Aku memiliki ibu bernama Zhui Ja.
Terakhir kali aku melihatnya ketika umurku 6 tahun saat di taman bunga yang begitu indah.
Bahkan aku sendiri tidak mengerti mengapa semua ini terjadi pada diriku.
Aku hanya mendengar sebuah berita, bahwa ibuku telah tiada...
Bahkan aku hadir di pemakamannya, tetapi entah mengapa... Aku masih bisa merasakan bahwa jiwa ibuku masih hidup, meski jasadnya telah benar-benar dimakamkan.
Kekuatan ini, dan alam ini?
Dan Qi yang bersarang di dalam tubuhku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah raman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 - Alam Buku Sihir
Aku masih belum percaya, bahwa dunia ini tidak memiliki sistem [Re Life] seperti yang aku pernah baca di perpustakaan: Lima persen terhitung manusia di dunia ini adalah [reinkarnasi] yang telah menjalani kesucian sebelum kehidupan mereka. Tuhan pasti tidak menyianyiakan mereka dengan kehidupan sebelumnya yang gagal dalam meraih mimpi.
Tetapi apakah kak Ying adalah orang yang tepat untuk dihidupkan kembali?
Inti Core jiwa manusia dapat disimpan dalam sebuah alam penyimpan yang luasnya tergantung kemampuan orang tersebut. Apabila jiwa itu sempat untuk di simpan; seseorang hanya perlu mencari fisik Dou Zoun yang telah mati, sebagai wadah untuk jiwa itu agar bisa hidup kembali. Mayat Dou Zoun tidak akan membusuk meski dia telah mati. Jika keduanya digabungkan hasilnya akan ada seorang manusia dengan jiwa & fisik yang berbeda .
Aku ingin mencoba cara itu untuk suatu saat, agar bisa menghidupkan orang yang sudah mati kembali.
Namun yang kuingat adalah; untuk membangkitkan orang yang sudah mati hanya bisa dilakukan oleh manusia setengah dewa. Dalam dunia ini, orang yang sudah mati tidak bisa hidup kembali... rohnya akan berada di persimpangan surga dan neraka.
Aku memandangi awan malam dengan cahaya bulan, sambil meminum jamu penguat kultivasi. Jika saja ibuku ada di rumah sekarang saat aku meminum ini, mungkin beliau akan mengurangi dosis minuman ini untukku. Mungkin aku adalah orang yang suka memaksakan kehendak, agar bisa lebih cepat ke tingkat selanjutnya.
Ibuku berlomba di sebuah acara pembagian wilayah. Juara pertama akan mendapat 50 %, juara dua 30 % & juara ketiga 20 %.
Aku ingin sekali ikut acara itu, tetapi ibuku melarang karena tingkat bahaya yang tinggi. Pada akhirnya harus tinggal dengan guruku, untuk belajar pedang. Sekaligus berjaga-jaga untuk dunia ini yang sudah terlalu berbahaya.
3 tahun yang lalu, ada sebuah kekacauan di istana siluman naga. Para pengguna Qi setingkat kultivator dewa ingin menjadikan ras itu sebagai khodam. Pertarungan mereka berakhir imbang. Ras siluman memutuskan pergi dari langit ke tujuh demi keamanan hidup mereka. Tetapi dari sinilah muncul para pengguna Qi yang berburu siluman untuk dijadikan khodam. Dampaknya adalah; ketika para siluman juga memilih tuan untuk berlindung... para kultivator lain berusaha merebut siluman itu dari kultivator yang memiliki khodam.
Ibuku termasuk dalam kultivator murni, tanpa ada sangkut pautnya dengan kultivator pemburu khodam, tetapi ada satu hal yang menarik; ibuku memiliki sebuah Qi dari burung abadi yang disebut para ahli legenda dengan nama [Phoenix].
Klan Zhui telah meresmikan burung abadi itu sebagai lambang anugerah dari dewa. Jadi selayaknya, kekuatan dari Phoenix harus terus digunakan untuk jalan kebenaran.
Ibuku adalah pewaris phoenix yang terakhir, yang mana saat ini kekuatannya sangat diincar.
Bahkan penjajahan yang terjadi di desaku ada sangkut pautnya dengan ibuku yang ingin dijadikan selir oleh beberapa orang, tetapi ibuku tetap mencintai ayahku meski mereka berdua telah bercerai.
Ayahku seorang pemimpin dari negeri Emperor, yang sekarang telah menjadi seorang raja. Mungkin perceraian orangtuaku terjadi ketika aku berumur 3 tahun. Yang mana pada saat itu aku masih ingin dimanja oleh mereka. Setelahnya, ibuku selalu menyerahkan diriku untuk diasuh oleh para pelayan, karena beliau telah menjadi seorang ratu yang notabennya adalah singgel parent.
'Sungguh menyedihkan.'
