NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Di Era 70-an: Takdir Peran Pendukung Perempuan

Reinkarnasi Di Era 70-an: Takdir Peran Pendukung Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Menjadi NPC
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: YukiLuffy

Zhao Liyun, seorang pekerja kantoran modern yang gemar membaca novel, tiba-tiba menyeberang masuk ke dalam buku favoritnya. Alih-alih menjadi tokoh utama yang penuh cahaya dan keberuntungan, ia malah terjebak sebagai karakter pendukung wanita cannon fodder yang hidupnya singkat dan penuh penderitaan.

Di dunia 1970-an yang keras—era kerja kolektif, distribusi kupon pangan, dan tradisi patriarki—Liyun menyadari satu hal: ia tidak ingin mati mengenaskan seperti dalam buku asli. Dengan kecerdikan dan pengetahuan modern, ia bertekad untuk mengubah takdir, membangun hidup yang lebih baik, sekaligus menolong orang-orang di sekitarnya tanpa menyinggung jalannya tokoh utama.

Namun semakin lama, jalan cerita bergeser dari plot asli. Tokoh-tokoh yang tadinya hanya figuran mulai bersinar, dan nasib cinta serta keluarga Liyun menjadi sesuatu yang tak pernah dituliskan oleh penulis aslinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YukiLuffy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Konflik dengan Lin Xiaomei

Salju yang menutupi Desa Qinghe mulai menipis, namun udara tetap menusuk. Jalan-jalan desa masih licin, dan aroma kayu bakar dari tungku rumah-rumah menguar tipis ke udara. Di dapur kolektif, Zhao Liyun bekerja dengan penuh perhatian, menyiapkan adonan roti dan memeriksa stok bahan makanan. Tangannya cekatan, dia selalu memperhatikan setiap detail, tak ingin kesempatan dia menjalani hidup dengan baik dengan bekerja di dapur umum berakhir.

Hari itu, suasana dapur terasa berbeda. Beberapa ibu desa menatap Liyun dengan tatapan penasaran, bahkan terdengar bisik-bisik kecil di sudut ruangan. Liyun tahu, setiap keberhasilan kecilnya—roti yang lebih empuk, sabun yang harum, atau cadangan bahan yang ia simpan—membuat beberapa orang mulai curiga, termasuk Madam Zhao yang selalu mengintai.

Lin Xiaomei datang ke dapur dengan langkah ringan, membawa beberapa bahan untuk dimasukkan ke dalam adonan. Matanya bersinar cerah, tapi ada sedikit kerut di dahinya ketika menatap Liyun.

“Liyun… apakah kau sengaja mengambil perhatian Chen Weiguo dan Wu Shengli?” tanya Xiaomei dengan nada lembut tapi menegaskan. Suara polosnya kontras dengan rasa penasaran dan sedikit kecemburuan yang muncul tanpa ia sadari.

Liyun menatap Xiaomei, terkejut oleh pertanyaan itu. TTidak tahu kenapa tokoh utama perempuan bisa berpikir begitu.

“Aku… aku tidak mengambil apa pun. Aku hanya… melakukan pekerjaanku.”

Xiaomei menunduk sebentar, dia berpikir beberapa hari ini semua tidak berjalan dengan semestinya.

Entah apa yang berubah, setiap saat semua perhatian akan tertuju padanya. Ketika dia jatuh ke sungai dan di selamatkan oleh Wu Shengli yang dia tidak perhatikan sebelumnya.

Karena di selamatkan oleh Wu Shengli, ada sedikit rumor yang tidak menyenangkan tentang dirinya karena mereka telah saling berpelukan.

Dia memiliki sedikit perasaan padanya. jadi dia mengungkapkan perasaan tapi dia malah di tolak dan di abaikan oleh Wu Shengli.

Setiap kali dia mencari Wu Shengli pasti ada di samping sepupunya ini, dia menatap Zhao Liyun ingi melihat apa kelebihannya sehingga dirinya bisa di abaikan.

“Aku tahu kau pandai, tapi… kau selalu ada di dekat mereka, dan mereka selalu memperhatikanmu. Aku… hanya merasa aneh.”

Liyun menelan ludah. Ia tahu ini bukan sekadar pertanyaan polos. Xiaomei mulai menafsirkan interaksi yang terjadi di desa sebagai sesuatu yang lebih dari yang sebenarnya terjadi. Gosip kecil yang terdengar dari ibu-ibu desa mungkin sudah sampai ke telinganya, dan hal itu membuat Xiaomei cemas.

