NovelToon NovelToon
TERJEBAK DI DALAM PELUKAN MANIPULASI By NADA

TERJEBAK DI DALAM PELUKAN MANIPULASI By NADA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Trauma masa lalu / Kekasih misterius
Popularitas:483
Nilai: 5
Nama Author: nandra 999

Sebuah kisah tentang cinta yang berubah menjadi jeruji. Tentang perempuan yang harus memilih: tetap dalam pelukan yang menyakitkan, atau berjuang pulang ke dirinya sendiri.
Terjebak di Pelukan Manipulasi menceritakan kisah Aira, seorang perempuan yang awalnya hanya ingin bermitra bisnis dengan Gibran, pria karismatik .

Namun, di balik kata-kata manis dan janji yang terdengar sempurna, tersembunyi perangkap manipulasi halus yang perlahan menghapus jati dirinya.

Ia kehilangan kontrol, dijauhkan dari dunia luar, bahkan diputus dari akses kesehatannya sendiri.

Ini bukan kisah cinta. Ini kisah bagaimana seseorang bisa dikendalikan, dikurung secara emosional, dan dibuat merasa bersalah karena ingin bebas.

Akankah Aira menemukan kekuatannya kembali sebelum segalanya terlambat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nandra 999, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab - 18 Nafas Pertama Dalam Kebebasan

Setiap malam, Aira menyempatkan diri duduk di dekat jendela lantai dua rumah aman. Dari sana, ia bisa melihat langit yang luas. Tak ada jeruji, tak ada tirai gelap, tak ada teriakan memanggil namanya dengan nada ancaman. Yang ada hanya bintang-bintang yang tenang, dan angin malam yang seperti berbisik, “Kamu aman sekarang.”

Terkadang, ia mendapati dirinya masih terbangun di tengah malam karena mimpi buruk. Dalam mimpinya, Gibran datang mengetuk pintu, menyeretnya keluar, dan menjeritkan kata-kata kotor ke wajahnya. Tapi setiap kali ia membuka mata, ia sadar… itu hanya mimpi. Ia tidak lagi di rumah itu. Tidak lagi dalam genggaman Gibran.

Mbak Ana menyarankan Aira untuk mulai menulis jurnal pemulihan. Bukan hanya kisah masa lalu, tapi juga perasaan hari ini, kemajuan kecil, hal-hal yang ia syukuri. Maka setiap pagi, setelah sarapan, Aira menulis:

“Hari ini aku bisa bangun tanpa takut.

Hari ini aku tertawa saat Lilis mengoleskan sambal terlalu banyak di mi-nya.

Hari ini aku merasa... hidup.”

Suatu sore, Aira menerima panggilan video pertama dari anaknya. Itu adalah momen yang membuat seluruh tubuhnya bergetar. Ia ragu untuk mengangkat. Tapi dorongan rindunya lebih besar dari ketakutannya.

Saat wajah anaknya muncul di layar, Aira tak kuasa menahan tangis. Anak itu sudah tumbuh lebih tinggi. Suaranya berubah. Tapi matanya tetap sama—mata yang dulu selalu memandangi Aira dengan kasih sayang tanpa syarat.

“Ibu?” suara anaknya bergetar.

“Iya, Nak. Ini ibu…” Aira menjawab dengan suara pelan.

“Ibu di mana?”

“Ibu di tempat yang aman sekarang. Dan ibu sedang berjuang supaya kita bisa hidup tenang. Kamu bangga sama ibu?”

Anaknya mengangguk sambil tersenyum kecil, lalu berkata, “Aku selalu bangga sama ibu.”

Kalimat itu menghujam hati Aira lebih dalam dari luka apa pun. Untuk pertama kalinya, ia merasa benar-benar utuh kembali sebagai seorang ibu.

Setelah sebulan, tulisan-tulisan Aira mulai dikenal lebih luas. Salah satu cerpennya masuk ke rekomendasi mingguan di platform yang ia gunakan. Ia menerima pesan dari pembaca lain yang bilang: “Cerita kamu menyelamatkan aku. Aku juga sedang dalam hubungan yang buruk, dan setelah baca tulisanmu, aku berani bilang ‘cukup’.”

Aira menangis saat membaca itu. Ia sadar, kata-katanya punya kekuatan. Ia mungkin tidak bisa menyelamatkan semua perempuan, tapi jika satu saja bisa terbantu—itu sudah cukup.

Ia mulai menulis lebih banyak lagi. Kali ini bukan hanya tentang dirinya, tapi juga kisah teman-teman di rumah aman—tentang Ibu Wati yang memeluk anaknya lagi, tentang Lilis yang diterima kerja sebagai barista, tentang Mira yang akhirnya berani tampil tanpa rasa takut.

Beberapa bulan kemudian, Aira menerima kabar bahwa Gibran sedang dicari polisi karena laporan kekerasan yang sudah masuk sejak lama, dibantu oleh LSM dan konsultan hukum tempat tinggalnya. Prosesnya belum selesai, tapi satu hal yang pasti: Gibran tidak bisa lagi menyentuhnya.

Mendengar kabar itu, Aira tidak tersenyum. Tidak bersorak. Ia hanya duduk diam, lalu berdoa.

“Bukan untuk membalas,” ucapnya pelan. “Tapi semoga tak ada lagi perempuan yang merasakan apa yang pernah aku rasakan.”

Suatu hari, Mbak Ana bertanya, “Aira, kalau suatu saat kamu sudah sembuh sepenuhnya... apa yang ingin kamu lakukan?”

Aira tersenyum.

“Aku ingin jadi jembatan. Buat perempuan-perempuan yang masih terjebak. Aku ingin mereka tahu, mereka tidak sendiri. Aku akan buka ruang, bahkan kalau cuma satu orang yang datang... aku akan tetap buka.”

Mbak Ana tersenyum bangga. “Kamu akan jadi penyelamat, Ra. Tapi jangan lupa... kamu juga berhak bahagia. Bukan hanya bertahan.”

Kata-kata itu menancap dalam hati Aira. Ia tahu kini waktunya bukan lagi sekadar bertahan. Tapi benar-benar menjalani kehidupan.

1
gaby
Jgn2 Gibran pasien RSJ yg melarikan diri.
gaby
Di awal bab Gibran selalu mengatakan cm Gibran yg mau menerima Aira yg rusak. Dan kata2 Aira rusak berkali2 di sebutkan di bab pertama. Maksud Rusak itu gmn y thor?? Apa Aira korban pelecehan atau korban pergaulan bebas??
gaby
Smangat thor nulisnya. Ternyata ini novel pertamamu di NT y. Tp keren loh utk ukuran pemula, ga ada typo. Dr awal bab aja dah menarik, Gibran si pria manipulatif
Robert
Suka banget sama cerita ini, thor!
nandra 999: Thks yeah 🥰
total 1 replies
Gấu bông
Terinspirasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!