NovelToon NovelToon
Aku Hanya Putri Palsu

Aku Hanya Putri Palsu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti
Popularitas:174.2k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

Sivania Amelia merupakan putri dari keluarga konglomerat. Tanpa kasih sayang orang tua dan perhatian dari semua orang membuatnya menjadi sosok arogan.

Hingga suatu hari dirinya menemukan sebuah buku novel di lorong sekolahnya. Buku dimana dirinya menjadi tokoh antagonis. Seorang putri palsu yang berusaha keras untuk membunuh putri asli. Tapi berakhir dengan kematian tragis.

Anehnya, semua nama tokoh di buku itu merupakan anggota keluarganya. Satu persatu kejadian dalam buku benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Sebuah buku dengan akhir cerita kematiannya yang penuh derita.

Tapi satu hal berbeda, hati Sivania telah membeku, meninggalkan keluarganya untuk diberikan pada putri asli.

Ini bukan miliknya, maka dirinya akan membuang segalanya. Tapi kenyataan lain terbongkar membuat keluarganya memohon agar Amelia kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bantuan

Pada akhirnya Tiara hanya mengangguk."Tadi ada semut, aku sempat terjatuh ke parit. Sakit sekali, kakiku juga terkilir." Kala air mata itu mengalir, Tristan tidak dapat berkata-kata. Menghelat napas memapah Tiara yang pura-pura pincang.

"Nanti saat kembali ke sekolah, kita ke apotik dulu, membeli obat untuk lehermu." Tristan menghela napas, meraih sepatu Tiara berusaha untuk percaya. Mungkin benar Tiara terkena gigitan semut.

"Kita kembali ke sekolah?" Tanya Tiara mengingat dirinya yang... astaga kain segitiganya.

"Tentu saja, kalau aku bolos sekali saja aku akan dibunuh oleh ayahku." Jawab Tristan mengingat bagaimana ayahnya murka beberapa minggu yang lalu.

Tiara hanya mengangguk, menghela napas ini benar-benar memalukan bagian lebih baik bolos saja daripada merasa tidak nyaman.

"A...aku bisa jalan sendiri." Ucap Tiara, bagaikan berusaha berjalan normal. Padahal kakinya sama sekali tidak apa-apa.

Cukup jauh hingga tiba di tempat mobilnya terparkir."Kamu bisa menyetir sendiri?" Tanya Tristan membukakan pintu.

"Bisa, nanti aku pelan-pelan." Tiara berusaha memendam kegugupannya. Gila! Kenapa Tristan mengikutinya hingga ke tempat ini?

"Aku akan mengikutimu dari belakang." Pada akhirnya Tristan kembali menaiki motornya sendiri. Kala mengenakan helm banyak hal yang terasa janggal baginya.

Ini adalah area hutan jati. Bunga liar jarang terlihat, jikapun terlihat itu hanya dekat parit yang lembab. Lagipula bunga liar yang bahkan tidak cantik sama sekali. Mengapa Tiara dapat begitu mudah tertipu oleh Amelia? Jika ini perbuatan Amelia, sudah pasti akan ada perangkap. Atau diam-diam mengirim orang untuk membully Tiara.

Tapi... terlihat kacau karena mencari bunga liar agak... goblok?

Satu lagi, tanda di leher Tiara kenapa tidak ada tanda bulatan kecil seperti digigit semut pada umumnya. Hanya tanda merah bagaikan keganasan seseorang berhubungan. Temannya yang melakukan hubungan di luar nikah juga pernah memiliki tanda serupa. Ada lagi, mobil berwarna hijau tua milik siapa?

Kembali Tristan menggeleng, apa ini perangkap Amelia? Entahlah tapi pada kenyataannya Tiara hanya sendirian di hutan jati. Tidak ada satu orang pun di sana.

Sementara, tidak ada yang menyadari Roni baru saja kembali dengan tubuh yang basah, membawa kain segitiga bermuda. Matanya menelisik menyadari Tiara sudah tidak ada.

