Arlena dan Dominus telah menikah lebih dari enam tahun. Tahun-tahun penuh kerja keras dan perjuangan untuk membangun usaha yang dirintis bersama. Ketika sudah berada di puncak kesuksesan dan memiliki segalanya, mereka menyadari ada yang belum dimiliki, yaitu seorang anak.
Walau anak bukan prioritas dan tidak mengurangi kadar cinta, mereka mulai merencanakan punya anak untuk melengkapi kebahagian. Mereka mulai memeriksakan kesehatan tubuh dan alat reproduksi ke dokter ahli yang terkenal. Berbagai cara medis ditempuh, hingga proses bayi tabung.
Namun ketika proses berhasil positif, Dominus berubah pikiran atas kesepakatan mereka. Dia menolak dan tidak menerima calon bayi yang dikandung Arlena.
》Apa yang terjadi dengan Arlena dan calon bayinya?
》Ikuti kisahnya di Novel ini: "Kualitas Mantan."
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U 🤗
Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Arlena CS 4
...~°Happy Reading°~...
Calista tahu berapa banyak uang yang diberikan Arlena kepada Dominus sebagai modal usaha. Sebab dia dan Arlena sudah bersahabat sejak sekolah menengah, berlanjut ke kuliah di Universitas yang sama.
Saat kuliah, mereka bertemu dengan Dominus yang kuliah di Universitas yang sama, hanya jurusan yang berbeda. Dominus kuliah desain interior, sedangkan dia dan Arlena desain fashion.
Calista jadi ingat masa pacaran Arlena dan Dominus di semester akhir.
...Dominus hampir drop out, karena tidak bisa membayar uang kuliah akibat usaha interior yang dirintis bersama temannya gulung tikar. Semua modal usaha dibawa kabur oleh temannya....
...Sedangkan orang tuanya tidak bisa membayar uang semester lagi, karena semua uang mereka sudah diberikan buat modal usaha Dominus....
...Arlena kuliah dan juga sudah bekerja sebagai seorang desainer di butik ternama. Dia memiliki penghasilan yang cukup, hingga bisa menghidupi dirinya di Jakarta. Apa lagi dia dari keluarga mampu....
...Sehingga sebagai pacar yang sudah memasuki jenjang pacaran serius, Arlena tidak tahan melihat Dominus terpuruk. Dia mendorong Dominus untuk menyelesaikan kuliah dan memulai lagi usaha yang sudah dirintis. Apa lagi sudah memiliki konsumen dan pasar yang bagus....
...Arlena memberikan semua uang tabungan dan deposito dari hasil kerjanya kepada Dominus, agar usahanya tetap dipertahankan....
...Dia bekerja keras untuk membayar uang kuliah mereka berdua hingga selesai dan wisuda....
...Kemudian setelah menikah, Arlena berhenti bekerja sebagai desainer fashion. Dan pindah bekerja membantu usaha yang didirikan bersama Dominus....
...Karena dia wanita cerdas dan kreatif, dengan cepat bisa mengusai desain interior....
...Daya kreatif dan rasa seninya yang tinggi bisa mendatangkan banyak client ternama. Sehingga mereka bisa punya gedung kantor sendiri dengan sejumlah karyawan dan tempat jahit interior sendiri dalam satu gedung....
...Arlena menangani semua yang berhubungan desain bahan interior, sedangkan Dominus menangani desain interior pendukung bagi suatu ruangan. Sehingga mereka makin terkenal dan mempunyai konsumen hampir di seluruh Indonesia....
...Kolaborasi mereka merambah dari interior rumah pribadi kalangan menengah ke atas hingga gedung perkantoran. Sehingga mereka bisa hidup nyaman dengan finasial yang melimpah....
Mengingat itu semua, Calista makin emosi. Arlena bukan menikah dengan seorang pria mapan, tapi harus bekerja keras agar bisa hidup mapan. Selalu setia mendampingi suami dalam berbagai kondisi hingga sukses.
Memikirkan semua pengorbanan Arlena dan sekarang dibuang begitu saja, membuat Calista geram dan mengepalkan tangan untuk menyalurkan emosinya. 'Waktu menguji perilaku seseorang.' Calista membatin.
Calista melihat Arlena dengan emosi yang turun naik dan amarah yang meluap. "Jangan katakan apa pun pada pengacaranya. Tunggu Muel... Jangan sampai aku maju dan memaki laki-laki be^jat itu."
Sambil emosi, Calista membuka pintu untuk melihat siapa yang mengetuk. "Oh, kau Muel. Syukurlah kau sudah datang sebelum emosi membela dada dan kepalaku." Ucap Calista sambil mempersilahkan pengacara Samuel duduk di salah satu sofa.
"Ada apa?" Tanya Samuel yang melihat Arlena hanya diam dan Calista seperti bubur panas di atas kompor yang meletup-letup.
"Dominus sudah ajukan gugatan cerai. Itu surat gugatan yang diberikan kepada Arlen untuk tanda tangan." Calista menunjuk lembaran kertas yang dia letakan begitu saja di atas meja.
