NovelToon NovelToon
Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Obsesi / Romansa
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author:

Althea hanya ingin melupakan masa lalu.
Tapi takdir membawanya pada seorang Marco Dirgantara ,CEO Dirgantara Corp sekaligus mafia yang disegani di Eropa.
Kisah cinta mereka tidak biasa. Penuh luka ,rahasia dan bahaya.

Bab 2 - Hari Pertama ,Tatapan yang Tak Mau Pergi

Ke Esokan Harinya ....

Althea menatap pantulan dirinya di lift dengan napas tercekat. Rambutnya diikat rendah, blus biru pastel yang bersih meski sedikit kusut, dan rok hitam yang baru saja ia setrika semalaman. Matanya tampak lelah, tetapi masih menyala ,entah karena gugup, atau karena keberanian sisa-sisa dari kemarin. Untuk menetralisir debar jantung nya ,ia menarik nafas dalam-dalam ,kemudian membuangnya secara perlahan.

Lift berhenti di lantai 46.

Pintu terbuka. Suasana koridor pagi itu terasa lebih sibuk, langkah-langkah cepat para karyawan pria dan wanita berseragam formal melintas, sebagian membawa tablet, sebagian membawa ekspresi tegang.

Tak ada yang menyapanya. Bahkan ketika ia memperkenalkan diri secara pelan ke beberapa orang, yang dia dapatkan hanya anggukan sekilas dan pandangan atas-bawah seolah ia salah kostum.

“Dia pegawai yang baru itu ya?” bisik seorang wanita pada temannya saat Althea berjalan lewat. “Cantik sih... tapi kayaknya terlalu lugu banget buat bisa tahan lama di sini.”

“Biasanya yang begitu nggak sampai seminggu,” balas yang lain. Dengan tatapan sini ,mereka tertawa pelan, namun cukup keras untuk didengar Althea.

Ia mengabaikannya. Sudah terlalu terbiasa dengan omongan seperti itu. Sudah lama ia belajar untuk lebih baik diam daripada menjelaskan pada orang yang hanya ingin menghakimi.

Sebuah suara laki-laki dari arah belakang menghentikan langkahnya.

“Safira.”

Ia berbalik. Pria berjas biru tua dengan rambut rapi dan postur tinggi menghampirinya sambil menatap jam tangan.

“Saya Reno, sekretaris pribadi Tuan Dirgantara. Mulai hari ini, anda bekerja di bawah pengawasan saya.”

“Baik, Pak Reno,” ucap Althea cepat.

Reno mengangguk, lalu berjalan cepat. “Ikuti saya. Kita mulai dari ruang konferensi internal. Ada presentasi mingguan, dan anda harus mencatat.”

---

Ruang konferensi penuh sesak oleh para manajer dan kepala divisi. Althea duduk paling belakang, ia membuka buku catatan. Tangan kirinya sedikit gemetar, tapi ia berusaha tenang.

Pintu di depan terbuka. Pria itu masuk, Marco Dirgantara ,diikuti suara-suara langsung mereda. Semua tampak berdiri menyambutnya ,sedangkan yang disambut hanya memberi anggukan kecil sebelum duduk di kursi utama. Aura dinginnya langsung menyebar seperti kabut ,membuat seketika sunyi dan mencekam.

Tanpa senyum dan tanpa basa-basi.

Presentasi dimulai. Beberapa manajer terlihat gugup, terutama saat Marco melemparkan pertanyaan tajam atau menyoroti laporan yang tak sesuai target.

“Kalau Anda datang ke sini hanya untuk melapor angka seadanya, silakan keluar! DirCorp tidak butuh orang malas.”

Althea menunduk pelan. Ia menulis cepat, menyalin data dan poin penting. Tapi sesekali ia juga merasa ada tatapan menusuk mengarah padanya.

Dugaan nya benar ,karena saat ia mengangkat wajah ,mata tajam Marco sedang menatap langsung ke arahnya dari ujung ruangan. Datar dan tanpa ekspresi. Seolah ia hanya angka ,atau lebih buruk nya lagi masalah.

Tiba-tiba ia bicara. “Althea Safira.”

Seluruh ruangan menoleh.

Althea berdiri pelan, jantungnya melonjak. “Ya, Tuan?”

“Berikan saya satu alasan kenapa saya tidak memecat Anda hari ini juga.”

Suasana hening ,sangat hening. Bahkan mungkin hanya suara helaan nafas yang terdengar.

Althea merasa tenggorokannya tercekat. Tapi ia menatap Marco, dan berkata dengan suara tenang...

“Karena saya belum diberi kesempatan untuk membuktikan saya layak.”

