Disakiti, diselingkuhi, tidak dianggap sebagai istri. Itulah yang dialami oleh Sara selama tiga tahun pernikahannya.
Awalnya dia berniat bertahan karena keluarganya memerlukan kebesaran nama suaminya untuk bertahan dalam bisnis. Tapi dia tak tahan lagi.
Lalu kecelakaan terjadi, membuat suami yang tidak pernah mencintainya berubah.
Apa Sara membatalkan niatnya untuk berpisah? Atau dia tetap dalam pendiriannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Nyonya Besar ketika menerima kabar cucunya kembali pingsan.
"Tuan sepertinya berusaha mengingat lagi" jawab asisten Noel di telepon
"Apa wanita itu yang menyebabkan ini?"
"Ehmmm ... "
Tidak mendengar jawaban yang jelas dari asisten Noel menegaskan bahwa memang wanita itu yang menyebabkan cucunya kembali pingsan. Nyonya Besar sampai di rumah sakit dan segera menemui cucunya. Dan wanita itu, wanita yang menyebabkan cucunya pingsan ada disana. Sedang berpegangan tangan dengan cucunya. Tentu saja hal itu membuat Nyonya Besar sangat marah.
Setelah wanita itu pergi, Nyonya Besar tidak dapat menahan emosi.
"Sudah kubilang, jauhi wanita itu!! Wanita itu hanya akan membuat kondisimu semakin memburuk. Kenapa kau bersikeras sekali mempertahankannya. Dia hanya akan membuat masalah, masalah dan masalah dalam hidupmu. Dia sama sekali tidak layak untuk keluarga Varamus. Sama sekali tidak layak untukmu!!"
"Nek!" panggil Marco
Nyonya Besar luluh dengan panggilan cucunya. Mendekat dan mendapati cucunya sedang menatapnya dengan tajam.
"Ada apa?" tanya Nyonya Besar gugup.
"Sara istriku. Tidak ada yang boleh melukainya!"
Nyonya Besar tidak berani mengeluarkan kata-kata yang merendahkan wanita itu lagi. Dia ... Takut.
Ini kedua kalinya Nyonya Besar merasa takut pada cucunya sendiri. Seperti ada perubahan besar dalam diri cucunya yang baru dia sadari sekarang.
"Nenek hanya ingin memperingatkan mu!"
"Tidak perlu. Yang paling mengenal Sara adalah aku"
"Tapi Marco, nenek ingin menjaga keluarga kita tetap di jalur yang benar. Kalau kau ... " kata-kata Nyonya Besar terhenti lagi karena tatapan tajam cucunya. Nyonya Besar memilih untuk mundur dan keluar dari kamar. Ketika mendengar pembicaraan wanita itu dengan asisten Noel.
"Bagus sekali" pikir Nyonya besar mengetahui kalau wanita itu sudah menyerah pada cucunya. Hal itu berarti dia bisa melakukan rencananya untuk mendekatkan Naya lagi pada Marco.
Kalau mendengar semua ini, calon cucu menantunya itu pasti akan senang sekali.
Tapi ... Bukannya wanita itu sudah mencintai Marco lama sekali? Nyonya Besar berpikir kalau perceraian yang diusulkan wanita itu hanya untuk membuat Marco berpikir ulang. Ternyata ... Karena wanita itu benar-benar sudah menyerah terhadap cucunya?
Perlahan Nyonya Besar berbalik dan melihat cucunya yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Ini berarti, Marco akan benar-benar ditinggalkan oleh wanita itu? Kenapa hati Nyonya Besar menjadi tidak nyaman setelah mengetahuinya?
Nyonya Besar keluar dari kamar dan menatap wajah tenang wanita itu. Bahkan ketika Nyonya Besar membocorkan rencananya untuk mendekatkan Naya lagi pada Marco, wanita itu tidak bereaksi keras. Hanya tenang dan tidak banyak bicara.
Ini adalah keuntungan bagi Nyonya Besar. Dia akan bisa segera menikahkan Naya dengan cucunya. Lalu memiliki cucu yang ... Kenapa hatinya masih merasa tidak nyaman menyadari kenyataan ini?
"Nyonya Besar, Tuan Marco akan segera pulang sekarang. Kata dokter kondisinya sangat membaik. Bahkan tangannya yang sempat terluka pada kecelakaan sudah benar-benar sempurna sekarang" jelas asisten Noel.
"Bukankah katamu keluarga wanita itu sudah menjual semua asetnya untuk membayar hutang?"
"Apa?"
"Keluarga wanita itu!! Kau minta aku, Nyonya tua ini mengulangi pertanyaan ku?!!" kata Nyonya Besar geram.
"Benar Nyonya"
"Apa mereka bisa bertahan hidup setelah menjual semua aset?"
