NovelToon NovelToon
LIFE PROBLEM

LIFE PROBLEM

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bullying di Tempat Kerja / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:700
Nilai: 5
Nama Author: alwayscoklat_

Gadis yang tidak pernah bahagia di hidup nya satu kali saja pun tidak pernah

Di rumah?di sekolah? sama saja! tidak ada yang mau membahagiakan dirinya

bahkan seolah olah dunia ikut mendukung ketidakberdayaan diri nya,semua...SEMUA SAMA SAJA!! tidak ada yang peduli ! Tidak ada yang mengasihani diri nya, punya keluarga namun seperti hidup sebatangkara

MAURA ZAFINA AMORA, gadis yang mencoba untuk mencari secercah kebahagiaan walupun mustahil bagi diri nya


"Gue ada di sini karna gue masih hidup" Fina mengulas senyum kecil pada sudut bibir nya.

"Tapi gue bisa bikin lo sembuh"

Fina menggeleng pelan dengan senyuman manis nya. "Gua sendiri aja gak pernah bisa, apa yang bikin lo yakin banget bisa nyembuhin gua??"

"Hidup gua udah terlalu rumit dan sial, jangan terlalu deket sama gua atau lo juga bakalan rusak, ini juga demi diri lo sendiri"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwayscoklat_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

life problem

Fina menatap Arkan tak percaya, mengedipkan mata nya berulang kali setelah mendengar ucapan Arkan.

rasanya ada yang baru saja hangat menembus hati nya. Pipi Fina rasanya sedikit memanas dan suasana di sana pun terasa canggung bagi nya.

"Apasih lo!" jawab nya tak santai.

Lalu membalikan badan nya sambil mencoba mengatur pernafasan dan juga detak jantung nya yang tak karu-karuan.

"kek nya gue bentar lagi mati deh, jantung gue gak pernah kek gini sebelumnya" batin Fina.

Fina menatap ke luar pagar dan memperhatikan pak Asep yang turun dari mobil sambil membawa banyak kantong plastik dan juga paperbag. Dia berjalan dan menghampiri ketiga nya dengan senyuman manis nya.

"Mas, ini makanan nya." lapornya. Fina tau itu ditujukan untuk Rey yang sejak tadi duduk di teras.

Pak asep meletakan semua bawaan nya itu di atas meja di dekat Rey duduk.

"Makasi pak. Bapak istirahat aja dulu. Ntar saya telpon lagi kalo butuh apa apa." ucap rey. Pak asep pun segera mengangguk kecil.

"Iya mas, saya pamit yah mas, mas arkan, mbak f-

"Fina pak." potong Fina dengan cepat. Dia sadar tampaknya pak asep lupa akan namanya.

"Ahh iya mbak Fina." lanjut pak asep dengan senyum canggung nya.

"Iya pak." jawab ketiga nya dengan serempak.

Pak asep pun pergi setelah berpamitan dengan mereka.

"Makan dulu lah yok, habis itu baru kita masukin barang barang itu. Biar malam ini bisa langsung lo tempatin ini kontrakan nya Fina." ucap Rey memberi ide nya. Sungguh perut nya juga sudah begitu lapar sejak tadi.

"Boleh, ayok" Jawab Fina dengan setuju, dia melangkah dan bergabung mendekat ke arah Rey, begitu juga dengan Arkan.

Fina dengan perlahan membuka satu persatu plastik dan paper bag makanan itu, dia menyiapkan semuanya di atas meja agar Rey dan Arkan mudah dan hanya tinggal ambil.

"Nih," ucap Fina, menyodorkan makanan kepada rey dan arkan dengan bergantian.

Mereka berdua menerima makanan itu dengan cepat, "harus gue isi dulu ini tenaga gue," ucap arkan, langsung menyuap makanan nya dengan lahap.

“Gue juga sudah laper banget sih.” Ucap Rey tak kalah setuju dengan Arkan. Kedua nya langsung menikmati makanan yang dibelikan pak asep tadi.

Sedangkan fina, masih sibuk mengeluarkan beberapa air mineral dari dalam plastik. Meletakan nya di atas meja jaga jaga jika kedua laki-laki gragas di depan nya ini nantinya tersedak ataupun ingin minum.

Barulah setelah dia selesai menyiapkan semuanya, Fina mengambil makanan yang menjadi bagian nya dan mulai memakan nya tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya.

____________________

Dicky A.k.a Adiknya Fina memasuki rumah dengan langkah tegap nya, menatap sekeliling rumah yang tampak begitu hening. Sore hari ini begitu sepi rasanya. Apakah tidak ada satu orang pun di rumah??

Dicky hanya berlaku acuh, lalu segera berjalan ke arah dapur untuk mengambil segelas air dingin. Dia membuka kulkas dan mengambil air dingin lalu menuangkannya ke dalam gelas. Meneguknya dengan begitu cepat menghilangkan dahaga.

Sungguh jogging di sekitar komplek nya membuat terasa begitu haus. Dicky kembali meletakan botol air dingin itu ke dalam kulkas, lalu menatap bingung sambil berpikir. “Tumben sekali isi kulkas tidak tersusun rapi seperti biasanya.” Batin nya.

“Kenapa Dicky? Kok natap kulkas nya lama banget. Ada yang salah?”

Dicky tersentak kaget ketika suara mama nya tiba tiba muncul. Ia menatap wanita paru bayah itu sebentar lalu menggelengkan kepala nya.

