NovelToon NovelToon
Daniel & Hana

Daniel & Hana

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Percintaan Konglomerat
Popularitas:881
Nilai: 5
Nama Author: Arashka

Welcome to the sequel of You're Mine Brianna

Perjalanan seorang Hana Elodie Brown menghindari Ayahnya yang otoriter terhadap dirinya. Berbagai cara ia lakukan agar hidupnya bisa terbebas dari aturan yang menurutnya tak sesuai dengannya. Sampai pada suatu ketika, Hana dipertemukan oleh takdir dengan seorang pria yang tak pernah ia inginkan semasa hidupnya, Daniel Leonardo Smirnov. Seorang mafia yang dunianya penuh dengan kegelapan melebihi tempat tergelap di dunia. Mampukah Hana menjadi penerang bagi Daniel dan akankah Daniel mampu memberikan kehidupan yang diinginkan oleh Hana? Simak terus kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Panggil aku Daddy

"Akkhh..." suara rintihan Garret terdengar begitu nyaring saat tubuhnya di seret lalu di dorong hingga tubuhnya membentur dinding penjara yang dingin. 

"Kau bodoh, Garret. Kau sangat bodoh!" Pekik Daniel sembari menarik rambut Garret lalu membenturkan kepala pria itu ke dinding. Garret merasakan sakit yang luar biasa. 

"Berani-beraninya kau berniat untuk membunuh ibuku, huh?" Daniel memasangkan sebuah cincin dengan hiasan batu yang cukup besar serta di bagian sisinya terdapat sesuatu yang seperti duri. 

BUGH

Daniel menghantam wajah Garret dengan kepalan tangannya yang sudah dipasangkan cincin tadi. Seketika darah mengucur dari pelipis Garret setelah terkena pukulan itu. 

Garret tertawa terbahak-bahak. "Kalian bahkan sudah menghabisi nyawa ibuku, keluargaku satu-satunya yang aku miliki." 

"Maka kau telah menyusun strategi yang salah!"

BUGH BUGH BUGH

Daniel menendang tubuh Garret sekuat tenaga di beberapa titik vitalnya. Ia membayangkan tubuh itu bak bola yang bebas di tendang dibagian mana saja. Garret sudah lemas di lantai yang beralaskan tanah becek. Mulutnya bahkan sudah memuntahkan darah. Daniel terengah-engah setelah ia menghajar Garret habis-habisan. 

"Katakan apa tujuanmu yang sebenarnya!" teriak Daniel. 

"Kau tahu? Ibuku sangat mencintai ayah kita." sahut Garret dan itu malah membuat amarah Daniel semakin meledak. 

"Jawab pertanyaanku brengsek!" Daniel kembali meninju wajah Garret dengan kekuatan penuh.

Daniel menarik kerah baju Garret hingga pria itu sedikit terangkat. "Jawab aku sialan!!" teriak Daniel. Tapi sayang, pria itu malah tak sadarkan diri. 

"Brengsek!" Umpat Daniel dan langsung melepaskan cengkraman tangannya di kerah baju Garret dan membuat kepala Garret terbentur. 

"Beri dia makan satu kali saja setiap harinya. Buat dia berbicara apa maksud dan tujuan dia sebenarnya mendatangiku. Cabut satu kukunya di setiap pertanyaan yang tidak ia jawab." sahut Daniel kepada para penjaga yang ada di sana.

"Baik Tuan." sahut mereka dengan patuh. 

Daniel kemudian meninggalkan sel bawah tanah itu dengan emosi yang masih tertahan di tubuhnya. Ia bersumpah tak akan membuat Garret mati dengan mudah. Ia ingin membuat pelajaran yang tak akan pernah bisa Garret lupakan seumur hidupnya karena telah berani mencoba membunuh ibunya. Raut wajah itu benar-benar terlihat menyeramkan. Ia masih tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh Garret. Apalagi sebenarnya yang belum ia ketahui di masa lalu? 

Dengan was-was, Hana menunggu kabar selanjutnya dari Daniel. Ia menunggu pria itu dengan cemas karena sempat mendengar suara tembakan di lantai bawah. Ia takut ada seseorang yang terluka. Bukan seseorang, lebih tepatnya ia takut Daniel terluka. Cukup lama Hana menunggu, hingga ia melupakan sesuatu. 

"Oh God, aku bahkan belum sempat menghubungi Liam." ujar Hana. 

Dengan cepat ia mengambil ponselnya dan menekan beberapa angka yang sudah ia hafal di luar kepala. Sambil menunggu panggilan itu tersambung, Hana berjalan ke luar kamarnya dan duduk di kursi yang berada di balkon kamarnya. 

"MOMMY!!!" Teriak Liam dari sebrang sana. 

"Oh my, Liam sayangku." pekik Hana. 

"Mommy, kau kemana saja? Aku sangat merindukanmu." ucap Liam. 

"Sayang, maafkan mommy. Akhir-akhir ini Mommy terlalu sibuk bekerja, dan ponsel Mom hilang, sayang." jawab Hana berbohong.

"Pantas Mommy tidak bisa menghubungimu, Hana." sahut Christy yang berada di samping Liam. 

