Ini adalah lanjutan dari Kultivasi Raja Bayangan, jadi baca dulu jilid pertama dan kedua sebelum ke novel ini...
Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya sepert
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 17 — Perang Dua Aliran II
Liu Yuwen tidak pandang bulu, ia membunuh para kultivator yang dijumpainya dalam sekali serangan. Kultivator aliran hitam itu pasti tidak menduga akan ada orang yang membunuh mereka saat berada di markasnya sendiri.
Liu Yuwen masih melakukan serangan diam-diam, ia yakin Aruna dan lainnya juga melakukan hal demikian.
Setelah menghabisi dua puluh korbannya, Liu Yuwen menyadari anggota sekte aliran hitam yang ia bunuh memiliki seragam berbeda-beda. Liu Yuwen menebak hal ini dikarenakan markas sekte aliran hitam yang kunjungi sekarang sedang beraliansi dengan sekte aliran hitam lainnya.
"Padahal niat awalku tidak ingin ikut campur masalah dari dunia ini, tapi sepertinya aku memang tidak bisa diam melihat kejahatan begitu saja..." Liu Yuwen menggelengkan kepalanya pelan.
Liu Yuwen melanjutkan membunuh kultivator aliran hitam lainnya, mereka yang berada di ranah Alam Raga ke bawah tak bisa bertahan dalam sekali tebasan Pedang Pembasmi Raja yang begitu tajam, dalam waktu belasan menit, jumlah korban di tangan Liu Yuwen meningkat tajam sampai mencapai ratusan orang.
Saat Liu Yuwen ingin membunuh lebih banyak lagi, suara lonceng menggema di sekitaran markas tersebut. Suara itu terdengar begitu jelas terutama karena saat ini mereka sedang berada didalam gua.
Suara lonceng itu menandakan keberadaan Liu Yuwen dan kelompoknya sudah diketahui pihak musuh.
Liu Yuwen sama sekali tidak terkejut karena sejak awal dirinya sudah menduga hal ini akan terjadi, Liu Yuwen yang sendiri saja sudah membunuh ratusan orang di markas ini dalam waktu singkat apalagi Aruna dengan lima puluh gadis elf bersamanya, ia yakin jumlah korban di tangan mereka sudah medekati ribuan orang.
Jumlah kematian sebanyak itu tidak mungkin bisa disembunyikan terutama bau amis darah yang mudah tercium oleh hidung manusia.
Selepas lonceng itu berbunyi, Liu Yuwen tidak punya alasan lagi menyerang mereka secara diam-diam, ia juga tak menahan diri lagi, mulai menggunakan segenap kemampuannya.
"Itu dia penyusupnya, dia telah membunuh rekan-rekan kita!"
"Hati-hati, jangan sampai dia lolos dari sini."
"Berani mengacaukan markas Tengkorak Merah, kau harus mati dalam penyesalan."
Karena terlalu fokus mengurangi jumlah lawan, Liu Yuwen mendapati dirinya sudah berada dalam kepungan musuhnya.
Sekitar dua ratus orang lebih mengitari Liu Yuwen dengan nafsu membunuh yang kuat terpancar dari mereka ke arahnya.
"Kalian bisa berkumpul seperti ini, kenapa tidak dari tadi saja..." Liu Yuwen mengayunkan pedangnya, membersihkan dari darah yang menempel. "Akan membutuhkan waktu lama jika membunuh kalian satu persatu seperti sebelumnya."
"Diam! Beraninya kau masih bertindak arogan setelah dikepung seperti ini!" Salah satu kultivator berteriak geram sambil menunjuk Liu Yuwen. "Apa kau buta, siapa yang diburu dan siapa yang menjadi buruan sekarang?!"
Menanggapi perkataan tersebut, Liu Yuwen langsung tertawa kecil. "Buruan? Aku benar-benar tidak tahu siapa yang menjadi buruan saat ini."
Seiring perkataannya, Liu Yuwen melepaskan elemen gravitasinya yang kuat ke arah mereka.
Kultivator aliran hitam yang sedang mengepung Liu Yuwen tiba-tiba mendapati pundak mereka terasa berat seperti tertindih sesuatu, sebagian besar dari mereka jadi kesulitan bergerak hingga akhirnya jatuh berlutut
Butuh beberapa detik untuk para kultivator itu menyadari semua ini disebabkan oleh kekuatan Liu Yuwen.
"Teknik Pedang Raja — Bayangan Diujung Senja!"
