Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekretaris
"Siap bos!"
"Kamu diantar sama Mano!" Zayyan mengurai pelukannya
"Aku naik taksi online aja! Lagian nggak keliatan seperti sekretaris dong kalau dianter sama supir" kata Zalika
"Kamu dianter Mano atau lupakan untuk jadi sekretaris!" Ujar Zayyan tak terbantahkan
"Kamu turuti apa kata ayah, itu juga demi kebaikan kamu, sayang!" Tari menimpali
"Baiklah!" Tak ada yang bisa dilakukan gadis itu selain mengiyakan ucapan kedua orang tuanya
Mobil yang dikendarai pria gagah yang merupakan supir sekaligus pengawal keluarga Dhirgantara itu melaju membelah jalanan ibu kota, perasaan gugup tiba-tiba saja menghampiri gadis cantik itu, mungkin memang biasa untuk hari pertama kerja
Setelah hampir empat puluh lima menit, mobil mewah itu berhenti di depan sebuah gedung perusahaan yang menjulang tinggi
Zalika sebenarnya tak menyangka lamaran pekerjaan yang ia ajukan diterima oleh perusahaan besar ini, ya walaupun tak sebesar Dhirgantara corporation yang menjadi terbesar di kota ini
Dirinya berharap tak ada yang akan tahu jika ia adalah putri dari pemilik perusahaan besar itu, agar ia bisa bekerja dengan kemampuannya sendiri, bukan karena dirinya putri seorang Zayyan Dhirgantara
Gadis cantik itu berdiri dengan perasaan yang tidak karuan saat seorang wanita telah mempersilahkan dirinya untuk memasuki sebuah ruangan yang merupakan milik sang CEO
Seorang pria tampan dengan tubuh tegap menyambut kedatangan nya, keduanya diam untuk beberapa saat sebelum pria tampan yang diketahui merupakan asisten pribadi sang CEO itu mulai bicara
"Saya Gavin, saya merupakan asisten pribadi tuan Jefry" Ucap pria itu dengan menyodorkan tangannya yang segera disambut oleh gadis cantik itu
"Saya Zalika, tuan" Zalika memberikan senyuman terbaiknya
"Baiklah, kita masuk sekarang!"
Beberapa kali Zalika mengatur napasnya, rasanya tidak segugup ini saat dulu ia menjadi seorang sekretaris untuk pertama kali
"Selamat pagi tuan Jefry!" Keduanya berdiri bersisian, dari sana Zalika dapat melihat seorang pria tampan tengah duduk dikursi kebesarannya dengan sangat berwibawa. Bahkan pria yang merupakan atasannya itu tak melihat kearah mereka sama sekali
"Ada apa, Gavin?" Tanyanya dengan suara berat, dan itu terdengar sedikit menyeramkan di telinga gadis itu
"Tuan, saya telah menemukan sekretaris yang akan bekerja bersama tuan Jefry" Ucap Gavin yang merupakan asisten pribadi itu
"Hmm"
"Perkenalkan diri kamu pada tuan Jefry!" Pria bernama Gavin itu menatap kearah Zalika yang masih berdiri mematung
"Tuan, perkenalkan nama saya Zalika Azzalea. Usia saya dua puluh tiga tahun, saya..."
Pria yang sebelumnya sibuk dengan menatap laptop yang terbuka diatas meja kini dibuat terdiam kala mendengar suara lembut seorang wanita
Pria bernama Jefry Wardana itu terpaku, gadis yang merupakan calon sekretaris nya ini memang sangat cantik, rambutnya panjang dengan warna coklat dibagian ujungnya yang dibuat bergelombang, benar-benar menunjukkan jika dia adalah gadis ceria
Waktu seolah berhenti berputar, Jefry tak mendengar suara apapun selain lantunan merdu dari alat musik biola yang entah dari mana
Dan dari mana datangnya angin ini? Didepannya hanya berdiri seorang gadis cantik yang tersenyum begitu manis kearahnya dengan rambut yang berterbangan
Jefry tersenyum, hingga suara seorang pria membuyarkan lamunannya
"Tuan Jefry! Apa tuan baik-baik saja?" Tanya Gavin, pria itu merasa khawatir karena tidak biasanya tuannya itu diam saja seperti ini
"Hah? Iya" Jefry seolah sadar apa yang telah ia lakukan, bahkan dirinya tak mendengar dengan baik proses pengenalan gadis cantik itu
"Bagaimana? Apa dia sesuai dengan kriteria tuan?" Tanya Gavin, mengingat bagaimana sulitnya menemukan seorang sekretaris bagi pria perfeksionis seperti tuannya ini
"Iya, dia sangat cantik!" Jawab Jefry yang masih terpaku itu
"Hah? Maksud tuan?"
