NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Sang Mafia

Menikahi Adik Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Ivy Cecilia, seorang perawat yang bertugas di salah satu rumah sakit harus rela kehilangan sang suami dalam kecelakaan tunggal saat pulang dari rumah sakit. Pesan terakhir suaminya adalah jasadnya harus dikebumikan di tanah kelahirannya, Tondo, di negara Filipina. Demi rasa cintanya, Ivy pun menyanggupi. Dengan membawa dua anak mereka yang masih kecil, Ivy mengurus keberangkatannya membawa jenazah suaminya ke Filipina. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, Ivi berniat tindak lama di sana. Selesai misa pemakaman Ivi akan kembali ke Indonesia.

Namun, yang menanti Ivy di sana bukanlah sesuatu yang mudah. Bukanlah pertemuan dengan keluarga mertua yang seperti biasa. Kegelapan, darah, amarah, dan jebakan paling menyiksa sepanjang hidupnya sudah menanti Ivy di Tondo, Filipina.

Apakah Ivy berhasil melalui itu semua dan kembali ke Indonesia?

ataukah Ivy terjebak di sana seumur hidupnya?

Ayo, temani Ivy berpetualang di negeri seberang, Filipina, melaksanakan pesan terakhir mendiang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 : Hari pertama di Cebu

Lukas memenuhi janjinya. Sorenya dia membawa Ivy jalan-jalan ke tepi pantai.

"Lukas, pasti sulit menjalankan kursi roda ini di pasir. Aku ingin coba berjalan saja. Ini sudah tidak terlalu sakit," bujuk Ivy

Lukas melepas kacamata hitamnya. Menyisipkannya di kemejanya.

"Asalkan tidak apa-apa dengan kakimu. Kita ada di tempat yang jauh dari rumah sakit. Jangan membuat masalah baru,"

"Aku jamin kakiku sudah bisa dipakai. Tapi aku butuh penopang. Tidak ada kayu atau semacamnya yang bisa dijadikan tongkat," ujar Ivy cemberut.

"Aku yang jadi tongkatmu,"

Ivy menyipitkan matanya, bertanya secara tersirat.

"Kamu bisa menggunakan tanganku untuk topangan. Mau coba?,"

Ivy mengangguk senang.

Lukas membantunya berdiri.

"Pelan-pelan saja. Tanganmu taruh di sini. Kaki yang ini kamu gunakan sebagai tumpuan. Siap?," Lukas mengatur posisi Ivy.

"Siap. Kita coba," Ivy mulai berjalan perlahan sambil bertopang pada lengan Lukas. Di langkah pertama Ivy meringis.

"Kalau sakit, kembali saja ke kursi rodamu," Lukas melihat wajah Ivy menahan sakit.

"Tidak apa-apa. Ini penyesuaian," ujar Ivy sambil memperhatikan pijakan kakinya.

Mereka berdua pun melanjutkan berjalan perlahan menyusuri tepi pantai.

"Mau berhenti dulu? Sepertinya kamu lelah,"

"Iya, ini cukup membuatku berkeringat, hehe," Ivy tertawa kecil. Raut wajahnya menunjukan rasa bahagia. Akhirnya Lukas bisa melihat senyum kebahagiaan itu. Sejak pertama kali tiba di Tondo, Ivy tidak pernah sebahagia ini.

"Sepertinya besok aku sudah bisa berlari," celetuk Ivy

"Jangan gegabah. Ini saja belum lancar," bantah Lukas. Ivi memukul tangan Lukas.

"Kamu suka sekali mematahkan semangatku,"

Mereka melanjutkan lagi menyusuri tepi pantai hingga sunset tiba.

**

Ternyata, kabar pernikahan Lukas bocor ke media massa. Orang akhirnya tahu, putra kedua keluarga Vergara akhirnya menikah. Namun identitas Ivy tidak ditampilkan. Berita hanya menulis, Lukas menikahi wanita Indonesia.

Carmen membanting iPad nya. Artikel yang baru saja dibaca membuat hatinya panas.

"Tidak. Tidak. Tidak mungkin," dia mulai berteriak.

"Lukas kamu tega. Kamu bajingan!! Bajingaaaann!!!," suara Carmen terdengar hingga ke lantai 1 rumahnya.