Tidak butuh waktu lama bagi gosip untuk menyebar. Seorang ibu desa kecil mendekat, berbisik ke teman sebangunnya:

“Kau lihat Liyun hari ini? Dia selalu di dekat dapur, dan… Wu Shengli selalu menolongnya. Aku rasa ada sesuatu yang terjadi.”

Penduduk lain mulai menatap Liyun dengan campuran kagum dan curiga. Ia sadar, meskipun niatnya murni untuk bertahan hidup, setiap tindakan kecil kini bisa ditafsirkan secara berbeda.

Ketegangan antara Liyun dan Xiaomei semakin terasa. Xiaomei mulai menaruh jarak, meski tetap sopan. Setiap kali Liyun bekerja sama dengan Shengli di dapur atau membagikan bahan, tatapan Xiaomei selalu mengikuti mereka.

Suatu sore, ketika mereka menyiapkan adonan untuk roti kukus, Xiaomei akhirnya tidak bisa menahan diri. “Liyun, kenapa kau selalu dekat dengan Shengli? Apa kau… menyukainya?” tanyanya dengan suara pelan, menatap mata Liyun penuh rasa penasaran dan sedikit takut.

Liyun menahan napas. Ia tahu ini momen penting. Jika ia salah menjawab, Xiaomei bisa tersinggung atau bahkan memulai gosip yang lebih besar. “Xiaomei… aku tidak… Aku hanya melakukan pekerjaanku. Shengli membantuku karena dia… baik dan peduli. Itu saja,” jawab Liyun hati-hati.

Xiaomei menunduk, wajahnya memerah. Ia tidak mengatakan apa-apa, tapi Liyun tahu, keraguan dan rasa cemburu sudah muncul di hatinya.

Wu Shengli tetap menjadi sekutu diam-diam. Ia tidak banyak bicara, tetapi tindakannya selalu mendukung Liyun. Saat Xiaomei mendekat, Shengli sering mundur sedikit untuk memberi ruang, menunjukkan bahwa ia tidak bermaksud lebih dari sekadar menolong.

Suatu sore, ketika mereka membersihkan dapur setelah hari kerja panjang, Shengli menepuk bahu Liyun sebentar. “Jangan khawatir tentang gosip. Aku tahu niatmu baik,” katanya singkat.

Liyun tersenyum tipis, merasa lega. Kehadiran Shengli bukan hanya fisik, tapi juga emosional. Ia tahu, pemuda itu bisa menjadi jangkar bagi strategi sosialnya, menjaga keseimbangan antara Xiaomei dan Chen Weiguo.

Chen Weiguo mulai menyadari perubahan yang terjadi. Ia sering menatap Liyun dan Shengli dengan campuran kebingungan dan rasa penasaran. Posisi Liyun yang semakin dihargai di dapur membuatnya cemas. Ia tidak menyadari bahwa Liyun sengaja mengelola jarak dan interaksi agar tidak menarik perhatian berlebihan.

Hasilnya, Chen mulai menunjukkan sikap ragu-ragu terhadap Xiaomei, yang membuat gadis itu semakin waspada dan sedikit cemburu. Dinamika ini membuat cerita di desa semakin kompleks, bahkan berbeda dari jalur romansa asli yang tertulis dalam novel.

Di malam hari, Liyun duduk di kamarnya, menatap langit gelap yang diterangi cahaya bintang. Ia menuliskan catatan kecil, menganalisis interaksi hari itu:

Xiaomei mulai menunjukkan kecemburuan ringan.

Gosip mulai menyebar, meski belum serius.

Shengli tetap menjadi sekutu andal.

Chen mulai ragu dan memperhatikan perubahan hubungan di desa.

“Setiap tindakan kecil bisa memengaruhi alur yang lebih besar,” gumam Liyun.

1
Lala Kusumah
semangat Zhao Lingyun 💪💪💪
Lala Kusumah
pengen hajar tuh si madam 😡😡😡👊👊👊
Lina Hibanika
heh 😒 dah numpang belagu lagi 😡
Lina Hibanika
hadir dan menyimak
Fauziah Daud
trusemangattt...
Fauziah Daud
trusemangattt... lanjuttt
Dewiendahsetiowati
Zhao Liyun gak punya jari emas ya thor
YukiLuffy: ngga kak
total 1 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!