Novel ini hanya sebuah karya fiksi belaka...
Ada banyak adegan kejam dan 21(+)... Silahkan bijaksana dalam membaca...
~**~
Tubuh Claire membeku. Memang ia diajari seni bela diri oleh sang nenek. Tetapi Claire sama sekali tidak pernah menggunakannya, Claire selalu mencari aman dengan selalu menyendiri. Dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup Claire ia melihat kejadian sesadis itu.
Usai mencabut belati tersebut dari tubuh si pemuda, Keenan menatap ke arah Claire. Nafas Claire semakin tak terkendali. Denyut jantungnya bahkan berdetak dengan cepat. Claire pikir Keenan akan mendatanginya dan melakukan sesuatu kepadanya. Tetapi Keenan hanya menatap dingin ke arah Claire. Ia sama sekali tidak melakukan apa pun pada Claire.
Berawal dari kejadian itu, kehidupan Claire berubah menjadi seperti lorer coaster yang penuh dengan teka teki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 22
Queen pulang ke kediaman Miller hanya untuk mengambil Blackie. Queen tak mau sampai Blackie ditinggal di kediaman sang daddy.
“Nona akan pindah ke apartemen malam ini juga?” tanya kepala pelayan saat melihat Queen bersama dengan Blackie turun dari lantai dua.
“Iya… mommy dan daddy sudah tahu akan hal ini” balas Queen.
Malam ini Queen tinggal membawa beberapa barang saja, karena hampir semua barang Queen sudah di pindahkan ke apartemen beberapa hari yang lalu.
“Baik nona!” kepala pelayan lantas mengantarkan Queen sampai ke depan.
Queen berangkat ke apartemen dengan mengendarai mobil sendiri. Padahal ia sebenarnya belum lama bisa menggunakan mobil. Queen hanya bermodalkan nekat saja. Ia belajar mengendarai mobil hanya melalui simulasi dalam permainan game. Lalu beberapa waktu yang lalu, Queen meminta Liam untuk mngajarinya menggunakan mobil. Namun alasan yang Queen gunakan adalah ia takut lupa, bukan karena tidak bisa. Sebab semua orang tahu jika Queen bisa mengendarai mobil.
“Huh! Kau bisa Claire!” ucap Queen sebelum mengendarai mobil milik Kyra.
Perlahan ia menerapkan apa yang sudah ia pelajari. Ia berusaha untuk santai dan relaks. Beruntung kemarin Queen sempat mencoba dengan Liam, jadi saat ini ia tidak terlalu tegang.
Perjalanan dari kediaman Miller ke apartemen harusnya bisa ia tempuh dalam waktu kurang lebih tiga puluh menit. Tapi karena ia masih terhitung belajar, jadi Queen tiba di apartemen memerlukan waktu hampir empat puluh lima menit.
“Aku harus membeli alat simulator untuk melancarkan keahlian mengemudi ku!” ucap Queen begitu ia tiba di basement apartemennya.
“Ayo kita turun Blackie!” ucap Queen sambil membukakan pintu samping kemudi. Blackie berjalan dengan santai di samping Queen tanpa adanya pengaman tali di leher Blackie. Beruntung Blackie sangat patuh pada Queen jadi Queen sama sekali tidak khawatir.
“Selamat malam nona!” sapa security yang berjaga di lantai satu.
“Malam sir!” balas Queen.
Satpam tersebut menatap Blackie dengan tatapan ngeri – ngeri sedap. Ia membayangkan bagaimana jadinya jika hewan itu sampai terlepas. Dan tanpa sadar security tersebut sampai mengusap lehernya karena takut di terkam.
“Tenang saja sir! Dia tidak akan melakukan apa pun tanpa perintah saya” lanjut Queen dengan wajah tersenyum melihat security tersebut ketakutan.
Queen lantas langsung naik ke apartemennya karena ia sudah tahu dimana letak apartemennya jadi Queen tak lagi bertanya dengan security tersebut.
“Nah mulai saat ini kita berdua akan tinggal di sini!” ucap Queen sambil mengusap badan Blackie.
“Kau istirahat di sini! Aku akan mandi dulu!” Queen mengantarkan Blackie di kandangnya lalu masuk ke dalam kamar.
Akhirnya Queen bisa bernafas dengan tenang karena jauh dari semua orang. Jujur sebenarnya beberapa bulan kemarin tinggal di kediaman Miller, Queen merasa tertekan karena mereka semua adalah orang baru dalam hidup Queen.
Selesai membersihkan diri, Queen merasakan perutnya lapar. Dan Queen baru ingat juga jika kulkasnya sama sekali belum ia isi apa pun.
“Hahh… terpaksa harus keluar belanja dulu!” Queen menghela nafas lalu mengambil dompet dan kunci mobil.
Brugg..
“Maaf___” Queen terkejut karena tidak sengaja menabrak Bella.
“Huh! Ternyata bisa juga kau mengatakan maaf” sindir Bella lalu melenggang pergi.
Grep!
“Bel, tunggu!” Queen langsung menahan Bella karena ini adalah kesempatan langka baginya untuk bisa berbicara dengannya.
“Lepas! Tak cukup puas kau membuat teman ku koma?” Bella langsung meluapkan kekesalannya pada Queen.
“Dengarkan penjelasan ku Bel!”
“Lepas!” Bella mengehentakkan tangan Queen. Ia merasa sangat jijik harus berbicara dengan Kyra.
Bella sama sekali tidak memberikan kesempatan kepada Kyra untuk berbicara apa pun. Ia langsung pergi meninggalkan Kyra seorang diri. Kyra/ Claire hanya bisa menghembuskan nafas dengan kasar. Hilang sudah kesempatannya untuk bisa menjelaskan apa yang terjadi dengan dirinya.
