Rumah tangga Luna yang sangat hangat secara tiba-tiba hancur tanpa aba-aba. Luna mendapati suaminya, Ares, berkhianat dengan sahabatnya sendiri, Celine. Luka yang sangat menyakitkan itu membuat Luna mencari penyebab suaminya berselingkuh. Namun semakin Luna mencari kebenaran, semakin banyak tanda tanya menghantuinya hingga akhirnya Luna memutuskan mengakhiri pernikahan mereka.
Benarkah Ares sudah tidak lagi mencintai Luna?
Ataukah ada suatu kenyataan yang lebih menyakitkan menunggu untuk terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Far, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NURI DATANG?
Tangan Noval mencengkram kuat wanita tersebut. Napasnya terengah penuh emosi.
“Kamu tidak bisa lari lagi!” seru Noval dengan ada tajam. “Beraninya kamu datang kesini diam-diam Celine!”
Noval membuka dengan kasar masker yang dikenakan wanita itu. Noval menatap dengan mata terbelalak. Sosok itu bukan Celine, melainkan seseorang yang seharusnya berada ribuan kilometer dari Noval. Nuri. Tunangannya sendiri.
“Noval sakit! Lepaskan aku!” Nuri berhasil terlepas dari dekapan Noval.
Saat itu juga Noval memeluk Nuri. Rasa rindu dan tidak percaya bercampur jadi satu. Noval mencium kepala Nuri, wanita yang sangat ia rindukan.
“Nuri, kenapa kamu bisa ada disini?” tanyanya.
Nuri menatap Noval dengan sorot mata terluka. ia meraba lengannya yang memerah karena cengkraman kasar tadi. “Kamu pikir aku siapa? Celine? Atau orang jahat yang selama ini kamu ceritakan?”
Noval terdiam, namun tidak banyak kata yang ia ucapkan. Ia langsung menarik Nuri dan membawanya masuk ke dalam unit apartemennya.
Mereka akhirnya duduk diruang tamu. Noval menunduk, sementara Nuri menegakkan tubuhnya, tatapannya masih tajam.
“Aku tidak mengerti Nuri, bagaimana bisa kamu tiba-tiba ada disini? Bukannya kamu sedang banyak pekerjaan disana?”
Nuri menghela napas panjang. “Kamu benar. Aku memang seharusnya ada disana untuk menyelesaikan pekerjaannku. Tapi aku tidak bisa tenang dengan masalah ini Val. Aku khawatir.”
Noval terdiam mencoba mencari kata.
“Noval aku diam bukan hanya mengkhawatirkan kamu. Aku juga mengkhawatirkan Luna,” lanjut Nuri. Suaranya lembut. “Aku lihat bagaimana media sosial heboh tentang perceraian Luna dan Ares, tentang gosip murahan antara kamu dan Luna. Aku tahu betapa kotornya permainan ini. Aku ingin membantu kalian Val. Kalian adalah orang penting di hidupku.”
“Bantu?” seketika Noval terkejut.
Nuri mengangguk mantap. “Ya. Aku ingin ikut melindungi Luna. Aku tahu kamu tidak sekuat itu mengadapinya sendiri.”
Noval meraih tangan Nuri dengan hti-hati. “Aku tahu maksud kamu sangat baik. Tapi tolong, jangan ikut campur masalah ini terlalu dalam. Ini sangat berbahaya. Aku takut sesuatu terjadi pada kamu.”
Nuri menatap Noval dengan sangat dalam, kali ini matanya berkaca-kaca. “Aku lebih takut sesuatu yang tidak aku inginkan terjadi pada kamu. kalau kamu bisas melindungi Luna, kenapa aku tidak bisa melindungi kamu?”
Noval tersenyum memandangi Nuri. Memberikan isyarat bahwa ia mengizinkan Nuri membantunya.
Keesokan harinya, Noval mempertemukan Nuri dan Luna.
Luna terkejut dengan kehadiran Nuri. Dengan cepat ia memeluk Nuri sambil menangis. Nuri mengusap punggung Luna. Mereka berpelukan sangat lama.
“Aku tahu ini berat, tapi aku sangat bangga sama kamu karena kamu bisa melewati ini semua sendiri,” ucap Luna.
Luna dengan cepat melepaskan pelukannya. Ia menggeleng pelan. “Tidak. Aku tidak sendirian. Noval selalu menemaniku. Maafkan aku Nuri, kalau peran Noval sangat besar di masalah ini. Hingga gosip akhirnya keluar.” Suara Luna gemetar.
Nuri menggenggam tangan Luna. “Kamu hanya perlu bertahan Luna. Aku tidak mempermasalahkan gosip yang beredar. Justru aku datang kesini karena khawatir dengan kalian. Aku akan ada di pihakmu. Kita cari kebenaran ini bersama.”
Noval memperhatikan mereka berdua, merasa lega dan bahagia. Namun, jauh di dalam hatinya, ia masih dihantui rasa takut jika Nuri ikut dalam permasalahan ini. Noval tidak ingin wanita yang ia cintai akan ada dalam masalah.
Saat mereka berbincang lebih jauh, Nuri menceritakan apa yang ia lihat tadi malam sebelum dirinya di tangkap tangan oleh Noval.
“Aku sudah mengikuti Ares sejak dua hari yang lalu,” kata Nuri hati-hati. “Dan aku melihat, di dalam permainan bukan hanya ada Celine dan Ares. Ada orang lain di kantor kalian. Aku tidak tahu persis siapa dia, tapi aku yakin dia pasti ada di kantor kalian.”
Noval dan Luna saling pandang, merasa bingung.
“Orang kantor?” gumam Luna. “Siapa?”
Nuri menggeleng menandakan dia juga tidak mengenali siapa orang tersebut.
Malam itu, setelah Nutri kembali ke kamarnya di hotel, Ia sempat mendapati sesuatu yang membuatnya tercekat.
Di depan pintu kamarnya, terselip sebuah kertas kecil. Tulisan yang hampir tak bisa di baca namun dapat di artikan oleh Nuri.
“Berhenti mencari, atau kalian bertiga akan hancur bersama.”
Nuri terdiam, dia sama sekali tidak takut. Ia segera menutup pintu, dan duduk sambil memperhatikan dengan jelas tulisan tersebut. Nuri dapat mengartikan tulisan tersebut tidak dibuat dengan ancaman serius. Dari bentuk tulisannya, orang tersebut sengaja menuliskan sedikit berantakan agar terkesan mengancam.
Di tempat lain, Luna menatap keluar jendela kamar hotel, sementara Noval duduk gelisah di apartemennya, mengkhawatirkan keselamatan Nuri. Mereka tidak tahu bahwa ancaman sudah mulai dekat, dan akan ada permainan baru setelah Nuri masuk dalam masalah ini.
