Annindiyah Aqila adalah seorang gadis yang rela melakukan apapun untuk adiknya yang begitu ia sayangi.
Suatu hari, demi menyelamatkan nyawa sang adik. Annin pun terpaksa meminjam uang kepada renternir.
karena tidak sangup membayar cicilan dan buanganya yang sangat besar, Annin pun rela dan pasrah dibawa oleh para renternir.
Namun siapa sangka, ia dibeli oleh seorang presdir tampan dan kaya raya yaitu presdir Shilin Tao Mou. Annin akan dijadikan istri kontrak oleh presdir Shilin, sampai presdir Shilin dinyatakan sembuh dari suatu penyakit yang memalukan, yang selama ini di idapnya.
🌸🌸🌸
Apa jadinya. Jika seorang Shilin Tao Mou yang punya keanehan, yaitu ia sangat membenci suatu barang yang ada kata bekas, atau barang-barang pribadinya yang disentuh orang lain termasuk keluarganya sendiri.
Shilin akan sangat membenci benda itu hingga i
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oniya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
🌸🌸🌸
"Maaf nona, saya tidak bermaksud menolong ataupun membantu. Tapi saya hanya menjalankan tugas dari tuan saya untuk membeli nona," jawab sekretaris Chao membuat senyuman Annin yang tadinya terukir kini kembali meredup, berubah menjadi lesu dan pasrah, saat mendengar ucapan malaikat penolongnya yang kini berubah menjadi seseorang yang akan mengantarkanya menuju neraka tempat barunya.
"Mari ikut saya, nona," ajak sekretaris Chao lagi lalu berdiri berjalan menuju sebuah kamar.
"Baiklah tuan," jawab Annin dengan pasrah mengekor dibelakang sekretaris Chao.
"Silahkan masuk, nona," u?cap sekretaris Chao membukakan pintu kamar untuk Annin. Tanpa menjawab Annin langsung melangkahkan kakinya masuk ke kamar itu, dengan menundukkan wajahnya dalam-dalam. Ketika Annin sudah berada didalam kamar, sekretaris Chao pun pergi dan langsung menutup pintunya rapat-rapat.
"Kau sudah datang," ucap presdir Shilin, mendengar suara baritone milik presdir shilin, Annin langsung mengangkat wajahnya. Pandangan mereka bertemu, ada perasaan aneh yang keduanya rasakan. Namun perasaan itu mereka anggap subuah perasaan jijik dan muak satu sama lain.
Annin yang jijik menatap pria yang sayangnya tampan dihadapanya, dan presdir shilin yang jijik menatap wanita murahan yang sayangnya adalah satu-satunya perempuan yang direspon oleh senjata pusakannya.
"Kemarilah," kembali terdengar suara berat itu, kemudian pemilik suara berat itu meletakkan buku yang tadi dibacanya ke atas nakas.
Lalu menyandarkan punggunya dikepala ranjang dengan gagahnya. Bagaikan robot yang disetel tuanya, Annin langsung melangkahkan kakinya perlahan dan duduk di tepi ranjang luas itu.
"Siapa yang mengizinkanmu duduk. Berdirilah buka pakaianmu dan segera lakukan tugasmu," titah presdir Shilin. Annin yang memang telah siap, mulai melucuti lingerie seksi itu dari tubuhnya.
Kini hanya cd dan bra yang melekat ditubuh S line nya yang seksi. Saat jemari lentiknya akan melepaskan tali branya, namun terhenti saat mendengar bentakan dari presdir shilin.
"Stop...." Bentaknya mengagetkan Annin.
"Kau memang jal*ng," ucap presdir Shilin tersenyum sinis.
Demi apapun, hati Annin begitu hancur, sakitnya seperti teriris-iris saat mendengar langsung kata yang menjijikan itu. Annin tau itu adalah profesi barunya saat ini, ia harus belajar dan terbiasa menerima kata itu agar nantinya tidak sesakit ini. Annin kira ia bisa menerima hal itu dengan cepat. Tapi sepertinya ia salah, entah kenapa hatinya begitu sakit.
Saat wajah polos Aurel melintas dipikiranya, Annin berusaha memantapkan hatinya untuk kebal dengan kata-kata, yang mungkin akan lebih kasar yang akan ia dengar selanjutnya.
Mulai saat ini juga, Annin akan melakoni profesi barunya dengan sempurna dan akan menjadi seorang jal*ng yang sesungguhnya. Annin memejamkan matanya, menahan sekuat tenaga agar tidak ada buliran-buliran bening yang lolos dari sudut matanya. Menghembuskan napasya berat, saat membuka matanya Annin memulainya dengan tersenyum menggoda.
"Kenapa tuan, bukanya tadi tuan yang memerintahkan saya untuk melepaskan pakaian ini," ucap Annin mendekati presdir Shilin.
Dengan perlahan Annin menaiki ranjang itu, dan semakin mendekati presdir Shilin yang masih betah ditempatnya semula.
Belajar dari novel dewasa yang pernah ia baca, Annin mulai memainkan jari-jari lentiknya di wajah sempurna presdir Shilin.
Membuat presdir Shilin memejamkan matanya menikmati sentuhan Annin, yang membuatnya menarik napas berat karena hasratnya kian memuncak.
Presdir Shilin menggenggam kedua tangan annin dengan kasar, ketika ia mengingat siapa wanita yang berhasil menggodanya saat ini. Mata tajamnya menatap annin seperti ingin menghancurkannya.
"Apa kau melakukan ini karena uang," Tanya presdir Shilin menatap annin dalam.
ceritanya cukup menarik dg alur yg g mbulet. 😁😁😁
hanya perlu diperbaiki dari penulisannya saja, agar lebih enak dibaca sehingga reader bisa semakin menghayati baca novelnya.. 👍🏻👍🏻👍🏻
anyway, semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat untuk berkarya menghasilkan novel2 lainnya yg luar biasa..
semoga sukses selalu kak.. 😘🥰😍🤩