NovelToon NovelToon
JANGAN KE SANA!

JANGAN KE SANA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Kutukan / Tumbal
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: DENI TINT

DILARANG KERAS PLAGIARISME!

Aruni adalah seorang mahasiswi di sebuah universitas ternama. Dia berencana untuk berlibur bersama kawan-kawan baik ke kampung halamannya di sebuah desa yang bahkan dirinya sendiri tak pernah tau. Karena ada rahasia besar yang dijaga rapat-rapat oleh ke dua orang tua Aruni. Akankah rahasia besar itu terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DENI TINT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 - SELAMAT DATANG

Jam 08.00 pagi....

Matahari pagi menyapa dengan segenap keindahannya. Sinarnya mulai menembus lapisan demi lapisan dedaunan hutan, menghangatkan permukaan tanah yang dingin, membangunkan segenap makhluk hutan yang tertidur.

Suasana Desa Lanjani yang dingin dan sepi saat malam berubah perlahan menjadi lukisan Tuhan yang sangat indah, berpadu dengan segenap alam di sekitarnya. Dan segenap warga mulai beraktifitas, menjalani kesibukan sehari-hari mereka.

Suara burung-burung hutan terdengar jelas berkicauan seakan saling bersahutan untuk bernyanyi. Beberapa hewan peliharaan warga pun bersuara. Ayam, sapi, hingga kambing pun tak mau kalah. Semakin melengkapi keindahan desa.

Bella yang sudah bangun lebih awal, saat ini sedang duduk di teras rumah. Menikmati sinar matahari yang hangat menyentuh tubuhnya. Menghirup udara sejuk yang bercampur aroma hutan dan aroma kayu bakar dari beberapa rumah warga, mendengarkan suara hewan hutan dan peliharaan warga, bercampur pemandangan jalan desa yang mulai terlihat aktifitas warganya. Tak lupa pula ia sudah menyeduh segelas kopi hitam kesukaannya untuk menemani pagi hari ini.

Caca pun sama. Dia yang memang semangat untuk liburan ke desa ini pun sedang menikmati pemandangan hutan dan lembah kaki Gunung Lanjani di balkon lantai dua. Meski pemandangan yang dilihat Caca tak seperti yang dilihat Bella, hanya lebatnya hutan berkontur naik turun di kaki gunung, tapi kedua matanya seperti melihat sebuah simfoni alam yang sangat serasi. Hijaunya hutan, sinar matahari pagi, ditambah udara sejuk semilir serta suara burung-burung bersahutan sambil beterbangan. Dan Bella pun sudah menyeduh segelas teh hangat di atas meja balkon.

"Hhhhmmm... haaahhh..." suara Caca menghirup perlahan udara yang begitu bersih dan menghembuskannya. Terasa sangat menenangkan dan membuat segenap pikirannya santai.

Bella yang duduk di kursi teras depan, mulai beranjak dari tempatnya, berjalan pelan ke halaman sambil membawa segelas kopi di tangannya. Dirinya terlihat sesekali membalas sapaan beberapa warga yang lewat, berjalan ke arah samping rumah kakek neneknya Aruni untuk menyusuri jalan setapak menuju hutan di belakang sana.

"Permisi Mbak..." sapa seorang warga dengan senyuman hangat. Seorang lelaki paruh baya menghampiri Bella yang berdiri di halaman. Bella membalas sapaan lelaki tersebut.

"Mbak... pewaris rumah ini?" tanya lelaki itu.

"Eh, bukan Pak, saya sahabat dari orang yang Bapak maksud. Kebetulan dia masih di kamar." jawab Bella dengan bahasa lebih sopan. Meski dirinya suka ceplas-ceplos jika dengan Aruni dan Caca, tapi Bella masih tau sopan santun.

"Oh begitu ya... Dari kapan tiba di sini Mbak?" sambung lelaki itu.

"Kami tiba tadi malam Pak." jawab Bella masih dengan agak canggung.

"Oh gitu... Pantesan saya gak tau kalau ada yang datang ke sini." jawab lelaki itu. "Oh ya Mbak, kenalkan, saya Parman, kebetulan saya jadi kepala adat di desa ini Mbak." tambah lelaki itu sambil menjulurkan tangannya kepada Bella, ternyata namanya adalah Pak Parman.