Tuan Fernando dan Benjamin yang sedang berbincang mendengar teriakan itu.

"Anak itu tidak pernah dewasa. Dia berpikir dia akan mendapatkan semua yang dia inginkan dalam hidup," celetuk Tuan Fernando sambil memasang cerutunya.

"Ayah terlalu memanjakannya," balas Benjamin

"Wajar saja. Dia anakku perempuan satu-satunya," bantah Tuan Fernando.

"Ayah, bukankah pernikahan Lukas begitu mencurigakan?," Benjamin memajukan tubuhnya ke arah Tuan Fernando yang duduk diseberang nya.

"Mencurigakan bagaimana?,"

"Pernikahannya hanya dilaksanakan di mansion mereka dan tidak mengundang satu pun tamu dari luar. Apa ada yang mereka sembunyikan?,"

Tuan Fernando menghisap dalam cerutunya lalu menghembuskan asapnya ke udara.

"Cari tahu siapa yang jadi istrinya. Siapa tahu kita bisa mencari cela kelemahannya untuk menjatuhkan Lukas. Lebih tepatnya menjatuhkan Vergara. Christina Vergara," Tuan Fernando menyebut nama itu dengan sedikit mengeja.

"Media massa tidak menampilkan wajah istrinya. Data dirinya pun tidak ditampilkan. Mereka hanya menulis, wanita itu asal Indonesia," tandas Benjamin

"Indonesia? Bukankah istri Rafael juga orang Indonesia?," Tuan Fernando mengernyitkan keningnya

"Mungkin mereka terkena sindrom kembar selalu menyukai barang yang sama. Jadi saat Rafael memilih istri orang Indonesia maka Lukas juga ikut-ikutan memilih istri asal Indonesia,"

"Heh, terlalu naif," Tuan Fernando mendengus, lanjutnya, "Periksa saja data diri istri Lukas. Aku punya firasat kita akan mendapatkan suatu kejutan,hahaha," Tuan Fernando tertawa dengan suara khasnya.

"Ayah, seperti nya Carmen pingsan. Teriakannya sudah terhenti," Benjamin memasang telinganya baik-baik seolah ingin mendengar suara dari kamar Carmen.

"Ah, biarkan anak itu. Besok akan kubelikan dia tiket ke Prancis. Biar dia bersenang-senang di sana. Pulang-pulang pasti dia sudah melupakan Lukas,"

Tiba-tiba Carmen berlari menuruni tangga.

"Ayah, besok aku ke Cebu ya," ujarnya dengan ekspresi senang

Tuan Fernando dan Benjamin saling pandang. Mungkin Carmen tipe mood swing. Suka berubah mood dalam waktu singkat.

"Ayah baru saja bilang ke Benjamin ingin memberimu tiket ke Prancis besok,"

"Akh, aku ingin ke Cebu,"

"Bukankah ke Prancis lebih menyenangkan. Kamu bisa lanjut ke Swiss, Jerman, Belgia atau ke mana pun yang kamu mau," ujar Tuan Fernando

"Tidak mau. Pokoknya besok aku ke Cebu,"

"Baiklah, suruh Pablo pesan tiketnya ke Cebu, Ben,"

"Tidak usah, tiketku sudah ada," Carmen tersenyum lebar

"Siapa yang belikan?," Benjamin penasaran

"Ada deh,"

"Kalau begitu biar Pablo urus akomodasimu di sana. Pilih saja hotel atau resort yang kamu inginkan," kata Tuan Fernando lagi.

"Tidak usah juga. Aku sudah ada janjian dengan seseorang di sana dan dia sudah memesan kamar untukku,"

"Di mana kalian akan bertemu?," Benjamin masih penasaran

Carmen tersenyum lagi dan dengan ceria dia menjawab,

"Kandaya,"

**

"Aku sudah bilang jangan ke sana tapi kamu memaksa," keluh Lukas sambil mendorong kursi roda Ivy mendekati ruangan mereka.