"Hai Mom, maafkan aku. Aku baru saja membeli ponsel baru." ujar Hana.

'I'm sorry God.' gumam Hana dalam hatinya meminta ampunan kepada Tuhan atas kebohongannya. 

Energi Hana seakan kembali terisi setelah mendengar celotehan dari anak semata wayangnya. Anak laki-laki itu dengan penuh rasa bahagianya menceritakan semua yang ia alami akhir-akhir ini. Hana mendengarkannya sesekali diimbuhi dengan tawanya yang renyah. Tanpa ia sadari ternyata Daniel sudah berada di belakangnya, mendengarkan semua percakapan mereka. 

"Mommy, kapan kembali? Aku sangat merindukanmu." tanya Liam yang kini raut wajahnya sudah berubah sedih karena ia sudah mengetahui jawabannya. 

"Mommy mu akan kembali secepatnya. Dan kau juga akan ikut tinggal bersamanya." ujar Daniel yang tiba-tiba saja menjawab pertanyaan Liam.

Hana terkejut dan menoleh ke belakang. Di sana Daniel sedang membungkukkan tubuhnya dan menatap ke arah layar ponsel agar ia bisa melihat dengan jelas bagaimana wajah anak dari wanita yang mulai ia sukai. 

"Daniel.." ucap Hana dengan mata yang terbelalak.

"Benarkah Mom? Yeaayy.... Grandma, aku akan tinggal bersama Mommy." 

"Siapa dia, Hana?" tanya Christy.

"Dia..."

"Aku Daniel, kekasihnya." jawab Daniel.

PLAK

Hana memukul bahu Daniel seolah tak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Hana. 

"Sorry, Mom. Jangan dengarkan dia." sahut Hana.

"Mom, apakah dia Daddy?" tanya Liam dengan polosnya.

"Kau bisa memanggilku Daddy jika kau mau." jawab Daniel.

"Really? Grandmaaa dia Daddyku! Yeaayyy!!! Aku akan bertemu Mommy dan Daddy!!" pekik Liam dengan sangat girang. 

"Mom akan kuhubungi lagi nanti. Bye.." Hana memutus panggilannya secara sepihak lalu dengan cepat ia menoleh ke arah Daniel dan menatapnya dengan tatapan membunuhnya.

"Jangan pernah menjanjikan sesuatu yang belum pasti akan terjadi, Daniel." ujar Hana tak menyukainya. 

"Aku tak pernah mengingkari janjiku, Hana." jawab Daniel dengan santai. 

"Ckk kau tidak tahu yang sebenarnya! Jadi jangan pernah kau ulangi lagi. Aku akan memberikan pengertian kepada anakku. Sekarang kau pergilah." Usir Hana sembari mendorong dada Daniel agar pria itu menjauh.

Tapi Daniel menahan kedua tangan Hana lalu menggenggamnya. Tatapan Hana beralih ke salah satu tangan Daniel yang memerah. 

"Apa yang terjadi?" tanya Hana.

Daniel mengikuti arah pandang Hana, lalu tersenyum. "Pukulan kecil yang aku berikan pada seorang pengganggu." jawab Daniel.

Mata Hana bergerak ke atas hingga ke bawah memastikan ada luka atau tidak di tubuh pria itu karena ia mendengar suara tembakan tadi. 

"Tak ada yang terluka, tembakan itu melesat ke sembarang arah." jawab Daniel yang mengerti dengan ekspresi penuh tanya di wajah Hana. 

"Hahh syukurlah.." Hana menghembuskan nafasnya dengan lega. 

"Bersiaplah, sebentar lagi kita akan makan malam. Mommy sedang memasak sesuatu untukmu." ujar Daniel.

Hana pun mengganggukkan kepalanya lalu bangkit dari duduknya.

"Perlu bantuan? Aku bisa membantu membersihkan punggungmu jika kau kesulitan." ujar Daniel menggoda Hana. 

"Dasar mesum!" sahut Hana sembari berlalu melewati tubuh Daniel dengan perlahan. 

Daniel memperhatikan wanita itu berjalan dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah itu ia memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang berada di kamar tersebut. Ia ingin meluruskan punggungnya sejenak sekaligus menghilangkan penatnya. 

Setelah hampir dua puluh menit, Hana keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian dada hingga ke pangkal paha. Ia berjalan ke arah ranjang dan menemukan Daniel yang sedang terlelap di sana. Hana mendekat dan memperhatikan wajah tenang dari pria itu. 

Saat Hana menatap wajah tampan Daniel, seketika kelopak mata itu terbuka dan bertatapan langsung dengan manik milik Hana. Hana terkejut dan segera menjauhkan tubuhnya. Namun sayang, Daniel malah menahan tubuh itu hingga dada Hana menempel di dadanya. 

"Apa kau menghabiskan satu botol sabun?" tanya Daniel dengan berbisik.

Hana mengerutkan keningnya. Daniel mendekatkan hidungnya ke ceruk leher Hana dan menghirup aroma mawar yang tercium dari sana. 

"Kau sangat wangi." ujar Daniel. 

Hana tercekat, jantungnya berdetak dengan sangat hebat, bulu-bulu halus di tubuhnya seakan-akan berdiri. 

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!