Pagi ini sangat sedikit orang yang berlalu lalang di desa Mount Angel. Aku bersama guru pedangku menyusuri jalan dan pasar. Hanya sekedar untuk mampir dan mencari bahan makanan saja. Guruku selalu memiliki cara untuk menyimpan barang yang telah dibeli, yaitu menggunakan sebuah dimensi yang disebut alam penyimpanan.
"Guru, ajarkan aku cara menyimpan barang."
"Boleh, tapi setelah ini."
...
Tempat kultivasiku berada di depan air terjun, yang mana saat ini tidak ada orang yang berani datang ke sini, kecuali aku dan guruku. Karena beliau dapat dengan mudah menghabisi para monster apa pun dengan pedangnya, atau mungkin monster yang ada di sini hanya berada di dasaran tingkat kultivator rendah. Mungkin sebanding denganku.
"Terima kasih guru, kali ini aku senang bisa ada di tempat ini. Bolehkah kau ajarkan sekarang?"
Guruku mengangguk sambil menyelati janggung berubannya. "Baiklah, aku tidak akan basa basi, karena tempat ini banyak terkandung magis yang luar biasa, jadi kita harus lebih cepat untuk menyerapnya."
Aku mengangguk saja, ''sekarang apa yang harus aku lakukan?"
"Coba berpikir sejenak, buat dimensi dalam pikiranmu."
Aku melakukan apa yang beliau katakan sambil memejamkan mataku; sebuah ruangan dipenuhi warna merah dan motif burung phoenix ada di dalam kepalaku. Tubuhku terangkat ke udara dengan bagian Qi yang membuatku melayang.
"Tetap fokus."
Hanya ada beberapa ruang kosong yang tertera di sudut penglihatanku. Kakiku bertumpu pada sebuah lantai yang dasarnya tidak aku ketahui, itu seperti air... hanya saja sedikit tidak terasa basah.
"Anda juga ada di alam penyimpanan saya?"
Guruku bergumam sambil mengamati ruangan sekitar, "Karena kamu kultivator tingkat bawah, jadi aku bisa memasuki pikiranmu."
Aku menggaruk belakang kepalaku sendiri, setidaknya ini menjadi sebuah pelajaran untukku agar belajar lebih giat sebagai kultivator. "Guru, bagaimana saya bisa menjadi kultivator tingkat atas dan memiliki ruang penyimpanan yang cukup luas?"
"Lihat itu."
Bentuknya seperti bola api yang melayang di udara, setinggi lima meter.
"Itu apa?"
"Bentuk dari Qi-mu."
Aku takjub dengan bentuk Qi yang melayang itu, "bagaimana bisa bentuk proyeksi yang selama ini saya banggakan, bisa terlihat sangat nyata."
"Jika kamu memiliki kekuatan yang lebih besar, bola itu akan lebih besar lagi."
Setelahnya guruku mengeluarkan sesuatu dari alam penyimpanannya, dan bagaimana bisa ini terjadi.
"Jadi setiap alam penyimpanan bisa terhubung ya?"
"Itu benar, hanya untuk sementara. Karena kali ini awal untukmu... Tapi jika Qi levelingmu meningkat, maka tidak akan ada orang lain yang melihat selain dirimu, terkecali orang itu kau izinkan untuk masuk ke alam penyimpananmu."
"Oh waw,'' aku mulai takjub.
Ada sebual lemari besar tanpa pintu, ''mungkinkah guru memberi ini untukku?"
"Ya, karena kau adalah muridku. Aku tidak akan memberikan ini kepada orang lain. Hanya kamu yang terpilih."
"Terima kasih guru,'' aku segera menunduk didepannya.
"Ini adalah tugasku sebagai gurumu, karena kau adalah generasi muda yang berbakat... Baiklah, mulai sekarang kau bisa berkultivasi... tapi sebelum itu, kau harus menangkap api itu dengan tanganmu, dan makanlah itu."
Aku tidak tahu dengan tantangan memakan benih Qi, dan rasanya seluruh ketakutanku menjalar di seluruh tubuhku. "Apakah itu tidak berbahaya?"
Beliau melangkah pergi dan berbalik di dalam ruangan ini, bayangannya semakin samar. "Jika kamu ingin menjadi kultivator tingkat lanjut, maka inilah yang harus kau lakukan. Tidak ada lagi yang harus kau lakukan selain ini."
Aku melihat kedua tanganku semakin transparan secara perlahan.
"Cepatlah, jiwamu akan terhisap oleh api itu jika kau tidak berhasil menyelesaikannya. Aku tidak akan ada di sini, karena ledakannya akan cukup berbahaya untuk jiwaku."
"Ah, tunggu-tunggu." Aku menghela nafas ketika sosok guruku hilang di alam penyimpananku.
[Catatan Author: Sementara cerita ini masih dalam proses penulisan, aku akan suguhkan cerita yang masih berhubungan dengan cerita ini]