NovelToon NovelToon
From Hell To Absolute

From Hell To Absolute

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Ia dulu adalah Hunter Rank-S terkuat Korea, pemimpin guild legendaris yang menaklukkan raid paling berbahaya, Ter Chaos. Mereka berhasil membantai seluruh Demon Lord, tapi gate keluar tak pernah muncul—ditutup oleh pengkhianatan dari luar.

Terkurung di neraka asing ribuan tahun, satu per satu rekannya gugur. Kini, hanya dia yang kembali… membawa kekuatan yang lahir dari kegelapan dan cahaya.

Dunia mengira ia sudah mati. Namun kembalinya Sang Hunter hanya berarti satu hal: bangkitnya kekuatan absolut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17- Api yang Tak Padam

Langkah kaki Jinwoo bergema pelan di sepanjang jalan setapak yang remang. Malam itu sunyi, hanya suara angin yang membawa aroma asin dari laut yang sesekali mengusik telinganya. Di punggungnya, Holy Staff yang sudah usang menempel erat, seperti sebatang pohon tua yang pernah melihat ribuan peperangan.

Ia menoleh sedikit, merasakan permukaan kayu yang retak namun masih terasa hangat, seolah tongkat itu menyimpan ingatan dan perasaan sendiri. Napasnya terhembus perlahan.

“Hah… entah kenapa, dengan begini aku sedikit merasa tenang.”

Senyum samar muncul di bibirnya, meski hanya sesaat.

Namun senyum itu segera lenyap ketika ia berdeham kecil.

“Bukan berarti aku pilih kasih pada Selene,” gumamnya lirih, seakan berbicara kepada seseorang yang jauh di atas sana.

“Aku harap… kalian bertiga memaklumi aku di atas sana.” Ia berhenti sejenak, menatap ke langit yang dipenuhi bintang redup.

“Aku mencintai wanita, bukan pria.”

Ucapan itu terdengar ringan, bahkan sedikit bercampur gurauan. Tapi begitu kata mencintai keluar dari bibirnya, langkahnya langsung terhenti. Sebuah rasa asing, dingin dan hangat sekaligus, menjalar di dadanya.

“Mencintai, ya?” bisiknya, suara itu hampir tertelan oleh malam.

Ia menatap kedua tangannya, seolah mencari sesuatu yang hilang.

“Aku sudah… lupa bagaimana rasanya.”

Untuk beberapa saat, dunia terasa hening. Hanya bayangan samar-samar dari masa lalu yang menari di benaknya, bayangan wajah seseorang yang sudah lama tiada. Ia menggeleng pelan, mengusir pikiran itu, lalu kembali melangkah.

Beberapa menit kemudian, suara riuh memecah keheningan.

“Cepat panggil ambulans!” teriak seseorang.

“Ada orang sekarat di sini!”

Jinwoo mengerutkan kening, langkahnya melambat. Sebagai seorang Hunter, ia sudah terbiasa melihat kekacauan, tapi nada panik dalam suara itu… berbeda. Ada sesuatu yang membuatnya tertarik.

Ia mempercepat langkah, lalu menerobos kerumunan orang yang membentuk lingkaran. Bau darah yang menyengat langsung menusuk hidungnya. Dan saat ia melihat pemandangan di tengah lingkaran itu—

Mata Jinwoo membelalak.

Di hadapannya, seorang pria tergeletak tak berdaya. Wajahnya sudah hancur hingga sulit dikenali, tulang-tulang kakinya bengkok tak wajar, dan satu lengannya… hilang. Tubuhnya dipenuhi luka yang begitu parah hingga tampak mustahil ia masih bernapas. Tapi Jinwoo tahu siapa dia.

“Ethan…” suaranya rendah, tapi penuh tekanan.

Kerumunan terdiam sesaat saat Jinwoo melangkah maju. Ada aura dingin yang memancar dari dirinya, membuat orang-orang tanpa sadar memberi jalan.

“Aku mengenalnya,” kata Jinwoo singkat.

Ia berlutut di samping tubuh itu dan menopangnya dengan hati-hati.

Ethan bergerak lemah, matanya sedikit terbuka. Kesakitan yang luar biasa tergambar jelas di wajahnya, tapi begitu melihat siapa yang ada di hadapannya, matanya membesar.

“Tu… tuan Jinwoo?” suaranya lirih, hampir tak terdengar.

Jinwoo hanya mengangguk pelan.

Ethan tersenyum samar meski bibirnya pecah dan berdarah.

“Ternyata… penampilan anda bisa berubah drastis begini, ya?” gumamnya lemah, sebelum batuk keras hingga darah keluar dari mulutnya.

Jinwoo menatapnya dalam-dalam, suara yang keluar dari bibirnya penuh ketegasan.

“Kenapa kau bisa seperti ini?”

Nada itu seperti bilah pedang yang siap menebas.

“Siapa yang melakukannya?”

Ethan menggigil, matanya berkaca-kaca.

“Itu… orang-orang dari ayah Kevin, Leonard. Yang pernah kuceritakan pada Anda,” jawabnya lirih, setiap kata seperti pisau yang menggores tenggorokannya.

“Dia adalah salah satu orang berpengaruh di asosiasi Hunter…”

Mendengar nama itu, mata Jinwoo menyipit. Ada amarah dingin yang berputar di balik sorot matanya.

