NovelToon NovelToon
Crazy Rich Mencari Cinta

Crazy Rich Mencari Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:11M
Nilai: 5
Nama Author: Casanova

Mengisahkan seorang crazy rich, Ditya Halim Hadinata yang memperjuangakan cinta seorang gadis dari keluarga biasa, Frolline Gunawan yang tidak lain adalah kekasih keponakannya sendiri, Firstan Samudra.

Ikuti terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 :Akhir Pekan

Akhir pekan pun tiba, hari di mana kantor libur tetapi dengan berbagai tipu daya dan muslihat, Matt berhasil membuat Froline tetap bekerja. Meskipun hanya pekerjaan ringan yang tidak membutuhkan tampilan rapi seperti di hari kerja.

Gadis sederhana itu sudah menunggu Matt menjemputnya di teras rumah. Dengan alasan Ditya sedang menghabiskan akhir pekannya bersama teman di Bali, Matt meminta Frolline menemaninya ke kediaman salah satu rekan Ditya untuk memenuhi undangan makan siang, mewakili Ditya tentunya.

Frolline yang tidak menaruh curiga, langsung menyetujui tanpa berpikir panjang meskipun di akhir pekan, hari dimana para pekerja seperti dirinya meliburkan diri.

Di tempat lain, Ditya Halim Hadinata atau Tuan Muda Halim, lelaki tampan, single dan tentunya kaya raya itu melangkah keluar penthousenya lengkap dengan kaca mata hitam merk ternama, salah satu keluaran Chopard.

“Mobilnya sudah siap, Bos!” Matt dengan sedikit membungkuk, mengabari majikannya saat keluar dari lobi utama. Senyum merekah di bibirnya, saat melihat tampilan mahal sang majikan yang terlihat gagah dengan dandanan casualnya.

Tidak jauh dari tempat Matt berdiri, sudah terparkir mobil sport berlogo kuda jingkrak menanti sang pemilik.

“Kamu sudah mempersiapkan semuanya kan?” tanya Ditya, menerima kunci mobil dari tangan asistennya itu.

“Beres Bos! Sesuai rencana!” sahut Matt, tersenyum penuh percaya diri. Dia sudah merencanakan dengan rapi segala sesuatunya.

“Bagus. Aku tidak mau mengecewakan Gunawan. Dia memberi kepercayaan penuh padaku,” ucap Ditya sebelum melangkah masuk ke dalam mobil.

Sengaja hari ini dia membawa mobil sendiri. Matt dan dua pengawalnya mengekor dengan mobil lain di belakang.

Ketika mobil sport itu masuk ke pekarangan rumah Frolline, terlihat gadis itu berdiri dan tersenyum melihat kedatangannya.

Terlihat cantik dengan tampilan sederhana dan apa adanya. Senyum di wajah polos nan cantik Frolline tidak berlangsung lama. Begitu lelaki tampan yang sekarang mengisi daftar orang yang dibencinya itu turun dari mobil mewah.

“Kamu!” seru Frolline, mengarahkan telunjuknya ke arah Ditya.

“Pak. Panggil aku Pak Ditya. Status kita sekarang tidak bisa membuatmu memanggilku seenaknya. Mulai sekarang panggil aku Pak!” pinta Ditya dengan sombongnya.

Frolline yang seorang gadis setengah pembangkang, tidak begitu saja menurut. Dia lebih tertarik menginterogasi Ditya memastikan niat buruknya yang menipu kembali untuk kedua kalinya.

“Apa maumu? Mana Matt?” tanya Frolline, sontak membuat Ditya terkekeh. Sejak kemarin, Frolline menolak memanggilnya dengan sapaan formal. Kepala dengan rambut panjang pirang itu tampak celingak-celinguk mencari sosok si pembuat janji dengannya.

“Matt ada di mobil hitam,” jelas Ditya, bisa membaca gerak gerik Frolline yang mudah ditebak,

“Aku membuat janji dengan Matt, bukan denganmu!” seru Frolline.

Ditya tersenyum dengan manisnya, sesekali menggoda Frolline dengan lirikan matanya.