Pemuda yang berlari dengan cepat menuju mobilnya. Namun, Roni terdiam sejenak, menatap mobil berwarna kuning pisang melaju diikuti sebuah motor sport bewarna biru tua.

Tidak lama sebuah pesan masuk di handphonenya yang berada dalam mobil.

'Kak Roni, maaf... Amelia mengirim temannya untuk menyelidikiku. Aku harus kembali ke sekolah.'

Roni diam tertegun mengepalkan tangannya. Masih memegang kain segitiga. Kemudian melemparkannya ke tanah, emosional.

"Amelia sial!"

***

Saat ini_

"Pasti karena alergi nanas. Lihat saja lehernya merah." Kalimat dari Amelia menatap tanpa ekspresi ke arahnya. Bukan tanpa ekspresi sejatinya. Lebih mengarah ke senyuman menyeringai.

Tiara menunduk, kemudian menggeleng pelan."Sa...saya digigit serangga."

"Di gigit serangga? Karena itu kamu terlambat." Sang guru memijit pelipisnya sendiri.

Tiara menggeleng, gadis yang menunduk memilin jemari tangannya sendiri."I...ini bukan sepenuhnya kesalahan Amelia."

"Memang bukan salahku. Tanganku bersih." Kalimat dari Amelia menyela.

"Amelia! Stt... bapak ingin mendengar penjelasan Tiara." Ucap sang guru pada Amelia. Siswa yang terkenal paling suram.

"A.. Amelia tidak terlibat. Ini sungguh-sungguh, a...aku hanya ingin mencari hadiah bunga untuk ibu kandungku. Amelia mengatakan ibuku menyukai bunga liar dekat hutan jati jadi---" Dengan sengaja Tiara tidak melanjutkan kata-katanya. Berpura-pura menangis terisak.

Membuat semua orang iba.

"Amelia kamu keterlaluan!" Titania memprovokasi, menggiring opini.

"Benar! Gila saja aku punya teman sekelas psikopat seperti ini. Lebih baik ibuku menyebarkan berita ini di group sekolah. Agar komite mengajukan protes." Yona mengangkat sebelah alisnya.

Beberapa siswa terdengar sedikit berbisik. Sudah jelas kemana angin akan berhembus. Tentu saja mereka akan membela Tiara.

"Amelia kali ini sudah keterlaluan."

"Benar! Bagaimana jika ada binatang buas."

"Lihat pakaian Tiara kotor, terlihat kelelahan. Benar-benar siswa baik. Bahkan disaat seperti ini masih ke sekolah."

"Alergi... bukankah itu tanda cinta...nama ikan mainan anak-anak."

Mungkin hanya beberapa yang sadar, tanda di leher Tiara jauh dari kata alergi. Mungkin akan menjadi sebuah gosip yang semakin menggila lagi, pasalnya Tiara terlihat kembali bersamaan dengan Tristan.

Hingga tidak lama kemudian Tristan datang.

"Kamu juga terlambat?" Tanya sang guru.

"Maaf! Saya mencari Tiara." Tristan yang baru sampai menghela napas kasar.

"Paling juga mereka berdua membuat anak." Kalimat celetukan dari Amelia membuat Tristan mengepalkan tangannya.

"Kami tidak melakukan apapun. Bukankah kamu ingat, aku pergi mencari keberadaan Tiara yang kamu buat tersesat." Tristan berusaha keras untuk tersenyum. Menyimpan rasa kesal.

"Amelia jangan begitu, aku tau kamu cemburu padaku dan Tristan. Tapi jangan menyebarkan gosip yang tidak benar." Tiara berteriak membela Tristan, bagaikan kelinci putih kecil yang gemetar.

Tapi siapa di sekolah ini yang dapat mengalahkan pesona sayap malaikat?

"A...aku tidak tau, benar-benar tidak tau. Tapi, kenapa kalian selalu menuduh Amelia tanpa bukti." Savier berucap dengan nada suara bergetar, setetes air matanya mengalir."Tidak apa-apa jika kalian membullyku. Tapi aku mohon jangan merusak nama baik Amelia. A... Amelia memang terkadang tidak bisa menjaga perkataannya. Tapi di dalam hatinya baik... benar-benar orang yang baik dan hangat."

