Kayla lahir dari pernikahan tanpa cinta, hanya karena permintaan sahabat ibunya. Sejak kecil, ia diperlakukan seperti beban oleh sang ayah yang membenci ibunya. Setelah ibunya meninggal karena sakit tanpa bantuan, Kayla diusir dan hidup sebatang kara. Meski hidupnya penuh luka, Kayla tumbuh menjadi gadis kuat, pintar, dan sopan. Berkat beasiswa, ia menjadi dokter anak. Dalam pekerjaannya, takdir mempertemukannya kembali dengan sang ayah yang kini menjadi pasien kritis. Kayla menolongnya… tanpa mengungkap siapa dirinya. Seiring waktu, ia terlibat lebih jauh dalam dunia kekuasaan setelah diminta menjadi dokter pribadi seorang pria misterius, Liam pengusaha dingin yang pernah ia selamatkan. Di tengah dunia yang baru, Kayla terus menjaga prinsip dan ketulusan, ditemani tiga sahabatnya yang setia. Namun masa lalu mulai mengintai kembali, dan cinta tumbuh dari tempat yang tak terduga…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17 Map Rahasia dan Jalan Tak Biasa
Rumah Kayla, pukul 20:11.
Di atas meja makan kecilnya, tergeletak map coklat itu. Kayla menatapinya seolah map itu bisa bicara.
Ia membuka isinya perlahan: daftar kontak rahasia, lokasi-lokasi aneh tanpa alamat lengkap, kode-kode pertemuan medis dengan istilah yang bahkan ia belum pernah dengar.
Ada juga kartu akses dengan nama:
dr. K.A. / Status: Medis Non-Formal – Kategori: Tingkat 1B
Kayla menutup map itu keras-keras dan menghembus napas.
Ponselnya berbunyi.
Cika. Video Call. “Buka kameramu!” seru Cika dari layar.
Kayla mengangkat alis. “Lagi di rumah, baru pulang. Kamu kenapa?”
“Jawab jujur. Kamu abis ngelamar jadi dokter CIA?” tanya Cika
Kayla memincingkan mata. “Kamu baca pikiranku dari mana?”
Rina ikut menyusul di layar belah dua. “Kami tahu kamu dapat tawaran ‘aneh’ dari pasien VIP. Kay, kami bukan buta!”
Lala muncul juga. “Kami ngintip suster ICU. Katanya kamu dijemput orang bersetelan kayak agen rahasia.”
Kayla menatap mereka satu-satu. Lalu berkata pelan, “Aku diminta jadi dokter pribadi. Tapi... bukan dokter biasa. Ada protokol. Nama samaran. Lokasi rahasia.”
“Kayla…” Lala mulai tenang, “Apa kamu tahu siapa dia?”
“Liam Mahendra.” jawab Kayla
Hening.
Cika meledak, “ LIAM ?! Yang punya Mahendra Corp?! Yang kata berita bisa bikin satu provinsi berhenti bicara cuma dengan satu kalimat?!”
Rina mendesis, “Kay, dia bahaya.”
“Tapi dia juga jujur dalam caranya yang... gelap.”ujar Lala
Keesokan harinya
Kayla menemui Kakek Albert di taman kota tempat mereka biasa duduk sore.
Pak Albert menyuapinya potongan kue yang ia bawa sendiri dari rumah.
“Aku dengar kabar dari cucu palsuku yang cerewet itu,” gumamnya.
Kayla tersenyum kecil. “Saya nggak bisa bohong ke mereka.”
“Bagus. Itu berarti kamu masih waras.” ujar kakek Albert
Pak Albert menyesap tehnya. “Kamu ingin tanya pendapatku?”
Kayla mengangguk.
“Kalau kamu ingin hidup damai, tolak saja. Tapi kamu bukan gadis damai. Kamu... selalu menembus batas, demi anak-anak kecil yang bahkan tak tahu kamu mengorbankan apa.” jawab kakek Albert
“Tapi kali ini bukan anak-anak.” ujar Kayla
“Benar. Tapi bisa jadi... ini anak-anak dari dunia lain, yang juga tak punya suara. Dan kamu bisa jadi suara itu.” ujar kakek Albert
Kayla terdiam. “Apa saya boleh... ikut dunia yang asing, kalau saya tetap jadi diri saya?”
Pak Albert menoleh tajam. “Boleh, asal kamu tahu kapan keluar kalau dunia itu mencoba mengubahmu.”