“Aku batal pergi ke Bali. Jadi aku pikir apa salahnya aku ikut menghadiri undangan rekanku. Aku kesini untuk menjemputmu. Menurut Matt, dia sudah terlanjur berjanji denganmu, rasanya tidak enak tiba-tiba aku membatalkannya sepihak,” jelas Ditya mengemukakan alasannya.

“Ayo!” ajaknya mempersilahkan.

Mendengar ucapan Ditya, Frolline bermaksud menolak. Tetapi niat itu belum tersampaikan, dari arah dalam rumah keluar Gunawan, papanya yang tersenyum sumringah.

“Om, apa kabar?” sapa Ditya dengan sopannya. Mempersembahkan senyuman padaa salah satu pendukungnya.

“Kenapa belum berangkat sekarang? Nanti kemalaman, Fro. Bukankah setelah ini kamu akan ke tempat kakakmu, Fro,” ucap Gunawan.

Dengan mendengus kesal, Frolline bergegas menuju mobil sport Ditya, tanpa berpamitan dengan sang papa. Sesekali, menghela nafas kasar, sembari menghentakan kaki ke bumi. Pertanda di sedang tidak ikhlas. Kalau saja papanya tidak keluar, dia sudah akan berdebat dan menolak pergi.

“Ayo!” teriaknya, sembari memukul kap mobil sport dengan kencang karena kesalnya.

“Jangan terlalu kencang memukulnya, Fro. Mobil ini harganya selangit. Kalau sampai lecet, aku khawatir kamu harus menjual dirimu padaku sebagai ganti ruginya,” canda Ditya, mencoba mencairkan suasana.

Sejak menjadi asisten pribadi Ditya, Frolline memperlakukan atasannya itu dengan tidak bersahabat. Besar harapannya, dia dipecat saat itu juga. Jadi tidak perlu menunggu sampai tiga bulan lagi.

Setidaknya pemecatan lebih baik dari pada mengundurkan diri. Dia tidak harus membayar sejumlah uang karena melanggar kontrak kerja.

Mobil sport yang dikawal sedan hitam itu kembali memecah jalanan ibukota. Tidak ada pembicaraan di dalam mobil. Hubungan keduanya benar-benar membeku, setelah penipuan terencana yang dilakukan Ditya dengan papanya. Meskipun tersangka tidak mengaku. Frolline tidak peduli. Yang memenuhi jeruji besi banyak yang tidak mengaku, tetapi pada akhirnya tetap terbukti.

Suasana panas di dalam mobil, tidak jauh berbeda dengan cuaca terik kota Jakarta hari ini. Sesekali Ditya melirik, berharap bisa mendapatkan seulas senyuman yang langka di dipersembahkan untuknya

Frolline tidak bersuara, berdiam diri sembari memainkan game di ponselnya untuk mengisi waktu. Meskipun sebenarnya dia mencuri pandang sesekali, mengagumi keindahan pahatan Tuhan yang mencetak wajah tampan lelaki di sebelahnya.

“Fro, kita mampir ke tempatku ya,” ucap Ditya, tiba-tiba memecahkan keheningan.

“Hah, penipuan apalagi ini?” gerutu Frolline.

“Bisa tidak jangan marah-marah terus, Fro. Aku harus membawa sesuatu dan sesuatu itu ditinggalkan Matt di tempatku. Lagipula yang akan kita kunjungi ini tinggal di tempat yang sama denganku, hanya berbeda lantai saja,” jelas Ditya.

“Ha?! Kalau begitu kenapa tidak langsung pergi saja. Kenapa repot-repot menjemputku. Seperti kurang kerjaan saja!” Frolline berkata dengan ketus.

“Aku tidak enak padamu. Matt sudah terlanjur berjanji. Menyia-nyiakan make-up dan lipstikmu yang sudah terlanjur di poles di wajahmu,” sahut Ditya santai.

Sejak tadi, tidak ada satupun kalimat Ditya yang diladeninya dengan manis. Kalau bisa, Frolline ingin mengomelinya terus menerus. Untung masih mengingat statusnya yang hanya asisten pribadi.