"Maksud saya kita bisa liat kinerjanya dulu kan! Setelah itu kita tentukan apakah dia pantas dengan pekerjaan ini atau tidak!"
Jefry mengutuk dirinya sendiri, bagaimana bisa ia terpaku, bahkan hampir seperti orang yang tidak waras kala melihat gadis itu, bahkan dengan calon tunangannya saja ia tak pernah merasakan hal ini
"Terima kasih tuan, saya pastikan jika saya akan bekerja dengan baik!" Zalika tersenyum, dan sialnya itu membuat pria didepannya kembali terpaku
"Jangan kecewakan saya! Emmm.."
"Zalika, tuan!" Zalika tau kebingungan tuannya itu
"Iya, Zalika!" Sungguh, Jefry mengutuk dirinya hari ini. Bisa-bisanya ia terpaku pada seorang gadis di pertemuan pertama
"Gavin, kamu tunjukkan meja kerja untuk gadis ini dan berikan dia kontrak kerjanya!" Titah Jefry pada asisten pribadinya itu, tatapannya kembali ke mode bos galak tanpa senyuman
"Mari ikut saya nona!"
Zalika tak banyak bertanya, ia ikut saja hingga keduanya berhenti di sebuah meja yang tepat berada di luar ruang CEO
"Ini meja kamu! Kamu tentu tau tentang apa-apa saja yang harus kamu kerjakan sebagai seorang sekretaris pribadi! Dan ini kontrak kerjanya, kamu bisa baca terlebih dahulu! Setelah kamu punya keputusan segera serahkan kepada saya! Ruang kerja saya ada disebelah!"
Gavin memberi sebuah map kepada Zalika, sembari menunjuk sebuah ruangan tepat disamping ruang milik CEO
"Oh iya, satu lagi. Kamu jangan pernah masuk keruangan tuan Jefry jika tuan tidak meminta kamu untuk masuk!"
"Ba-baik tuan Gavin!" Mendapat tatapan seperti itu tentu saja membuat gadis itu gugup, terlebih jarak antara keduanya yang tidak begitu jauh
"Segera tandatangani kontrak kerjanya, saya menunggu!" Ujar pria dingin tersebut sebelum meninggalkan Zalika disana
Gadis cantik itu duduk di mejanya, membuka serta membaca poin-poin yang tertulis di dalam kontrak kerja tersebut dengan seksama, tanpa dirinya sadari jika kini seorang pria tengah memperhatikan dirinya lewat dinding kaca yang hanya bisa terlihat dari dalam sementara dari arah luar terlihat gelap
Jefry tersenyum, pria gila kerja itu bahkan mengabaikan laptop yang masih menyala didepannya. Selama ini dirinya fokus jika bekerja, bahkan beberapa sekretaris pribadi sebelumnya tidak betah berada di perusahaannya hanya karena dirinya terlalu keras dalam bekerja
Tapi apa yang terjadi hari ini, dirinya bahkan hanya menopang dagunya dengan tangan sembari menyaksikan gadis didepan sana yang tengah serius membaca
"Ada apa dengan kamu Jef. Apa yang dimiliki gadis itu yang tidak dimiliki Leona, hingga kamu memandangnya tanpa berkedip seperti ini?" Pria tampan itu bahkan bertanya pada dirinya sendiri
"Tapi dia memang sangat cantik, senyumannya saja begitu memabukkan!" pria itu bahkan memegangi dadanya yang tengah berdebar
Jefry berhenti tersenyum kala melihat gadis didepan sana berdiri dan meninggalkan mejanya
"Mau kemana dia?" Tanyanya pada diri sendiri
Zalika dengan ragu mengetuk pintu ruangan yang tadi disebutkan oleh asisten Gavin. Bahkan saking gugupnya, ia meremas map berwarna biru yang ia pegang
"Masuk!" Suara bariton menyahuti nya dari dalam, dengan ragu gadis itu membuka pintu ruangan tersebut
semoga terkuak ya rahasianya