Tanpa basa-basi lebih jauh, Liu Yuwen langsung menggunakan teknik pedangnya. Tubuh Liu Yuwen terpecah menjadi dua belas bayangan yang kemudian mereka bergerak ke arah yang berbeda dan mengambil nyawa setiap kultivator yang berada disekelilingnya.
Dalam waktu singkat, puluhan kultivator aliran hitam gugur dalam jurus pedang tersebut.
Para kultivator aliran hitam menelan ludah dan bernafas perlahan, kini mereka memandang Liu Yuwen dengan cara berbeda, dipenuhi ketakutan. Mereka tidak menduga penyusup yang mendatangi markas mereka merupakan seekor Monster.
"Sekarang kau mengetahui siapa yang diposisi buruan?" Liu Yuwen tersenyum sinis, "Jangan khawatir, aku akan membunuh kalian dengan cepat."
***
"Tuan, ternyata anda disini?"
Aruna tiba-tiba mendatangi lokasi Liu Yuwen sesudah pemuda itu menghabisi kultivator aliran hitam yang mengepungnya.
Kedatangan Aruna membuat Liu Yuwen mengerutkan dahi. "Apakah semuanya sudah selesai?"
Aruna mengangguk. "Kami sudah memeriksa setiap titik bangunan di markas ini, sekarang tidak ada lagi dari mereka yang tersisa."
Liu Yuwen mengelus dagunya. "Bagaimana dengan orang-orang yang mereka culik?"
"Tidak ada ruang tahanan disini, sepertinya sekte aliran hitam ini tidak pernah menculik korbannya."
Liu Yuwen memangut-mangutkan kepalanya, sebelum pergi dari markas sekte itu, Liu Yuwen menyuruh Aruna dan yang lain untuk mengambil semua harta yang mereka miliki.
Nyatanya Aruna sudah lebih dulu melakukannya, ia mengayunkan tangannya, seketika gunungan koin emas beserta tumpukan pusaka keluar dari cincin ruang gadis itu.
"Sebanyak ini?" Liu Yuwen cukup terkejut.
"Ehm, aku hanya menyimpan sebagiannya, kemungkinan anggota asosiasi yang lain juga mendapat harta dengan jumlah serupa."
Sekte aliran hitam pada dasarnya memiliki jumlah harta yang lebih banyak dibandingkan sekte aliran putih, ini karena mereka mengumpulkan harta dengan cara yang cepat seperti merampok, membunuh, dan menjarah.
Apalagi Liu Yuwen menyerbu markas yang merupakan sekte besar aliran hitam sehingga tidak heran harta yang dikumpulkan di sana juga sangat besar.
Liu Yuwen menggaruk kepalanya, ia kemudian menanyakan tentang perihal lain seperti Patriark dari sekte ini yang pasti mempunyai kekuatan yang paling kuat di markas tersebut.
Liu Yuwen tidak menghadapinya namun ternyata Aruna menjelaskan bahwa dirinyalah yang mengalahkan ketua sekte itu.
"Dia memiliki kekuatan Alam Kaisar Tahap 4, tetapi untungnya ia masih dalam jangkauan kemampuanku sehingga aku bisa mengalahkannya..." Cerita Aruna.
Liu Yuwen tersenyum dan mengelus pipi Aruna dengan lembut, "Kau sekarang sudah menjadi kultivator yang kuat ya Aruna."
"Ini semua berkat Tuan..." Aruna tersipu, jantungnya berdegup dengan kencang.
Selepas menyerang markas tersebut, Liu Yuwen bersama kelompoknya pergi dan mencari lokasi sekte aliran hitam yang lain.
Dengan lima puluh gadis ras elf di Alam Kaisar Tahap 4 ditambah dirinya, tidak sulit bagi Liu Yuwen menghancurkan markas-markas sekte aliran hitam berikutnya dalam waktu yang relatif cepat.
Liu Yuwen pergi dari satu lokasi ke lokasi yang lain, pindah dari satu tempat ke tempat yang berbeda hingga tidak terasa pemburuan markas itu sudah berlangsung selam satu bulan lebih.
Liu Yuwen bersama kelompoknya telah menghancurkan tujuh dari lima puluh markas sekte aliran hitam yang sudah diketahui dan kini mereka sedang menuju markas sekte yang ke delapan.
"Tuan, sepertinya markas sekte aliran hitam ini ditinggalkan oleh sebagian besar anggotanya?" Ucap salah satu gadis elf yang melapor.
Liu Yuwen menaikan alisnya. "Kenapa? Apakah mereka sudah mengetahui keberadaan kita yang menuju kesini."
"Tidak Tuan, bukan demikian! Lebih tepatnya sekte aliran hitam yang yang ada disini sedang melakukan serangan di salah satu kota."