Beberapa orang nampak terkejut. Bahkan Reno yang duduk di samping Marco seperti menahan napas.

Marco tidak berkedip. Matanya menajam, seperti sedang mengukur keberanian Althea.

Lalu... sebuah senyum muncul di ujung bibirnya ,bukan senyum ramah,melainkan senyum sinis yang entah kenapa membuat ruangan semakin dingin.

“Menarik.”Ucapnya datar

Ia kemudian berdiri dari kursi utama.

“Reno, tunjukkan pada Safira seperti apa tekanan sesungguhnya di perusahaan ini. Dan pastikan dia tidak menangis sebelum jam kerja selesai.”

---

Pukul tiga sore, Althea masih duduk di depan meja kecil yang diberikan padanya. Tumpukan dokumen review kontrak menanti, dan setiap catatan yang salah akan langsung dikembalikan dengan tanda merah besar.

Reno termasuk orang yang cukup profesional ,Tapi juga tegas. Ia tak pernah menegur keras, tapi tidak juga memuji.

“Jangan ragu bertanya kalau tidak mengerti,” ucap Reno. “Tapi jangan tanya dua kali untuk hal yang sama, karena aku tidak menyukainya.”

Althea mengangguk cepat, Ia mencatat sambil menahan rasa perih di ujung mata. Tiga jam tanpa minum, tanpa istirahat. Tapi ia bertahan ,dan itu harus.

Tepat pukul lima sore, semua karyawan mulai keluar. Tapi Althea masih di sana, merapikan meja, menyimpan dokumen dengan rapi.

Suara langkah kaki berat berhenti di belakangnya.

Althea menoleh pelan ,Marco tampak berdiri tenang , tanpa jas, hanya mengenakan kemeja putih dan celana panjang gelap. Lengan kemejanya digulung, membuat pembuluh darah di lengannya tampak mencolok.

“Masih di sini?”Tanyanya datar

“Saya ingin menyelesaikan semua tugas hari ini, Tuan,” jawab Althea tanpa menatap langsung.

Tiba-tiba Marco melangkah ke samping meja, bahkan berdiri terlalu dekat.

“Kau terlihat... lelah,” katanya pelan. “Tapi kau masih belum menangis ,sepertinya Reno kalah taruhan.”

Althea terdiam.

“Kenapa kau tidak mundur saja, Althea?” lanjutnya. “Tidak ada yang akan menyalahkanmu kalau menyerah. Kau bukan dari dunia ini.”

Ia menatap ke arah luar jendela. “Tempat ini... bisa membuat orang hancur tanpa perlu berteriak.”

Althea mengangkat wajah. “Mungkin saya memang bukan dari dunia ini, Tuan. Tapi saya juga tidak punya tempat lain untuk pergi.”

Marco kembali menatapnya. Kali ini tatapan itu seperti menghujam ,sorot mata yang tidak dapat di artikan ,begitu dalam melihat wajah cantik Althea.

Untuk sesaat, sesuatu dalam ekspresinya berubah. Tidak sedingin biasanya ,tidak tajam, tapi suram dan terluka.

“Berbahaya kalau kau jujur seperti itu di depanku.”

Ia kemudian menjauh, berjalan keluar ruangan. Tapi sebelum pintu menutup, ia berkata tanpa menoleh...

“Besok ,kau harus datang lebih pagi ,aku ingin kau ikut rapat internal divisi legal.”

Pintu tertutup.

Althea duduk kembali. Tangannya gemetar ,tapi ada senyum samar yang akhirnya muncul di wajahnya lelahnya ,bukan senyum lega, tapi... senyum orang yang tahu bahwa dirinya sudah masuk terlalu jauh.

Dan tak ada jalan keluar bagi dirinya.

Althea kembali merenung ,ia masuk terlalu jauh ,untuk melupakan masa lalunya ,untuk masa depan Ares ,adik laki-laki ,dan satu-satunya keluarga yang ia punya di dunia ini.

Helaan nafas panjang kembali terdengar ,namun bersama itu ,ada kekuatan baru yang seolah masuk dalam dirinya.

Althea kembali menjadi tameng untuk hidupnya sendiri ,meski tak mudah dan terasa berat ,namun tetap harus ia jalani. Dalam hatinya bertekad ,ia harus mampu merubah hidupnya ,entah itu lebih baik atau hanha sekedar bisa menghilangkan bayang masa lalunya yang kelam.

Selamat malam Kak ,tolong jangan lupa Like Vote juga Komen nya yaa Kak.. Happy reading ♥️

1
ISIMPFORMITSUKI
Mantap jiwaa!
Thảo nguyên đỏ
Gemesin banget karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!