NovelToon NovelToon
Kos Murah Dengan Hutang Nyawa Setiap Malam

Kos Murah Dengan Hutang Nyawa Setiap Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Misteri / Horror Thriller-Horror / Kutukan / Hantu
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: ittiiiy

DILARANG DIBACA SEBELUM TIDUR!!!
Hanya untuk kalian yang sudah dewasa, yang sudah bisa tidur sendiri tanpa lampu😏

Cerita dalam novel ini akan membawa kalian pada malam mengerikan tanpa akhir. Malam panjang yang dingin dengan teman sekamar yang tanpa tahu malu tidak perlu patungan biaya kamar kos.

Bersama Penghuni kos lain yang tidak tercatat dalam buku sewa. Begitu sepi saat siang tapi begitu ramai saat malam. Dengan bayang-bayang penghuni sebelumnya yang sebenarnya tidak pernah pergi darisana.

Seakan mendapat diskon untuk sebuah keberanian sia-sia. Karena bayaran mahal yakni nyawa setiap malamnya.

Setiap inci gedung kos begitu tipis untuk menghalangi antara yang Hidup dan Mati. Dimana pagi adalah harta terindah yang telah kalian lupakan. Karena memang hanya untuk mereka yang sudah tidak punya pilihan lain.
Cerita horor ini sangat berbeda dari yang kau bayangkan.

Apakah Calista bisa melunasi atau masih berutang nyawa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ittiiiy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17 : Piala Shavira

Sebenarnya Calista sudah menebak kalau wujud Shavira itu akan sangat mengerikan tapi setelah melihat langsung ternyata apa yang dipikirkannya begitu sederhana. Imajinasi Calista sepertinya tidak mampu mendeskripsikan Shavira yang sesungguhnya.

Shavira berbadan tinggi dan besar seperti seorang jenderal. Tanpa rambut tapi dengan wajah yang cantik seperti sedang memakai topeng berbagai wajah manusia yang disatukan dengan leher yang sangat panjang sampai-sampai kepalanya terpaksa hanya bisa di posisi menunduk untuk melihat Calista karena atap yang tidak cukup tinggi untuk lehernya itu.

Pakaian Shavira tidak bisa ditebak berasal dari zaman apa. Seingat Calista tidak pernah ada gaya busana seperti itu bahkan dalam sejarah manapun. Pakaian serba putih tapi dengan dekorasi percikan darah yang anehnya terlihat estetik dengan memakai wedding veil yang panjang menyesuaikan lehernya. Sebuah temuan data baru bahwa Shavira bukan dari dunia manusia kembali meyakinkan Calista.

"Apa-apaan? Kau ...." Calista merasa dikhianati, "Kau akan memakanku sekarang? Sudah kuduga kau membawaku kesini dengan sengaja meski menggunakan segala trik tarik ulur sok membantu tapi pada akhirnya kau menjebakku. Ayo sini! Makan aku kalau begitu, dasar pengecut!" Calista menantang seakan itu adalah amarah terakhirnya dan dia tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Calista sadar orang yang sedang dalam ambang kematian kenapa begitu kuat.

"Sudah kubilang kau itu tidak enak!" Shavira memutar-mutar lehernya dan diselipkan di lengannya. Pemandangan yang sangat tidak masuk akal bagi Calista bahkan di dalam mimpi buruknya.

"Kau ini apa-apaan?" Calista langsung berdiri dengan berani merasa dipermainkan.

"Kau hanya harus terbiasa saja dengan wujudku ...."

"Apa?!" Calista tidak bisa menerima alasan bodoh itu, "Kau sendiri yang mengira bahwa aku tidak sanggup untuk melihatmu makanya kau tidak pernah memunculkan dirimu tapi sekarang kau sendiri lagi yang mengejutkanku tanpa persiapan. Kau ini apa-apaan?!" Calista berteriak melampiaskan segala kemarahannya.

"Aku ini hantu! Apa yang kau harapkan?!" Shavira kini meluruskan kembali lehernya dan memukul atap hingga berjatuhan segala macam organ yang membuat Calista setengah mati menahan keinginannya untuk muntah.

"Aku benar-benar tidak bisa menebak kau ini ora ... Hantu yang seperti apa. Dasar aneh!" Calista masih dengan nada mengomel.

"Disini!" Shavira menunjuk atap yang sudah berlubang. Ini langsung menuju kamar 2013." sambil kembali mendekatkan telinganya ke atap untuk memastikan. Sudah jelas jika tempat disana tidaklah selalu sama.