"Mana aku tahu di sana ombaknya agar besar," bantah Ivy sambil mengibaskan ujung dress nya yang basah kena terpaan ombak," Mana basahnya sampai ke lutut lagi," keluh Ivy

"Kamu terlalu keras kepala,"

Akhirnya mereka tiba di ruangan. Lukas membuka pintu dan mendorong kursi Ivy untuk masuk. Lukas menutup pintu dan menghidupkan AC.

"Lukas aku harus mengganti baju ku," Ivy menatap Lukas

"Lalu?," Lukas balas menatapnya

"Aku tidak bisa mengganti bajuku sendiri,"

"Maksudmu aku yang gantikan?,"

"Siapa lagi? Memangnya ada orang lain di ruangan ini? Atau aku minta bantuan Damon saja," Ivy sudah menggerakan roda kursinya menuju pintu.

"Jangan," Lukas tiba-tiba panik, "Katakan saja apa yang harus aku lakukan,"

"Nah, begitu kan lebih baik," Ivy tersenyum lagi. Semenjak tiba di Cebu, Ivy banyak tersenyum.

Lukas menghampiri koper berwarna pink dan membukanya. Betapa terkejutnya dia melihat pemandangan pertama saat koper dibuka membuat pipinya memerah.

"Bajumu yang mana yang mau dipakai?," tanya Lukas dengan wajah kesal.

"Aku pakai piyama warna coklat bunga-bunga," jawab Ivy, "Ada di bagian bawah,"

Mau tidak mau Lukas harus menggeser pakaian dalam Ivy yang berjejer di bagian atas. Tangan Lukas terlihat sangat kaku.

"Kenapa lama sekali mencarinya. Kamu sengaja melihat-lihat pakaian dalamku ya," celetuk Ivy.

Lukas segera berdiri dan hendak pergi.

"Eh Lukas. Aku hanya bercanda. Maaf,"

Lukas berjongkok lagi dan kembali mencari piyama yang dimaksud. Dia pun mendapatkan piyama coklat bunga-bunga yang dimaksud.

"Ini, kan?,"

"Iya," Ivy mengulurkan tangannya untuk mengambil piyama itu.

"Lalu?,"

"Aku tidak bisa membuka resleting dress ini,"

Mata Lukas terbelalak,

"Aku yang harus buka?!,"

Ivy membuang napas panjang dan sudah bersiap menggerakan roda kursinya.

"Baik. Baik. Aku buka," Lukas berdiri di belakang Ivy dan mulai menyentuh resleting dress Ivy.

Kalau tahu ada percobaan seperti ini seharusnya aku bawa satu pelayan wanita untuk membantu nya, batin Lukas.

Perlahan resleting itu diturunkan. Lukas sudah mulai melihat punggung putih mulus Ivy. Lukas menelan ludahnya. Makin turun ke bawah, wajah Lukas mulai berkeringat. Tali dalaman Ivy sudah mulai terlihat dan terus ke bawah. Lukas sudah mulai salah tingkah. Bagian belakang Ivy sudah terekspos.

"Lalu apa?," tanya Lukas gelisah.

"Bantu aku berdiri untuk mengeluarkan dress ini,"

"Dibuka semua?,"

"Lukas, dari tadi kamu banyak tanya. Apa kamu ikhlas membantuku?,"

Dasar wanita aneh! Apa ada istilahnya ikhlas membantu wanita melepaskan pakaiannya? Dia pikir aku robot? Dia lupa kalau aku ini laki-laki normal. (Lukas)

Lukas pun membantu Ivy berdiri dari kursi rodanya. Ivy mulai menurunkan dress-nya. Jantung Lukas mulai berdegup kencang. Dress sudah tergeletak di bawah. Ivi hanya mengenakan pakaian dalamnya. Dada Ivy begitu dekat dengannya. Itu membuat Lukas berkeringat dingin. Dalam hatinya dia mengucapkan sumpah serapah penyesalan karena lupa membawa pelayan wanita khusus Ivy.

Ivy mengambil piyamanya dan Lukas membantu mengenakannya.

"Huft, akhirnya lega tidak menggunakan baju basah itu lagi,"

Kamu lega, aku tersiksa (Lukas)

"Kamu pasti lelah. Istirahat saja sambil menunggu makan malam. Aku mau mandi dulu,"

Lukas mengambil beberapa potong pakaian dan menuju ke kamar mandi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!