Queen pulang berbelanja dengan lesu. ‘Kapan lagi aku memiliki kesempatan untuk berbicara dengannya?’ gumam Queen dalam hati.
Ting!
Queen memasuki lift sambil melamun. Bahkan ia sampai tidak menyadari jika Keenan dan Alfred di dalam lift tersebut. Alfred langsung menyenggol bahu Keenan begitu melihat Queen berada di satu apartemen dengan mereka berdua.
“Tunangan mu memiliki apartemen di sini Ken?” bisik Alfred pada Keenan. Namun apa yang membuat Alfred penasaran sama sekali tidak menjawabkan. Keenan tidak menjawab ucapan Alfred, ia hanya diam dan menatap Queen.
Ting!
“Aku duluan!” ucap Alfred kala pintu lift terbuka.
Kini tersisa Queen dan Keenan saja di dalam lift tersebut. Dan Keenan masih dalam posisi yang sama. Ia berdiri di belakang Queen sambil bersedekap dada sambil menatap Queen.
Ting!
Terdengar suara nafas Queen menghela nafas. Ia lantas keluar dari lift dan langsung masuk ke dalam apartemennya. ‘Ternyata kita bertetangga! Huh, apa yang kau rencanakan saat ini Kyra?’ sebuah senyum licik terbit di bibir Keenan sambil menunggu Queen menghilang di balik pintu apartemennya.
Sesampainya di dalam, Queen langsung meletakkan barang belanjaannya tanpa ada niat untuk membongkar belanjaannya tersebut. Perut Queen yang tadinya terasa lapar, kini rasa lapar itu entah sudah menguap kemana perginya.
“Bella, bagaimana aku harus menjelaskan kepada mu! Kau adalah satu – satunya teman yang aku miliki!” gumam Queen sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia menatap langit – langit kamarnya sambil merenung. Bahkan tanpa sadar, Queen sampai meneteskan air matanya. Berada di dalam tubuh baru justru membuatnya tersiksa. Memang saat ini Queen serba cukup bahkan berlebih, tapi semua itu tak bisa membuat dirinya bahagia. Jika ia bisa memilih, lebih baik ia berada di dalam tubuhnya sendiri sekalipun ia cacat atau koma.
Drrrrrrrrrrrrrrrrttt…
Drrrrrrrrrrrrrrrrttt…
Ponsel Queen berdering, ia mendapatkan panggilan dari Ara. Queen tak langsung menerima panggilan tersebut. Ia hanya diam sambil menatap ke arah layar ponselnya yang terus menampilkan nama mommy Kyra.
Baru pada panggilan ke dua, Claire menjawab panggilan tersebut.
“Hallo mom..”
“Kemana sayang? Kenapa panggilan mommy sampai lama tak di jawab – jawab?”
“Tadi Queen baru mandi mom… nggak dengar. Hp ku taruh di tempat tidur!” jawab Queen.
“Mommy kira kau kemana? Kata Oscar, Queen pindah malam ini ke apartemen?” terdengar dari nada bicara Allura, Allura sama sekali tidak setuju dengan keputusan yang Queen ambil saat ini.
“Benar mom! Bukankah mommy sudah berjanji?” balas Queen tak mau di peralat oleh Ara. Sudah cukup ia di perlakukan seperti boneka.
“Iyaaa… tapi tidak juga langsung malam ini sayang? Mommy khawatir kau di luar sana sendirian!” Ara membuat alasan. Padahal tanpa Queen tahu, Allura sengaja mencarikan apartemen untuk Queen yang dekat atau bahkan yang satu lantai dengan Arthur. Dan kenyataan itu hanya Allura , Alvin dan Darel yang tahu.
“Mommy tak perlu khawatir, Queen bersama Blackie. Besok Queen hubungi mommy lagi. Queen sudah mengantuk mom! Bye!” tanpa menunggu jawaban Ara, Queen langsung mematikan panggilannya setelah selesai membuat alasan dengan sang mommy.
“Haahhh, benar – benar merepotkan!”
Merasakan tubuhnya letih, Queen lantas merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur lagi. dan tak berselang lama, mata Queen sudah terlelap sempurna ke alam mimpi.
Sedangkan di ruangan sebelah, Keenan sedang menikmati mandi malamnya. Otaknya terus beripikir, ‘Tak mungkin kepindahan Kyra ke apartemen ini hanya karena unsur ketidak sengajaan semata.’ Ia menebak pasti semua itu adalah campur tangan dari para orang tua.
Selesai membersihkan diri, Keenan melihat ada notif panggilan masuk ke dalam ponselnya. Keenan lantas menghubungi kembali nomor yang menghubunginya tersebut.
“Bagaimana? Ada informasi terbaru tentang mommy?” tanya Keenan pada orang suruhannya yang diam – diam ia tugaskan untuk mencari keberadaan sang mommy. Mekipun bisnis yang Keenan jalankan memang sudah besar, bahkan bisa di katakan lebih besar dari milik sang daddy tetapi semua itu belum bisa ia gunakan untuk menjatuhkan sang daddy.
“Belum boss, kami baru menemukan petunjuk kecil jika ibu anda sepertinya berada di negara A. Tapi itu belum pasti boss” jawab Noah.
“Baiklah.. susur negara A! Cari meskipun kemungkinannya sangat kecil!”
“Baik boss!”.. “Boss, Sir Luke meminta menghadap sekarang!” lanjutnya lagi.