“Gak ada, tumben aja berantakan kulkas nya mah.” Jawab Dicky dengan jujur. Lalu dia kembali menutup pintu kulkas dengan pelan.

“owh begitu, itu karna mama belum sempat beresin nya.”

Dicky hanya mengangguk kecil. "Kakak ga pulang pulang??" tanya nya.

Mama Fina yang bernama Rina itu menggeleng. "Gak ada. Biarin aja, anak gak tau diri itu." jawab Rina dengan sinis.

"Biasanya walaupun marah mama gak sampe ngusir, kok kemarin kek gitu?" tanya dicky penasaran.

Rina memijat pelipis nya dengan pusing. "Dia pulang dengan cowo di dalam mobil, dan itu lewat dari jam sekolah. Anak gak tau diri itu udah salah pergaulan, bikin sakit kepala mama aja." jelas nya dengan nada tak suka.

Dicky mengangguk kecil. "Gitu gitu dia lahir dari rahim mama juga." sarkas nya.

"aku mau masuk kamar dulu ma." Dicky melanjutkan ucapan nya sebentar setelah itu langsung berjalan ke arah kamar nya meninggalkan Rina sendirian yang terdiam.

Dicky tak heran dengan keluarga nya. Mungkin dia di sayang orang tua nya, apalagi oleh mamah nya. Tapi dia juga cukup pusing mendengarkan semua cekcok yang terjadi di rumah nya ini setiap hari nya.

Fina, sang kakak yang kemarin di usir dari rumah itu, ntah kemana dia sekarang. Dicky hanya akan menunggu papa nya mengamuk di atas rumah ini setelah ini.

●●●●●●

Rey, Fina dan Arkan tersenyum puas melihat hasil karya mereka seharian ini. Menatap rumah berwarna putih di hadapan mereka yang sudah tersusun rapi dan juga bersih.

Mulai dari halaman rumah yang tampak asri dengan rumput rumput hijau yang terawat di depan nya, teras rumah yang sudah di isi dengan beberapa bangku dan juga meja untuk tamu yang datang.

Melihat ke dalam dimana ruang tamu yang sudah di alasi dengan karpet dengan beberapa hiasan dinding yang di dekor oleh Arkan. Beralih ke Dapur yang sudah tersusun dengan rapi, dan lanjut ke dalam kamar Fina yang sudah di susun sedemikian rupa.

Ada lemari bewarna cream yang terletak di sudut kamar, kasur dengan seprei berwarna pastel di dekat jendela, dan nakas berwarna cream dengan lampu tidur di atas nya.

"Huhh akhirnyaa kelas jugaa." ucap Rey sambil meregangkan tubuh nya yang terasa begitu lelah.

"Sumpah habis ini gue harus balik nih. Keburu di amuk emak gue." ucap Arkan yang mengkhawatirkan mama nya yang akan mengomel nanti.v

"Gue juga si, mana gue janjiin ke emak gue bakalan balik tadi pagi. Hahaha" jawab Rey.

"lu telponin pak asep deh habis itu kita pulang" suruh arkan, rey pun mengangguk kecil dan segera mengirimi pak asep pesan singkat untuk menjemput mereka.

"Makasi banyak yah guys atas semua bantuan nya. Gue janji bakal gue balikin semua nya ke kalian. Makasi banyak udah nolongin gue" ucap Fina dengan tulus.

Hati nya terasa begitu hangat, melihat rumah bewarna putih yang akan menjadi tempat nya berlindung setiap hari di sini. Meskipun tak bisa di pungkiri bahwa dia rasanya menjadi anak yang terbuang oleh keluarga nya, namun tak apa...Fina tetap akan memaafkan kedua orang tua nya itu.

"Lo di sini aman, adaptasi dulu sama rumah nya. Gue yakin bakalan nyaman banget kok." ucap Arkan yang di angguki oleh Fina.

"Iyaa"

"sesekali bisa kita nongki di sini, atau gak bisa juga lah ntar kerja kelompok di halaman ini ala ala piknik gitu." ucap Rey membuat Fina langsung menyetujui nya.

Toh rumah ini mereka yang bayar, tak ada hak Fina untuk melarang nya.

"Datang kapan aja yang kalian mau, kecuali malam di atas jam 9. Ntar di kira aneh aneh sama tetangga lagi." ucap fina yang langsung di mengerti oleh Rey dan Arkan.

Tinn tinn

"mas Rey,!" Pak asep memanggil.

"Iya pak, bentar." jawab rey sedikit berteriak.

"Yaudah, lo istirahat gih. Kamar mandi juga udah gue perbaiki tadi keran nya. Udah gue pasangin shower juga tadi tuh." ucap Arkan.

"Iya lo istirahat, jan sampe chaos kek kemarin sampe sesak. Besok sekolah juga." tambah rey yang di angguki oleh Fina.

"Iya, kalian pulang hati hati yah. Makasi untuk semua nya." ucap Fina lagi.

Keduanya mengangguk. "Kalo gitu kita balik yah fin."

"iyaa" jawab fina.

Arkan dan Rey pun berjalan memasuki mobil. mereka sempat melambaikan tangan nya ke arah fina sebelum mobil yang di kemudikan oleb pak asep itu melaju meninggalkan Fina.

Memastikan bahwa mobil itu benar benar hilang dari pandangan nya. Fina pun menghela nafas nya dan segera masuk ke dalam rumah untul bebersih diri. Mengingat waktu sudah mau memasuki magrib.

1
Nick and Judy
Baper banget sama ceritanya.
Linda Ruiz Owo
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Dark Dynamix
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!