'Menikah dengan kakak ipar bukanlah keinginan ku, tapi kenapa?? kenapa pandangan semua orang menjadi kian buruk hanya karena diriku menerima permintaan dari para orang tua demi bisa menyelamatkan mental keponakan ku?? aku-, diriku memang memiliki perasaan terhadap pria itu, tapi aku sama sekali tak memiliki niatan untuk merebut hati pria itu dari siapapun!! diriku bahkan telah lama mengubur perasaan ku dalam-dalam, karena-, ia adalah suami dari seorang wanita yang telah menyelamatkan kehidupan ku ...,'
'Saat langkah serta takdir kehidupan semakin terasa mencekik, kemana lagi aku harus pulang?? bayi yang ku besarkan-, apa aku mampu menyatakan semua kebenaran ini?? tapi jika diriku terus bungkam, bagaimana dengan nasib kak Wimie? wanita lemah lembut yang memungut serta menjadikan ku sebagai seorang adik perempuan yang ia banggakan!! tapi Tuan Louis?? aku-, getaran hatiku masih saja sama saat ia tiba-tiba menggenggam tanganku untuk pertama kalinya!! apa aku egois??' ~Hannah~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hubungan Perjodohan Yang Menyakitkan!!
Hari masih berkabut!! matahari bahkan masih malu-malu untuk menampakkan diri serta memancarkan sinarnya.
Namun Hanz Volksraad-,
Pria itu tampak menguap berkali-kali sembari menyandarkan kepala di dalam hypercar miliknya, tatapan nya nampak waspada dalam memperhatikan sebuah pintu gerbang dari kediaman yang cukup mewah.
Bukankah wanita tua itu berkata Hanni biasa keluar pada jam segini untuk sekedar memeriksa tempat pembuangan sampah di samping kediaman Ferdinand?? apa aku ketiduran?? rasanya tidak mungkin,
Tubuh jangkung pria itu kembali melengkung demi bisa melakukan peregangan kecil didalam kendaraan.
Tak berselang lama-,
Netra Hanz pun terbelalak!! pupil mata hazel itu melebar karena langkah kaki seseorang yang tiba-tiba melintas muncul.
Hanni!???
Membuka pintu kendaraan dengan tak sabar!! Hanz Volksraad seketika meraih lengan kurus dari gadis yang telah ia nantikan selama berjam-jam.
"Kemana saja dirimu, Hanni??"
"Astaga, Hanz!!???"
"Eeeheemm!! kau bisa mengenali suara ku dengan sangat baik!!" Hanz justru terkekeh!! ia tetap mendekap tubuh Hannah dan meletakkan dagu pada pundak sang gadis tanpa ragu.
"Hanz!!!! tolong jangan bersikap seperti ini!!"
"Apa salahnya!??" pria itu akhirnya kembali berdiri tegak saat Hannah mendorong pelan tubuh jangkung nya.
"Apa salahnya kau bilang?? kau-,"
"Aku merindukanmu!! kau tahu, restoran sangat sepi saat dirimu tidak hadir disana!! semua terasa kosong dan hampa!!"
Oh Tuhan!! bagaimana ini!? Hanz-, dia memang selalu bersikap semaunya bukan???
Hannah menarik nafas perlahan, ia memejamkan mata sebelum akhirnya menarik pergelangan tangan sang pria dengan terburu-buru.
"Mmmm-, sepertinya kau sangat merindukan diriku ya??"
"A-apa?? apa yang kau katakan Hanz!?? tolong berhentilah berbicara omong kosong!!"
"Omong kosong yang mana?? aku bahkan sangat ingin menghajar seseorang yang bisa menghabiskan waktu tengah malam dengan mu!!"
Langkah kaki Hannah seketika terhenti! ia menatap Hanz dengan raut wajah sinis, gadis itu memperhatikan sekitar dan akhirnya mampu menyimpulkan sesuatu atas pernyataan dari lisan Hanz. Sebuah kendaraan Rolls-Royce spectre berwarna putih yang terparkir tak jauh dari posisi ia berdiri, hal itu kembali membuat Hannah dilanda rasa kesal.
"Apa kau memata-matai ku??"
"Memata-matai??"
"Katakan!!!"
"Bagaimana jika itu benar??"
"Hanz!!!"
"Aku mencintaimu, Hanni!!"
"Apa hubungan mu dengan Nyonya Manager berjalan dengan tidak baik??"
"Begitulah!! aku membutuhkan dirimu untuk bisa menangani wanita itu!! akan ada imbalan yang cukup besar!! aku janji!!"
Hannah yang menampilkan raut wajah masak justru membuat Hanz kian bersemangat dalam menampilkan wajah manis dihadapan sang gadis.
Aaaah!! kenapa aku harus menyatakan bahwa diriku bersedia untuk membantunya kala itu??
"Baiklah, katakan!!"
"Setidaknya-, temani aku untuk menghadiri makan malam yang akan diselenggarakan oleh keluarga kami!! kau tahu?? aku sungguh tidak menginginkan Money Rose!! dia terlalu tua untuk ku, Hanni!!"
"A-apa?? apa kau yakin?? tidak Hanz!!!"
"Ayolah Hanni!! hanya dirimu yang bisa membantu ku!! kau tahu-, aku sungguh tak pandai berbasa-basi dengan wanita lain!!"
Apa Hanz juga menjalani sebuah hubungan karena perjodohan dari para orang tua?? jika memang benar demikian, aku merasa kasian padanya juga Nyonya Manager, aku-, tak ingin jika sampai Nyonya Manager mengalami hal yang sama dengan ku!! diabaikan oleh suami sendiri dan tak memiliki hak untuk menuntut sebuah perhatian ataupun kasih sayang!! hubungan hasil perjodohan itu cukup menyakitkan!! tapi-, Nyonya Manager bukanlah wanita seperti ku!! ia memiliki power yang jauh lebih besar!! lalu bagaimana dengan Hanz?? tunggu-, apa masing-masing dari mereka telah memiliki kekasih?? haruskah aku mengiyakan permintaannya??