Kala sayap malaikat telah melindungi, siapa yang tidak akan iba.

"Savier... terimakasih. Hanya kamu yang paling mengerti." Amelia menatap ke arah kekasihnya. Begitu baik, dan polos. Sungguh kasihan, bahkan air mata Savier sampai mengalir.

Amelia yang hatinya sekeras batu saja dapat luluh. Apalagi sang guru.

"Kalian sudah terlambat. Tidak peduli karena siapa, tata tertib harus tetap ditegakkan. Sekarang kalian bersihkan kamar mandi. Kemudian buat salinan saya tidak akan terlambat lagi, sebanyak 100 salinan." Hukuman yang diberikan sang guru, membuat Tiara hanya dapat melangkah bersama Tristan.

Tapi ada yang aneh dengan Tristan saat ini. Seperti sedikitpun menjauhinya.

"I...ini benar-benar digigit semut. Aku tidak bohong, kenapa semua orang selalu berprasangka buruk padaku." Curhat Taira pada Tristan.

"Aku akan percaya padamu." Tristan menghelat napas, memegang jemari tangan Tiara. Menyimpan banyak keraguan dan tanda tanya dalam hatinya.

Tiara sendiri... menyimpan rasa dingin di balik rok sekolahnya. Akibat kain segitiga yang lenyap.

***

Sepasang siswa yang dihukum membersihkan toilet sekolah. Benar-benar sial! Itulah yang ada dalam benak Tiara. Seharusnya dirinya pulang saja, daripada berangkat ke sekolah tapi dihukum.

Lagipula sampai saat ini dirinya masih tidak mengenakan apapun di balik roknya. Rasa yang benar-benar tidak mengenakan. Bagaimana jika ada yang tahu?

Tidak boleh ketahuan hanya itulah yang ada di otaknya. Hingga sebuah pesan masuk dari handphonenya kala dirinya tengah membersihkan kamar mandi bersama Tristan. Sebuah pesan dari Roni.

'Aku menunggumu di belakang sekolah. Sudah membawakan pakaian dalam baru. Maaf! Semua salahku yang sudah terlalu agresif.'

1
Etty Rohaeti
semangat Thor
sehat sehat terus Thor
🌸Ar_Vi🌸
semangat kakak 💪
kriwil
hidup.nya di bik8n goblok hanya karno vlot vlot 🤣
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
semangat thor ....💪💪💪💪💪💪💪
Ufi Yani
sehat2 ka ko.... smgt.... smg real life lncar nvelpun lncar....
Ummah Intan
semangat thor semoga semua urusannya dilancarkan
Irsyad layla
lama Nggak update tapi yg di upload cuma 1 ya thor😄
Retno Palupi
akhirnya...
Heni Mulyani
lanjut 💪
Ayu Rahayu
semangat thor🙏🙏
Rahma Intan
lanjutkan lagi Thor semakin seru 💪😘😘😘😘😘😘😘
Miaaaoowww😸
wewwww....
ada juga yg lagi usaha cari aman🤣🤣🤣
Nur Wahyuni
pasti tiara mau merubah isi novel dan lebih memilih savier karena tau klo savier orang kaya
Eka suci
woke Thor 👍👍 sehat sehat ya
Nada She Embun
makasih sudah up Thor.... 💪
Indar
nyari aman nih ci Tiara setelah membaca novel vol 2 tp maaf yah savier cuma mencintai Amelia 😏 dan makasih updatenya dan ditunggu kelanjutannya kak Thor 🤗🤗
yumin kwan
penasaran, apa yg dibaca Tiara sampe berubah incar savier
Ani Da
semangat kk kopahu semoga sehat selalu
Ani Da: kk kohapu🙏🙏
total 1 replies
Sulati Cus
klu anabelle nyemplung sumur anak mak kunti ikutan nggak? 😅
Nureliya Yajid
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!