Malam harinya
Kayla menulis di jurnalnya:
“Tawaran ini bukan tentang uang. Tapi tentang kepercayaan dari seseorang yang hidup dalam bayang-bayang. Dunia ini tak adil. Tapi aku tak bisa cuma berdiri di terang dan berharap gelap akan hilang sendiri. Aku akan masuk. Tapi dengan langkahku sendiri.”
Pagi berikutnya
Kayla berdiri di gedung Mahendra Corp.
Di tangan kirinya map itu. Di tangan kanannya — kartu akses rahasia.
Asisten dari Liam menyambut. “Kami sudah tunggu. Tuan ada di ruang observasi.”
Saat pintu lift tertutup, Kayla memandang pantulan wajahnya.
“Kamu tetap Kayla. Anak yang dulu dibuang, kini menentukan jalan hidupnya sendiri.” batin Kayla
Pintu lift terbuka.
Dan di sanalah Liam ... berdiri dengan jas hitam dan ekspresi yang sulit ditebak.
“Selamat datang... ke sisi lain dunia, dr. Kayla.” ujar Liam
----
Sabtu pagi, rumah Kayla
Suara bel di pagi hari membuat Kayla berlari ke depan rumah. Begitu membuka pintu, ia langsung disambut dengan teriakan ceria.
“Serbuuu diaaa!”
Lala lebih dulu masuk, membawa kotak berisi susu kambing segar dan ayam kukus. “Buat kamu dan kalau kamu punya kucing!”
Cika menyusul, dengan ransel besar. “Penuh bekas perban operasi dan energiku yang habis.”
Rina terakhir, menenteng dua botol kopi hitam. “Untuk menenangkan sistem saraf kami yang overheat.”
Kayla tertawa. “Masuk dulu, para dokter aneh. Aku udah siapin karpet dan mi goreng instan.”
Beberapa saat kemudian, mereka duduk bersila di lantai ruang tengah.
Cika menggigit telur rebus. “Kemarin aku pegang pisau di jam tiga pagi. Jaringan otot robeknya parah banget, hampir putus arteri.”
Lala berteriak, “Duh! Aku megang kucing yang habis ditabrak. Tapi pemiliknya lebih panik daripada si kucing. Bayangin!”
Rina angkat bahu santai. “Aku nemu pecahan kuku di rongga perut mayat. Pelakunya mungkin pakai pisau kecil, bukan pisau dapur.”
Kayla memandangi mereka satu-satu. “Dunia kita beda, tapi tetap aja kalian bikin aku berpikir: hidup kita nggak normal ya.”
Lala tertawa. “Tapi kita tetap ketawa!”
Sore menjelang, mereka bersih-bersih dan siap pulang.
Lala menatap rumah Kayla. “Kamu tahu? Rumah kecilmu ini seperti jantung kita berempat. Di sini kita istirahat, di luar sana kita bertempur.”
Kayla mengangguk pelan. “Aku bersyukur kalian masih ada. Bahkan saat aku mulai masuk ke dunia yang nggak bisa aku ceritakan sekarang.”
Rina menoleh tajam. “Kami akan tunggu kamu cerita… bukan untuk menghakimi, tapi untuk jaga kamu.”
Malamnya
Saat Kayla sedang mencuci cangkir terakhir di dapur, ponselnya bergetar.
[Encrypted Msg from L] : “Pasien rahasia akan dipindahkan malam ini. Lokasi dan waktu menyusul. Pastikan kamu siap.”
Kayla memandangi pesan itu sambil berbisik sendiri, “Kalau mereka tahu aku mulai menolong orang di balik bayang-bayang… Apakah mereka tetap bisa melihatku sebagai Kayla yang sama?”
Ia menyimpan ponsel.
Menatap langit malam di jendela.
Lalu tersenyum kecil. “Aku harus jadi Kayla yang bisa berdiri di dua dunia. Untuk kebaikan, bukan kekuasaan.”
Bersambung
mantap 👍
kl orng lain,mngkn g bkln skuat kayla....
ank kcil,brthan hdp s luarn sna pdhl dia msh pnya sseorng yg nmanya ayah.....
😭😭😭
mudah dipahami
mna pas lg,jdinya ga ara th jd nyamuk....😁😁😁.....
Liam niat bgt y mau pdkt,smp kayla prgi kmna pun d ikutin....blngnya sih kbetulan.....tp ha pa2 lh,nmanya jg usaha....smngtttt....
trnyta ank yg d buang,skrng mlah jd kbnggaan orng lain....slain pntr,kayla jg tlus....skrng dia pnya kluarga yg syng dn pduli sm dia....