"Dia mau selesaikan lewat jalan pintas, tapi harta yang dibagi seperti Arlen pengemis." Ucapan Calista terhenti, sebab melihat gerakan tangan Samuel ke perut dan gerakan mata ke arah Arlena yang diam menunduk.
Samuel memberikan isyarat, agar Calista berhenti mengucapkan kata-kata yang bisa mempengaruhi emosi Arlena yang sedang hamil dan makin marah.
"Iiiihhh... Bikin darahku naik dan bisa ledakin tensi." Calista duduk di samping Arlena dengan kesal.
Pengacara Samuel meletakan jari di bibir, lalu membaca surat gugatan dan pembagian harta gono-gini yang ditawarkan pihak Dominus. Walau kesal dan emosi setelah membaca gugatan cerai, dia berusaha tenang. Supaya tidak menambah panas suasana hati dan ruangan.
"Bagaimana memurutmu, Ar...? Kita maju ke ruang sidang? Kau tidak usah khawatir. Dengan bukti yang kau punya, semua ini akan berbalik jadi milikmu." Pengacara Samuel meyakinkan Arlena.
"Sebenarnya, aku mau lakukan itu. Tapi aku ngga mau anakku berada di ruang sidang sebelum lihat dunia ini." Arlena mengelus perutnya dengan wajah sedih.
Ucapan Arlena membuat Samuel dan Calista terdiam dan menanti kelanjutan keinginan Arlena. "Aku sendiri berusaha tidak mengatakan kata-kata kasar, karena anakku ini. Jadi mari kita selesaikan ini tanpa perlu ke pengadilan." Arlena mengatakan keputusannya.
"Apa? Jadi kau terima begitu saja yang dia berikan?" Nada suara Calista naik selevel.
"Duduklah, Cal. Anakku pasti dari tadi terkejut mendengar Aunty nya marah terus." Arlena menggerakan tangan, meminta Calista duduk lagi.
"Aku marah-marah sekarang saja, sebelum dia lahir dan melihat tandukku." Calista kembali duduk, tapi tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya.
"Tapi ponakanmu ini sangat sensitif. Kau ngga lihat dia muntahin orang itu setelah...." Arlena tidak meneruskan ucapannya tentang perbuatan me^sum Dominus dan Selina
"Si Bajing itu harus berterima kasih pada calon bayi yang ditolak ini. Kalau ngga, aku sudah menyeretmu bersama Muel ke pengadilan." Calista yang masih kesal, menyemburkan emosinya.
Pengacara Samuel jadi tersenyum dalam hati mendengar percakapan Arlena dan Calista. "Aku hanya bisa berikan pertimbangan hukumnya. Keputusan ada di tanganmu, Arlen." Pengacara Samuel berkata cepat sebelum Calista kembali marah.
"Iya, Muel. Setelah berada di sini, aku jadi berpikir lagi. Semua harta yang akan kita ambil lewat pengadilan hanyalah barang fana yang tidak bertahan lama. Lagian kita bisa bekerja untuk dapatkan lebih dari itu."
"Seperti bunga mekar di pagi hari dan akan layu dalam kecap. Biarkan dia nikmati saja. Sekarang aku mau fokus pada anakku." Arlena memutuskan setelah tenang dan bisa berpikir baik.
"Bicara yang jelas. Atau aku akan memaki dia lagi." Bentak Calista.
"Ssssssttttt.... Kasihan ponakanmu. Dia butuh kasih sayangmu. Sudah cukup kata kasar yang dia dengar." Arlena meletakan jari di bibir untuk menenangkan Calista.
"Aku sudah curiga. Cintamu akan membebaskan dia, karna tidak tega lihat dia susah. Huuuuuu..."
"Hati-hati bibirnya jatuh, Aunty cantik... Makasih sudah emosi gantikan Mommyku." Arlena berkata seakan calon bayi sedang berbicara. Calista kembali menghembuskan nafas.
"Muel, kapan bisa datang ke rumah? Aku mau kau bertemu dengan pengacaranya di rumah." Arlena mengajak bicara Samuel, agar tidak membuat Calista kembali emosi.
"Kapan pun, aku siap."
"Kalau begitu, tunggu aku kabari, ya. Makasih."
"Aunty cantik, jangan cemberut. Nanti cantiknya berkurang. Siapkan outfit yang keren buat Uncle Muel, agar tampil mempesona di depan pengacara orang itu." Arlena mengelus tangan Calista untuk menenangkan.
"Kau selalu punya cara meluputkan si Bajing itu. Pantesan dia ngelunjak dan suka-suka..." Calista menyerah, pasrah.
"Kalau begitu, berikan detail yang mau dilakukan. Supaya aku siapkan sebelum pertemuan." Pengacara Samuel mengalihkan, sebab sudah mengerti maksud Arlena.
...~*~...
...~▪︎○♡○▪︎~...
up Thor makin penasaran aja aku