“Apa yang membuat mereka melakukan ini padamu?” tanyanya sambil merogoh sakunya.

Ethan mencoba bicara, tapi suaranya hampir tak keluar.

“Mereka… ingin informasi tentang Anda…”

Tanpa berkata-kata, Jinwoo mengeluarkan sebuah botol kecil berisi cairan berkilau—Esensi Jiwa. Ia membuka tutupnya dan meneteskan setetes di mulut Ethan.

Begitu cairan itu menyentuh lidahnya, Ethan merasa sedikit energi hangat meresap ke dalam tubuhnya. Rasa sakitnya berkurang, meski luka parahnya tetap ada.

“Apa… ini?” gumam Ethan dengan mata terbelalak.

“Kenapa tidak kau berikan saja informasi tentangku pada mereka?” tanya Jinwoo, nada suaranya datar namun tajam.

“Jika kau melakukannya, kau tidak akan bernasib seperti ini.”

Ethan tersenyum pahit, lalu batuk.

“Karena… aku tidak ingin Anda terlibat masalah dengan Leonard. Dia… orang yang sangat berbahaya.”

Ia memalingkan wajahnya, air mata bercampur darah.

“Lagipula… Anda adalah penyelamat saya. Jika bukan karena Anda, saya tak akan mendapatkan uang untuk biaya pengobatan adikku…”

Kata-kata itu membuat Jinwoo terdiam.

Ethan menahan rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya, lalu menatap Jinwoo dengan penuh tekad.

“Apa yang akan dikatakan adikku… jika aku berkhianat pada Anda?”

Suaranya pecah di akhir kalimat. Dan kemudian, Ethan menangis—tangisan yang terdengar seperti jeritan seorang pria yang sudah kehilangan segalanya.

“Tuan Jinwoo…” ia tersengal, tubuhnya mulai melemah.

“Apakah… saya bisa meminta pertolongan Anda sekali lagi? Ini yang terakhir…”

Ia tersenyum pahit. “Mungkin ini egois… tapi ini permintaan seorang kakak… demi masa depan adiknya…”

Jinwoo menunduk, suaranya lembut tapi tegas.

“Katakan.”

Ethan menarik napas dalam, lalu dengan sisa tenaga terakhirnya berkata,

“Tolong… selamatkan adikku dari para bajingan yang sedang menuju padanya. Aku tidak ingin… adikku bernasib sama seperti aku…”

Begitu kata-kata itu keluar, mata Ethan perlahan tertutup. Tubuhnya terkulai lemas di pelukan Jinwoo.

Sejenak, dunia terasa berhenti.

Jinwoo mematung, matanya kosong. Lalu, seperti bayangan yang ditarik dari dalam dirinya, ingatan lama muncul—wajah Takeshi, seorang pria yang juga pernah memintanya hal yang sama: “Kalau aku gugur di dungeon sialan ini..tolong jaga adikku… yang berada di Jepang.”

Ingatan itu menghantam Jinwoo seperti palu godam. Dadanya terasa sesak. Ia mengepalkan tangan hingga buku-buku jarinya memutih.

Dari kejauhan, suara sirine ambulans semakin mendekat. Lampu merah dan biru mulai memantul di dinding-dinding sekitar. Tapi Jinwoo tidak bergerak. Ia menatap tubuh Ethan yang terkulai, lalu berdiri perlahan.

Wajahnya kini dingin—bukan lagi wajah seorang manusia, melainkan predator yang siap mengoyak siapa saja yang berani menantangnya.

“Tenang saja,” katanya pelan, nyaris seperti bisikan namun penuh tekad.

“Dengan Esensi Jiwa, kau akan perlahan membaik… dan masih bisa melihat adikmu lagi.”

Ia menarik napas dalam, lalu mengangkat kepalanya, menatap ke arah gelap tempat Leonard dan orang-orangnya berada. Aura hitam mulai merembes dari tubuhnya, membuat udara di sekitarnya bergetar.

“Dan untuk para bajingan itu…”

Senyum dingin terukir di wajahnya.

“Aku tak mengira akan sampai seperti ini karena kenaifanku.”

Matanya menyala seperti bara api.

“Dulu kupikir… dengan mengampuni nyawa mereka, itu bisa menjadi pelajaran berharga. Tapi ternyata…”

Suara Jinwoo berubah menjadi geraman penuh amarah.

“Manusia… memang makhluk yang menjijikkan sejak awal.”

Dalam sekejap, tubuhnya menghilang.

Saat ambulans tiba dan para petugas medis bergegas menangani Ethan, yang tersisa hanyalah jejak samar dari kekuatan gelap Jinwoo, dan hawa mencekam yang membuat semua orang merinding tanpa alasan.

1
Rudik Irawan
nanggung banget
RDXA: hehe/Blackmoon/
total 1 replies
Rudik Irawan
up terus Thor
Ilham bayu Saputr
mantap
Ilham bayu Saputr
crazy up thor
RDXA: insyaallah, terimakasih atas dukungannya 💪
total 1 replies
Rudik Irawan
sangat menarik
Rudik Irawan
lanjutan
mxxc
lanjut bg
Rudik Irawan
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!