Bibir Frolline terkatup rapat saat melihat mobil yang ditumpanginya masuk ke sebuah apartemen mewah di pusat kota. Tidak sampai di situ, matanya kian membulat sempurna setelah keluar dari private lift dan menginjakan kaki ke dalam penthouse Ditya.

“Anggap saja rumah sendiri!” ucap Ditya melempar kunci mobilnya ke atas rak. Mengekor di belakang mereka, asisten Matt yang tertunduk. Khawatir Frolline akan menyemprotnya karena dianggap melakukan penipuan.

Namun, anggapan Matt salah. Begitu melihat interior rumah Ditya, gadis itu terkesima. Salah satu dinding kaca lebar menampilkan pemandangan langit Jakarta yang panas siang itu sangat menarik perhatiannya.

Kekesalannya semakin menghilang kala menatap private pool yang terletak diluar dinding kaca.

“Cantik sekali!” bisik Frolline.

“Tiga bulan lagi akan menjadi milikmu Nona. Tapi kalau kamu bisa melihat ketulusan hati Tuan muda kami, semua akan menjadi milikmu saat ini juga,” batin Matt, tersenyum.

Terlihat Matt, menyiapkan segelas jus jeruk untuk Frolline. Sesekali tersenyum licik melirik Ditya yang berdiri tidak terlalu jauh darinya. Lelaki itu sedang duduk di kursi bar, membuang pandangannya ke jendela kaca.

Dengan rencana yang tersusun matang, Matt menyerahkan minuman itu kepada asisten pribadi majikannya.

“Minum dulu Nona Fro, sepertinya Pak Ditya masih ada sedikit urusan,” jelas Matt, melirik ke arah rangkaian bunga berukuran raksasa yang tergeletak di atas meja.

Tanpa berpikiran buruk sedikit pun, Frolline menyesap minumannya, sembari menatap kagum ke sekeliling ruangan. Matt memilih menemani gadis itu mengobrol, mengingat Ditya yang terlihat sibuk dengan urusannya sendiri.

Tidak lama, terlihat seorang wanita muda masuk ke dalam penthouse.

“Dia asisaten rumah tangga Pak Ditya,” jelas Matt, menjelaskan tanpa ditanya.

Hampir setengah jam Frolline berbincang dengan Matt. Tidak terlihat pergerakan dari Ditya. Atasannya itu terlihat sibuk sendiri. Masih berkutat dengan ponselnya.

“Matt, kita jadi pergi?” tanya Frolline, memijat pelipisnya yang mulai merasa tidak enak. Matanya terasa berat, sedikit berkunang-kunang.

“Sebentar lagi Nona Fro, menunggu Pak Ditya selesai dengan urusannya.”

***

T b c

Love You All

Terima kasih.

1
Nayy
sweet 😍
alin soebank
gemes sama si Flo gak tegas
bibi
lanjut
堅監.
ini season 2 nya Wira sama naina kok ngilang ya 😢 padahal kangen pengen baca baca mereka lagi
堅監.: yahhh tapi gpp, makasih info nya kak author
total 2 replies
Astrii Zahra
menurutku fro ini bukan polos sih, tp tolol.. secara ga langsung jd pelakor di rumah tangga kk nya sendiri
Vivi Zenidar
wkwwkwk satpol PP
kalea rizuky
wah jd karena ini
Khairul Azam
perempuan bego fro ini
yuni
Luar biasa
yuni
Buruk
Ardiansyah Gg
gk bisa move on dari novel ce weti
ngulang baca lagi
Inan
aku suka semuanya... om pram.. ditya.. wira... aku sukaaaa... tp bara aku ngk begitu suka..
Lince Harni
karya yg bagus,sangat memghibur...ini baca ke 3 x...gs bosan2
reza indrayana
masih bingung nichh ..🤔🤔
AlfES
❤❤❤❤❤
Yuliza Angriani
kalau pram kayak kamu dulunya dit,,,, udah mati kamu ditangan pram
Hairiyani Nurul hairiyani
cerita mat sama rania ada gak kak
Sofwan 123 Muhammad
Biasa
Sofwan 123 Muhammad
Kecewa
Tismar Khadijah
banyak kata2 bijak,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!