"Keluarga wanita itu memang menjual aset demi melunasi hutang yang mereka ambil tiga tahun lalu. Tapi mereka juga memulai bisnis baru. Mengandalkan aset terakhir mereka yaitu rumah. Mereka membuka usaha pengiriman. Usaha itu berjalan lancar sampai sekarang."
"Usaha pengiriman?"
"Iya, dengan banyaknya pemesanan online, mereka berhasil mendapatkan keuntungan banyak. Bahkan dapat membuka cabang baru di beberapa kota. Di kota ini saja mereka sudah memiliki empat cabang"
Nyonya Besar tidak tahu sebelumnya tentang ini. Ternyata, diam-diam wanita itu sudah mempersiapkan diri sebelum berpisah dari cucunya. Apa hal ini yang menyebabkan wanita itu begitu tenang melepaskan pernikahannya dengan Marco?
"Lalu ... Apa rencana wanita itu setelah bercerai dari Marco?" tanya Nyonya Besar lagi ingin tahu.
"Maksud Anda? Apa proses perceraian Tuan Marco dan Nyonya Sara dilanjutkan lagi?"
"Bukan!!! Maksudku mereka memang akan bercerai sebelum kecelakaan Marco. Apa rencana wanita itu setelah bercerai?"
"Saya kurang tahu Nyonya. Selain berhenti dari perusahaan dan berencana untuk tinggal jauh dari kota. Saya tidak mengerti lagi"
"Jadi wanita itu benar-benar akan meninggalkan Marco begitu saja?"
"Bukankah itu yang Anda inginkan?"
Pertanyaan terakhir asisten Noel mengena sekali di hati Nyonya Besar. Dia memang tidak suka wanita itu. Sama sekali tidak menyukainya. Tapi ... Menyadari bahwa cucunya ditinggalkan begitu saja, membuat hatinya sangat tidak nyaman.
Sampai rumah, Nyonya Besar melihat cucunya berulah lagi. Mengajak wanita itu ke kamar. Menempatkan wanita itu ke tempatnya yang seharusnya di rumah keluarga Varamus. Biasanya Nyonya Besar akan bereaksi keras. Namun kali ini, dia tidak melakukan apa-apa.
"Lihat apa saja yang aku bawa!!" seru Naya disaat semua keluarganya berkumpul. Seperti sekumpulan Heyna yang kelaparan, semuanya mengambil barang bawaan Naya. Melihat kemudian memilih apa yang pantas mereka kenakan.
"Bagaimana?" tanya ayah Naya yang tidak ikut merebut barang bawaan putrinya.
"Nyonya Besar setuju dengan apa yang ayah usulkan. Akhir Minggu ini, Nyonya akan memperkenalkan aku lagi pada kak Marco. Setelah perkenalan itu, kami pasti akan menjadi satu lagi seperti dulu"
"Bagus. Akhirnya ada kesempatan emas. Kali ini jangan sia-siakan. Segera kau menempel pada Marco. Lalu kita beri obat dan membuat kalian bersatu. Setelah itu masalah perceraian atau istri Marco tidak akan menjadi masalah. Apalagi kalau dari malam itu muncul seorang bayi dalam perutmu!!"
"Tapi aku tidak ingin hamil dulu" rengek Naya manja.
"Semakin cepat kau hamil anak Marco, maka kedudukan kita akan semakin stabil" kata ayahnya kesal.
"Tapi aku masih muda, masih dua puluh tahun. Masih banyak yang ingin aku lakukan sebelum memiliki anak"
"Nyonya Besar sudah tua. Kau harus hamil dan memiliki anak dengan cepat. Lagipula setelah menjadi Nyonya Varamus yang sah, kau tidak perlu lagi melakukan apapun. Kalau sudah melahirkan anak, kau juga tidak perlu merawatnya. Karena ada banyak pelayan yang bisa kau perintah"
Naya mulai tertarik dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya. Semakin dia disayang oleh Nyonya Besar, maka semakin banyak barang yang bisa dia miliki. Hanya dengan menunjuk barang yang ada di toko, pelayan akan mengambilkannya untuk Naya. Sungguh menyenangkan.
"Baiklah. Ayah siapkan saja dengan baik. Aku hanya tinggal melaksanakan dan mengambil hasilnya"
"Bagus. Ayah akan siapkan obat paling kuat untuk orang seukuran Marco. Dan kau, harus mempersiapkan diri dengan baik. Jangan sampai kau tidak mampu menampung kekuatan Marco"
"Ayah!!!" teriak Naya lalu tersipu malu. Dia mulai tak sabar membayangkan malam bersama kak Marco yang selama ini tidak pernah diselesaikan dengan baik itu.