"Hanni-, what's wrong??"
"Entahlah Hanz!!! aku sungguh tak ingin ikut campur dengan masalah orang lain!! maaf!!"
"Tunggu!!! Hanni!! jika kau tidak memberikan jawaban, aku tidak akan ragu untuk menemui suami juga keluarga besar mu!!!"
"A-apa??"
Seringai senyum seketika terlampir di bibir Hanz Volksraad, pria itu kembali menikmati ekspresi menggemaskan dari wajah kesal Hannah.
Aku harus memaksa mu Hannah!! aku sungguh tidak bisa lagi diam dan menyembunyikan diriku,
*****
"Apa benar grandpapi akan meninggalkan kota Bracthislava petang nanti??!!" celotehan dari bibir mungil Leah seketika membuat para orang tua mengalihkan pandangan terhadap nya.
"Oh Leah ku sayang!! sebenarnya grandpapi tak ingin melakukan nya, tapi-, beberapa undangan dari rekan bisnis masa muda dari grandpapi dulu, kami memiliki sedikit kepentingan yang harus dibahas, jadi-, ya!"
"Yaaah!! kami pasti akan sangat kesepian!! tapi-, tak apa!! kami bisa tidur lagi bersama Honig nanti malam!!"
"Leah, Fabio, akan lebih baik jika nanti malam kita tidur bersama!!"
"A-apa?? maksud daddy-,"
"Kalian bisa tidur bersama kami, sayang!!" Wilhelmina yang turut membuka suara seketika membuat Leah dan Fabio mengernyitkan dahi, kedua bocah itu kembali berlari menjauh dan menghilang dibalik pintu ruang bermain.
Canda tawa dari kedua belah pihak keluarga yang kambali terdengar di area meja makan pagi itu sama sekali tak membuat Hannah terusik, gadis itu masih saja sibuk dengan aktifitas yang ia geluti meski bibi Buzaya juga berada tak jauh dari posisi ia berdiri.
"Apa Nona membangunkan anak-anak lebih pagi??"
"Tidak bi-, Leah dan Fabio, mereka tiba-tiba telah berjalan menyusuri anak tangga saat saya kembali dari memeriksa area tempat pembuangan sampah!"
"Apa ada sesuatu yang aneh Nona!??"
"Apa?? maksud bibi?"
"Tidak!! maksud-, saya!! Anda berada di luar pintu gerbang cukup lama tadi pagi, jadi-, saya sedikit khawatir!!" bibi Buzaya tampak berbicara kikuk tatkala Hannah memberikan atensi sepenuhnya untuk dirinya.
"Tak apa bi! saya baik-baik saja!! saya ..., tidak akan kabur!!" Hannah tersenyum lembut sebelum akhirnya kembali menghadap pada teflon pemanggang dan meraih butter.
Nona ..., ia pasti merasa sangat kesulitan!! tapi, apa daya ku??
Tak lebih dari 15 menit!!
Hidangan yang telah lengkap tersedia di atas meja makan akhirnya mengundang Edmun untuk turun bersama kedua putra-putri Louis Ferdinand.
"Selamat pagi ayah, ibu!! dan-, Nyonya serta Tuan Gregory!! ku harap hari ini tidak terlalu menyebalkan!!"
"Jaga bicara mu, Edmund!!"
"Sudah lah ayah!! Edmund-, apa kau begadang semalaman??!!" Wilhelmina yang menyadari mata panda sang adik seketika melontarkan pertanyaan.
"Entah!! mungkin!!"
"Kau ini!! seharusnya dirimu mencoba untuk lebih menghargai diri sendiri, Ed!!!"
Edmund kembali acuh!! pria itu justru mengusap wajah dengan kasar sebelum akhirnya mendaratkan bokong diatas kursi meja makan.
"Leah, Fabio!! jangan terus berlarian seperti itu sayang!! duduk lah bersama mommy!! mommy akan-,"
"Tidak!! kami ingin breakfast bersama Honig!!"
"Fabio-,"
"Lepas!!! aku tidak ingin bersama mommy Wimie!! aku hanya akan makan bersama Honig!!!" pria kecil yang terus meronta dalam dekapan nya, akhirnya membuat Wilhelmina mengendurkan dekapan, wanita itu melepaskan Fabio sang putra dengan dada sesak.
Para penghuni meja makan pun tampak turut hening dengan memasang wajah iba, Louis Ferdinand yang melirik sepintas ke arah kedua orang tuanya akhirnya beranjak, pria itu menghampiri Leah dan juga Fabio yang nampak menarik-narik apron yang terpasang di tubuh Hannah.
"Sayang,"
"Tidak daddy!! daddy makan saja disana!! kami tidak ingin membuat Honig kesepian!! kami ingin menemani Honig untuk menikmati makanan pagi ini!!! pergilah dad!!!"
Tubuh tegap Louis Ferdinand nampak melemah, ia bahkan sedikit membuat pergerakan mundur saat telapak tangan mungil Fabio terus mendorong serta melarang nya untuk mendekati Hannah.
"Fabio, Leah, bisakah kalian mendengarkan Honig kali ini??" suara lembut yang keluar dari bibir Hannah seketika membuat kedua bocah itu memutar tubuh dan memperhatikan paras cantik sang ibu sambung yang tengah mensejajarkan tinggi tubuh dengan mereka.