Bella pun membalas jabatan tangan Pak Parman dan memperkenalkan dirinya, "Saya Bella Pak..."

"Ya sudah Mbak Bella, saya izin, mau ke hutan buat cari kayu bakar." ucapnya.

"Oh iya Pak, silakan." jawab Bella kemudian sambil sedikit menundukkan kepalanya. Dan Pak Parman pun berjalan menyusuri jalan setapak di samping rumah menuju ke hutan di belakang sana. Tapi, dari kejauhan sebelum Pak Parman masuk ke dalam hutan, ia menoleh ke arah Bella dengan tatapan serius. Ekspresi wajahnya seolah seperti sedang menatap sesuatu ke arah Bella. Dan Bella yang masih memperhatikan Pak Parman, merasa agak sedikit aneh dengan sikap lelaki itu. Namun Bella hanya membalas tatapan Pak Parman dengan senyuman yang tertahan. Dan Pak Parman pun melanjutkan perjalanannya masuk ke dalam hutan.

Sementara itu, Caca yang masih duduk di balkon atas, menyeruput teh hangat di sampingnya. Lalu ia kembali merasa penasaran dengan objek papan tertutup kain hitam di sudut lain balkon itu. Perhatiannya teralihkan dari pemandangan indah hutan kaki Gunung Lanjani di depannya, ke objek tersebut.

Caca yang masih saja penasaran, terus menatapnya. Seolah ada sesuatu yang sangat mengusik hatinya. Ia ingin sekali membuka kain hitam yang menutupi, namun ia tau etika. Tak pantas dirinya berani membuka barang yang tertutup jika pemiliknya tak mengizinkan. Apalagi objek itu pun belum tentu pula milik Aruni, meski itu ada di rumah kakek dan neneknya.

Caca terperanjak kaget saat Aruni menepuk bahu kirinya dari belakang.

"Udah bangun lo? Cepet banget... Hoooaaammm..." ucap aruni yang berjalan menuju pagar balkon, masih sedikit mengantuk.

"Gue emang udah biasa bangun pagi kali, gak kaya Bella, suka kesiangan." jawab Caca. "Lah, lo sendiri tumben bangun jam segini? Udah mau setengah sembilan pagi ini" tambahnya.

"Hoooaaammm... Gue capek banget rasanya semalem. Sampe lupa belom mandi..." jawab Aruni sambil berjalan menuju kursi depan Caca.

"Haaah? Lo belom mandi? Dari semalem?" tanya Caca dengan ekspresi agak jijik namun terkesan meledek Aruni.

"He... he... he..." Aruni hanya tersenyum tipis.

"Jorok lo... Buruan mandi dulu sana ah! Bau asem badan lo tuh!" ucap Caca.

"Iya iya... Gue mandi dulu... Tapi..." jawab Aruni sambil beranjak dari kursi, mendekat ke Caca.

"Eh, tapi apa? Mau ngapain lo?!" tanya Caca dengan ekspresi agak menjauhkan badannya.

"Peluuuk duluuu sebagai sahabat sejatiii..." Aruni langsung memeluk Caca dengan gaya genitnya, namun Caca yang masih duduk itu seperti berontak sambil berlagak menutup lubang hidungnya.

"Aaarrrggghhh!!! Aruni!!! Aaaa... bau asem looo!!! Jorok!!!"

Caca berhasil melepaskan pelukan Aruni, dan Aruni pun berjalan sambil tertawa meninggalkan Caca menuju ke kamarnya untuk mandi.

Caca beranjak dari kursi di balkon, berjalan menyusuri lorong, melewati kamar Aruni, "Aruni, gue mau cari makan nih sama Bella, lo mau ikut gak?" teriaknya dari luar kamar.

"Duluan aja Ca! Gue masih mau beresin rumah dulu!" jawaban Aruni dari dalam.

Caca pun berlalu. Menuruni tangga ke lantai satu, dan berjalan menuju teras rumah. Dilihatnya Bella sedang berdiri di halaman masih menikmati suasana pemandangan sekitar rumah dan desa.

