandang Vivienne panik. "Jangan nona Vivienne, nanti kita tidak bisa punya anak." Jammie langsung menutup mulutnya. Duh! Gara-gara tanganku memegang yang empuk-empuk jadi kacau otakku!
"Well Jammie, karena kamu sudah menyentuh aset berharga milik adikku dan cepat atau lambat Oom Alex dan Tante Adinda akan mengetahuinya, lebih baik kamu mempersiapkan diri untuk terbang ke Manchester." Alexa menatap tajam ke Jammie.
"Saya harus mempertanggungjawabkan apa nona Alexa?" tanya Jammie bodoh.
"Kamu pikirkan saja sendiri," kekeh Alex sambil pergi meninggalkan ruangan Vivienne.
Jammie menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Damn it!
***
Alex Neville tertawa terbahak-bahak melihat Jammie dan Vivienne mengalami kejadian yang tidak disangka-sangka.. Adinda yang melihat suaminya tertawa bahagia merasa bingung.
"Kenapa mas?" tanya Adinda yang baru datang bersama Brandon James Cooper.
"Lihat ini!" Alex menunjukkan layar monitornya dan mata Adinda serta Brandon langsung terbelalak.
"Wuuiihhhh! Jammie menang banyak!" gelak Brandon.
Adinda mengeplak bahu Brandon yang asal njeplak.
"Tunggu sampai kalian lihat adegan di ruangan Vivi."
Adinda dan Brandon tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan ngaco Jammie ketika dipancing oleh Alex Reeves.
"Astaga Jammie! Benar-benar deh!" kekeh Adinda.
"Otaknya sudah mulai ngaco tuh bocah!" gelak Brandon.
"Kita tunggu saja, apakah Jammie berani datang bertemu dengan kita setelah kejadian ini. Kalau berani, akan langsung aku todong dia! Enak saja sudah megang dada putriku tapi tidak mau bertanggung jawab!" seringai Alex Neville licik.
"Ya ampun Oom Alex, betapa aku lupa kalau Oom selalu licik kalau soal Vivienne," kekeh Brandon.
"Kamu tidak tahu betapa sulit nya mengatur adikmu yang nakal itu! Jika aku tidak lebih licik dari Vivienne, bisa jebol black cardnya!" ucap Alex Neville sambil manyun.
***
Jammie menatap Vivienne yang masih jengkel.
"Maafkan saya nona. Saya tidak sengaja tadi karena nona hampir jatuh dan celaka."
Vivienne melirik judes. "Kan bisa memegang yang lain!" bentaknya.
"Namanya reflek ya apa lah yang bisa dipegang yang penting nona selamat dan tidak luka parah," balas Jammie kalem.
Vivienne langsung menonjok bahu Jammie dengan sebal. "Pokoknya semua gara-gara kamu! Dan aku tidak heran jika papa memintamu datang ke Manchester untuk menjelaskan segalanya!"
Nggak mungkin tuan Alex Neville melakukan hal itu!
Keringat dingin mulai mengalir di dahi Jammie.
Suara ponselnya pun berbunyi dan wajah Jammie pun memucat ketika melihat siapa yang menelpon.
Mr Alex Neville
"Apa kataku Jam dinding! Tidak ada hal kecil yang lolos dari papa!" cebik Vivienne.
Jammie pun mengangkat ponselnya.
"Assalamualaikum Mr Neville" sapa Jammie.
"Wa'alaikum salam. Jammie, saya tunggu kamu di Manchester lusa!"
Jammie menelan salivanya dengan susah payah.
"Baik Sir."
Mampus aku! Rasanya Jammie ingin menghilang.
***
Yuhuuu Up Siang Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
nanti gen 3 ada yg ajaib bin merakyat lg gak y?