Calista sambil menutup mata mendekati Shavira, "Kalau kau mau memakanku sekarang, langsung saja! Tidak usah mempermainkanku dan memberiku harapan!" beberapa kali Calista terjatuh dan langsung dipenuhi rambut bahkan sempat menelan darah yang ada di lantai. Akhirnya Calista tidak bisa lagi menahan, dia seperti memuntahkan seluruh isi perutnya setelah merasakan darah di lidahnya.

"Bumbu yang enak ...." Shavira sambil melihat muntahan Calista.

"APA?!" Calista sudah muak dengan Shavira yang sangat aneh dan tidak bisa diprediksi.

"Angkat jari itu keatas!" Shavira jelas-jelas tidak peduli dengan Calista dengan segala pikiran dan perasaan yang sekarang sudah campur aduk.

"Setelah itu apa?!" Calista tidak mau lagi menjadi seorang yang penurut.

"Setiap kamar memiliki kunci masing-masing. Dan untuk kunci kamar 2013 adalah potongan tubuh, entah kenapa dia suka sekali memotong-motong tubuh tapi pada akhirnya tidak dimakan juga ... Sangat sia-sia!" Shavira menjilat-jilat bibirnya.

"Tunggu, sebelum itu ... Aku mau melihat dimana kau menahan mangsamu!" Calista butuh keberanian dan persiapan mendadak untuk melakukan itu. Karena harus menjaga pikirannya agar fokus pada sebuah angan-angan dan tujuan tidak jelas agar Shavira tidak bisa membaca pikirannya, "Aku butuh asuransi! Jika kau berani melakukan sesuatu aku akan membebaskan semua makananmu dan kau akan kelaparan selamanya. Bahkan aku akan mengatur agar Kak Nayla tidak memberimu teman sekamar lagi! Meski aku mati disini aku akan melakukan segala cara untuk mengganggumu! Jangan meremehkan jiwa pendendam!" Calista dengan segala ancamannya tapi Shavira mengganggap itu lucu membuatnya tiba-tiba melahap potongan tubuh disana yang sudah membusuk sambil tertawa kegirangan. Seperti anak kecil yang tiba-tiba saja lahap makan karena bahagia dengan suatu hal.

Calista menyipitkan matanya untuk melihat kelakuan Shavira tapi dia kembali memejamkan matanya. Kali ini bukan karena hanya tidak berani tapi takut akan muntah lagi padahal sudah tidak ada yang bisa dimuntahkannya.

"Siapa yang mengancam siapa?! Bukankah sudah kukatakan jika disini selalu berubah-ubah. Kau lupa?!" Shavira dengan suara mengunyahnya yang sangat menyebalkan didengar.

"Aku tidak peduli! Aku hanya ingin melihatnya!" Calista ngotot.

"Baiklah, kalau begitu berikan rambutmu!"

"Rambut?" Calista perlahan membuka matanya dan terpeleset jatuh mengenai dinding hingga kepalanya terbentur karena kaget dengan Shavira yang ternyata begitu dekat dengan wajahnya.

"Kau tidak lihat? Aku tidak punya rambut!" Shavira menunjuk kepalanya yang botak dengan wedding veil yang ternyata bisa tinggal di kepalanya karena melobangi kepala supaya bisa dimasukkan seperti benang kemudian di keluarkan dari lubang lain dan diikat.

"Kau tidak lihat rambut yang ada disini! Kau mau sebanyak apa lagi? Memangnya kau mau membuka salon atau menjual rambut palsu?!" Bahkan untuk dirinya sendiri, Calista merasa leluconnya itu sangat konyol.

"Itu makananku, kusimpan untuk hal spesial. Atau kau mau menggantikannya?" Shavira tiba-tiba mengatup-ngatupkan gigi dengan semangat.

"Kau benar-benar sudah menunjukkan sisi dirimu yang sebenarnya ya?!" Calista dengan suara yang bergetar, dia ingin terus terlihat kuat pada situasi yang tidak bisa dia hadapi, "Ini!" Calista mencabut satu helai rambutnya.

"Kau bercanda?! Aku mau banyak!" Shavira mendekati Calista dengan cepat dan menggigit rambut Calista kemudian menariknya dengan paksa.

Calista tidak tahu harus berbuat apa dengan kejadian yang begitu cepat itu. Tapi yang jelas saat ini dia merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Shavira menarik rambut seakan ingin menguliti kulit kepala Calista juga.

"Kau menyakitiku! SHAVIRA!!!"

Shavira berhenti tapi sudah memiliki rambut Calista di dalam mulutnya.

Air mata Calista mengalir turun ke pipinya tapi langsung dihapus, "Kalau kau mau memakanku, usahakan bunuh aku dulu dan jangan mempermainkanku untuk hiburanmu." dia kini berdiri tanpa rasa takut di hadapan Shavira mempertahankan harga dirinya yang terus diinjak-injak.