"Bell, cari makan yuk, mulai laper nih gue..." ajak Caca sambil mendekat ke Bella.

"Ayo... Gue juga mulai laper." Bella menatap ke arah rumah, "Aruni mana? Belom bangun juga tuh anak?" tanyanya ke Caca.

"Udah bangun kok, tapi gue ajak beli makan, dia bilang mau di rumah aja, mau beresin rumah katanya." jelas Caca.

"Oh, ya udah, gue naruh gelas kopi dulu." Bella menuju meja teras untuk taruh gelas kopinya.

Tak lama, Bella dan Caca berjalan keluar gerbang kayu, menyusuri jalan desa. Mencoba mencari warung warga yang mungkin menjual makanan pagi ini.

Sepanjang jalan desa, mereka berdua mendapatkan perlakuan yang hangat dari beberapa warga yang bertemu dengan mereka. Bella dan Caca disapa dengan hangat, walau mereka tak kenal dengan warga di desa itu.

Ada Ibu-ibu yang menggendong anaknya sambil menyapu halaman, ada beberapa bapak-bapak yang membawa rumput, ada juga beberapa yang menuntun hewan peliharaannya untuk di bawa ke hutan mencari rumput.

Namun beberapa jauhnya mereka berjalan, bahkan sekarang mereka sudah mencapai gapura batas desa, tak ada satu pun warga yang memiliki warung makan.

"Ini gak ada yang jual makanan siap saji kali ya Ca?" tanya Bella.

"Kayaknya iya deh, mungkin warga di sini pada masak sendiri kali, jadi gak beli makanan udah mateng." jawab Caca.

"Terus gimana dong sekarang?" ucap Bella.

Sebelum Caca menjawab, terlihat seorang nenek yang berjalan ke arah mereka. Sambil menggendong beberapa jenis sayuran di punggungnya. Dan saat nenek itu sudah berada di samping mereka, Caca berkata, "Permisi Nek... Maaf saya mau tanya, di sini gak ada warung yang menjual makanan matang ya?"

"Eh... Iya Nduk... Di sini gak ada yang jual makanan sudah matang..." jawab si Nenek. Caca dan Bella saling bertatapan dengan ekspresi agak kecewa karena tak ada yang mereka cari.

"Kalau mau makan, harus masak sendiri Nduk... Atau kalau mau mencari warung makan, harus keluar desa, ke arah jalan besar sana..." jelas si nenek lagi.

"Oh begitu ya Nek..." respon Caca.

"Em... Nek, itu, sayurannya mau dibawa ke pasar? Mau dijual?" tanya Bella kemudian.

"Iya Nduk..." jawab si nenek.

"Nek, kita mau beli sayurannya deh... Boleh?" sambung Bella.

Si nenek pun mengangguk senang, karena ada pembeli sebelum dirinya sampai ke pasar. Akhirnya Bella dan Caca membeli beberapa jenis sayuran dari si nenek tersebut.

Setelah mereka berdua membayarnya, si nenek bertanya, "Nduk, kalian ini, dari mana? Nenek baru pertama kali melihat kalian di desa ini."

"Kami dari kota Nek, datang ke sini untuk liburan, di rumah keluarga sahabat kami Nek..." jelas Bella.

"Di mana rumahnya Nduk?" tanya si nenek.

Ketika Bella dan Caca menjelaskan dan menunjuk ke arah yang dimaksud, si nenek ekspresinya berubah. Menjadi ekpresi khawatir.

"Hati-hati ya Nduk..."

ucapan si nenek itu membuat mereka berdua heran, dan saling bertukar pandangan.

"Maksudnya, apa ya Nek?" tanya Caca.

"Nanti kalian akan tau sendiri Nduk... Sudah ya, nenek mau ke pasar." jelas si nenek, namun meninggalkan pertanyaan di benak Caca dan Bella.

1
Marta Quispe
Suka banget!
Deni Komarullah: Wah... Terima kasih Kak... Dukung terus ya... ☺️☺️☺️
total 1 replies
Gusti Raihan
Ditunggu kelanjutannya!
Deni Komarullah: Wah... Terima kasih sudah kasih komentar ya Kak... Oh iya, BAB 3 sudah rilis Kak... Selamat membaca ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!