"Dasar manja!" Shavira membalikkan badan memunggungi Calista, "Ikut aku!"

Calista mengikuti dengan enggan, selama ini saat membenci seseorang dia berusaha untuk menghindar tapi keadaan sekarang tidak memberinya pilihan. Dia harus terjebak bersama makhluk yang paling dibenci tanpa punya kekuatan untuk bisa menghindar apalagi melawan.

"Aaaaaaa!" Calista yang belum selesai dengan perasaannya tapi sudah mendapat kesialan lain. Lantai tiba-tiba miring dan menjadi perosotan yang begitu panjang. Calista beberapa kali terus terbentur ke dinding karena kecepatan yang tidak bisa dikontrol. Calista berusaha meraih apapun tapi tangannya terus tergelincir.

Sebuah rambut tiba-tiba muncul dari atas, Calista meraihnya tapi berakhir melilit kedua kakinya hingga kini dia tergantung terbalik. Saat setelah menghapus segala kotoran yang memenuhi matanya dia telah berada di tempat baru.

Shavira muncul disampingnya dan membuka mulutnya hingga rambut Calista memanjang dan membentuk seperti benang jahitan sedikit demi sedikit menjadi sebuah pintu.

"Kau akan tetap membuatku dalam posisis ini?" Calista tidak bisa menahan untuk tidak mengeluh. Kepalanya terasa sangat pusing sekarang karena dalam posisi terbalik bagaikan kepompong yang terbungkus rambut.

"Kalau kakimu menyentuh tempat ini, kau akan tinggal selamanya disini. Kau mau?" Shavira dengan tersenyum akhirnya berbicara dengan menggunakan mulutnya bukan dengan pikiran.

"Jadi, kau aman berbicara disini?" Calista mensyukuri permainan baru Shavira yang entah akan membuatnya kesal seperti apa lagi nanti dengan suasana hati hantu tidak stabil, "Ini kan ...." Calista melihat kamar 206 yang banyak berjejeran setelah melewati pintu rambutnya. Meski disana seperti pantai yang sedang surut air lautnya dalam hal ini darah dengan langit merah juga dan bulan merah bersinar berkilauan, bahkan Calista sempat kagum dengan keindahan langit disana meski itu hanya dibawah lima detik karena saat mengalihkan pandangan dia kembali kesal.

"Mereka semua terjebak di dalam kamar. Sebenarnya mereka tidak pernah kemana-mana ...." Shavira dengan bangga menunjukkan tahanannya seakan dia sedang memamerkan pialanya, "Ini seperti memiliki banyak kulkas dengan tiap makanan di dalamnya."

"Ada alasan kenapa Amara bisa menyentuhku sebelumnya karena dia manusia bukan hantu yang tahu peraturan disini seperti apa. Seharusnya aku lebih cepat tanggap dan membuatnya lebih cepat sadar." Calista menebak-nebak dikamar mana Amara berada. Tapi tentu saja mustahil.

"Kalau kau menolongnya, aku akan memakanmu walau kau tidak enak!" Shavira langsung mengarahkan kepalanya ke depan wajah Calista.

...-BERSAMBUNG-...

1
🏡s⃝ᴿ ❤️⃟WᵃfSHanum
murah banget sewa kosan nya
❤️⃟Wᵃf Nesia
lanjut
Wanita Aries
Agak puyeng bacanya
Ini kyk smacam misi yg harus di ungkap
Wanita Aries
Mampir thor
SENJA
buset dah serem amat nih anak kecil 😱
SENJA
udah kejadian! nyesel juga percuma sekang pikir caranya supaya survive ✊🏼
SENJA
nah ini bener ini
" di setiap ada kesulitan , pasti ada kemudahan"
Arin
lajut terus kak
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
lanjutkan kak
❤️⃟Wᵃf Nesia
loh loh
SENJA
wah kok bisa gitu 😳
Jan
chapter 2 mau coba baca malam, biar terasa sensasinya
aurel
hai Thor aku sudah mampir, jangan lupa mampir juga di karya aku " istriku adalah kakak ipar ku "
Arin: hai aku udah mampi. semangat kak
total 1 replies
sasip
sudah mampir untuk kasih semangat.. 💪🏻
luvminsung
SEMANGATTTTT
@Risa Virgo Always Beautiful
lanjut up
Manusia
Kos mana masalahnya yg 100rb😭😭calista jangan mau nak, jangan tergoda dngn harga murce
🥑⃟🟢☘𝓡𝓳 Lucia Navaro🔰π¹¹
lanjuttt kaaaa penasaran ma kejadian selanjutnya
❤️⃟Wᵃf Nesia
Lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!